medcom.id, Jakarta: Pramugara AirAsia QZ8501 Oscar Desano (26) tercatat sebagai salah satu pramugara yang bertugas saat pesawat itu hilang kontak. Hingga berita ini diturunkan, jasadnya belum ditemukan. Semua pun masih berharap agar ia bisa kembali dengan selamat.
Harapan itu juga datang dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) tempat Oscar berasal. Oscar yang dikenal sebagai pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) semasa duduk dibangku SMP, membuat segenap guru SMPN 9 Kota Tangerang Selatan merasa kehilangan atas kabar duka tersebut.
Kegiatan Senin pagi disekolah negeri tersebut diawali dengan melakukan upacara bendera, dalam prosesi mengheningkan cipta, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Slamet Afandi, mendedikasikan lagu Mengheningkan Cipta karya Truno Prawit itu untuk alumni SMPN 9, yang nasibnya belum diketahui dalam kecelakaan naas Air Asia QZ8501.
“Untuk mengenang dan sebagai tanda duka, mari sejenak kita tundukan kepala atas kepergian alumni siswa terbaik kita, Oscar Desano dalam kecelakaan Air Asia QZ8501. Mengheningkan Cipta, mulai!,” ujar Slamet yang disambut tundukan kepala serempak ratusan siswa lainnya, Senin (05/01/2014).
Suasana hening sekitar 2 menit. Semua tunduk dengan hikmat, hingga Slamet memberi aba-aba untuk menyudahi prosesi tersebut. Dalam wejangan upacara yang diberikannya, Slamet menuturkan dihadapan ratusan siswa yang beralamat di Jalan Lontar Martil Perum Serua Permai, Serua Ciputat Tangsel, semasa hidup almarhum.
“Oscar adalah kakak kelas kalian yang berprestasi. Dia aktif di OSIS dan juga berprestasi di kelasnya,” ujarnya. Dia pun meminta agar siswanya bisa mengikuti berbagai prestasi yang pernah ditorehkan Oscar semasa hidupnya.
Tak hanya di lapangan upacara saja. Sehabis upacara, dewan guru dan perwakilan siswa masuk ke dalam mushola sekolah. Sebelumnya, Slamet masuk ke dalam ruang guru, untuk mengambil foto dan ijasah Oscar.
Tak lupa, gambar Air Asia juga dipajang dalam aksi doa bersama itu. “Kami berdoa, agar jasad Oscar segera ditemukan dan dievakuasi petugas,” katanya.
Sebelumnya, sekolah tidak menyangka kalau Oscar menjadi salah satu korban dