Jakarta: Rohani Daeng Tene merupakan seorang ibu rumah tangga yang biasa mendedikasikan dirinya untuk keselamatan ibu hamil. Dedikasi yang dilakukan Rohani Daeng bermula akibat dirinya kehilangan anak keempatnya saat melahirkan.
Rohani bukanlah seorang bidan atau tenaga kesehatan. Ia hanya ibu rumah tangga biasa yang hanya lulusan SMP. Namun kepeduliannya terhadap ibu hamil sangatlah tinggi.
Perempuan kelahiran Tombolo, 17 September 1968 ini mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan para ibu hamil di kampungnya di Desa Beru, kecamatan Polombangkeng Utara, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Sejak tahun 1993, ia mulai mengajak ibu-ibu untuk melakukan imunisasi kepada anak-anak. Perjuangan Rohani untuk membantu menyadarkan pentingnya kesehatan bagi ibu hamil dan anak-anak, membuatnya diangkat sebagai relawan atau kader posyandu di desanya.
Terdorong fenomena pilu
Dahulu, sebelum Rohani menjadi relawan, kebanyakan para ibu hamil melahirkan sendiri di rumah dan hanya dibantu dukun. Bahkan plasenta atau ari-ari bayi dipotong dengan sebilah bambu yang dijadikan pisau. Akibatnya, banyak ibu yang mengalami pendarahan dan tidak tertolong. Belum lagi dampak lain, seperti bayi mengalami infeksi, bahkan meninggal.
Sejak Rohani menjadi relawan, keadaan para ibu hamil mulai berubah. Walau tidak ada bidan dan tenaga kesehatan di desa itu, kini para ibu hamil yang semula malu periksa ke puskesmas, mulai diberikan pencerahan untuk pergi memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas.
Dengan sabar, Rohani yang biasa dipanggil Puang Tene itu, melayani para ibu hamil. Ia bahkan mengantarkan langsung para ibu hamil ke Puskesmas, untuk memeriksakan kehamilannya.
Rohani selalu meyakinkan masyarakat bila rutin diperiksa oleh bidan kehamilan mereka akan lebih sehat dan terpantau. Ibu enam anak ini mengaku, yang dilakukannya hanyalah bagian dari kasih dan rasa kepeduliannya terhadap para ibu hamil dan anak-anak di daerahnya.
Tidak memadainya akses transportasi Desa Beru tempat Rohani tinggal, membuat dia berinisiatif membuat tandu darurat untuk membawa ibu hamil yang akan melahirkan ke puskesmas. Ia dibantu oleh suami dan anaknya membuat tandu dari kursi bambu yang diikat dengan bambu lainnya, supaya nyaman digunakan.
Tanpa pamrih
Atas apa yang dilakukannya, Rohani tidak meminta untuk dibayar sepeser pun. Rohani merasa bahagia, apabila melihat ibu hamil yang ditolongnya bisa melahirkan dengan pertolongan bidan serta Ibu dan bayi juga dalam keadaan sehat.
Kini Rohani merasakan perbedaan yang berarti di masyarakat, sebelum dan sesudah Ia menjadi relawan, salah satunya mereka lebih terbuka terhadap Posyandu dan berkonsultasi ke Puskesmas, kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi anak meningkat, sehingga banyak anak-anak di desa Rohani terlihat lebih sehat dan pintar.
Di sela-sela kesibukannya menjadi relawan, Rohani berladang menanam kunyit dan sayuran serta menjualnya ke pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Uniknya, di pasar pun, Rohani tidak hanya berjualan, tetapi juga mengingatkan ibu-ibu hamil di pasar untuk datang ke Puskesmas.
Berkat usaha kerasnya membantu ibu-ibu hamil dan melahirkan, kini kasus bayi meninggal di daerahnya sudah tidak ada lagi. Dedikasinya terhadap kesehatan ibu hamil dan balita ini memang butuh pengorbanan. Namun bagi Rohani, selama kakinya masih bisa berdiri dan tubuhnya masih sehat, Ia tidak akan berhenti dari pekerjaan baik ini.
Kepedulian dan dedikasi Rohani Daeng Tene terhadap ibu hamil di desanya membuat ia terpilih sebagai nominator Kick Andy Heroes 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Jakarta: Rohani Daeng Tene merupakan seorang ibu rumah tangga yang biasa mendedikasikan dirinya untuk keselamatan
ibu hamil. Dedikasi yang dilakukan Rohani Daeng bermula akibat dirinya kehilangan anak keempatnya saat melahirkan.
Rohani bukanlah seorang bidan atau tenaga kesehatan. Ia hanya ibu rumah tangga biasa yang hanya lulusan SMP. Namun kepeduliannya terhadap ibu hamil sangatlah tinggi.
Perempuan kelahiran Tombolo, 17 September 1968 ini mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan para ibu hamil di kampungnya di Desa Beru, kecamatan Polombangkeng Utara, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Sejak tahun 1993, ia mulai mengajak ibu-ibu untuk melakukan imunisasi kepada anak-anak. Perjuangan Rohani untuk membantu menyadarkan pentingnya kesehatan bagi ibu hamil dan anak-anak, membuatnya diangkat sebagai relawan atau kader posyandu di desanya.
Terdorong fenomena pilu
Dahulu, sebelum Rohani menjadi relawan, kebanyakan para ibu hamil melahirkan sendiri di rumah dan hanya dibantu dukun. Bahkan plasenta atau ari-ari bayi dipotong dengan sebilah bambu yang dijadikan pisau. Akibatnya, banyak ibu yang mengalami pendarahan dan tidak tertolong. Belum lagi dampak lain, seperti bayi mengalami infeksi, bahkan meninggal.
Sejak Rohani menjadi relawan, keadaan para ibu hamil mulai berubah. Walau tidak ada bidan dan tenaga kesehatan di desa itu, kini para ibu hamil yang semula malu periksa ke puskesmas, mulai diberikan pencerahan untuk pergi memeriksakan kehamilannya ke
Puskesmas.
Dengan sabar, Rohani yang biasa dipanggil Puang Tene itu, melayani para ibu hamil. Ia bahkan mengantarkan langsung para ibu hamil ke Puskesmas, untuk memeriksakan kehamilannya.
Rohani selalu meyakinkan masyarakat bila rutin diperiksa oleh bidan kehamilan mereka akan lebih sehat dan terpantau. Ibu enam anak ini mengaku, yang dilakukannya hanyalah bagian dari kasih dan rasa kepeduliannya terhadap para ibu hamil dan anak-anak di daerahnya.
Tidak memadainya akses transportasi Desa Beru tempat Rohani tinggal, membuat dia berinisiatif membuat tandu darurat untuk membawa ibu hamil yang akan melahirkan ke puskesmas. Ia dibantu oleh suami dan anaknya membuat tandu dari kursi bambu yang diikat dengan bambu lainnya, supaya nyaman digunakan.
Tanpa pamrih
Atas apa yang dilakukannya, Rohani tidak meminta untuk dibayar sepeser pun. Rohani merasa bahagia, apabila melihat ibu hamil yang ditolongnya bisa melahirkan dengan pertolongan bidan serta Ibu dan bayi juga dalam keadaan sehat.
Kini Rohani merasakan perbedaan yang berarti di masyarakat, sebelum dan sesudah Ia menjadi relawan, salah satunya mereka lebih terbuka terhadap Posyandu dan berkonsultasi ke Puskesmas, kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi anak meningkat, sehingga banyak anak-anak di desa Rohani terlihat lebih sehat dan pintar.
Di sela-sela kesibukannya menjadi relawan, Rohani berladang menanam kunyit dan sayuran serta menjualnya ke pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Uniknya, di pasar pun, Rohani tidak hanya berjualan, tetapi juga mengingatkan ibu-ibu hamil di pasar untuk datang ke Puskesmas.
Berkat usaha kerasnya membantu ibu-ibu hamil dan melahirkan, kini kasus bayi meninggal di daerahnya sudah tidak ada lagi. Dedikasinya terhadap kesehatan ibu hamil dan balita ini memang butuh pengorbanan. Namun bagi Rohani, selama kakinya masih bisa berdiri dan tubuhnya masih sehat, Ia tidak akan berhenti dari pekerjaan baik ini.
Kepedulian dan dedikasi Rohani Daeng Tene terhadap ibu hamil di desanya membuat ia terpilih sebagai nominator
Kick Andy Heroes 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)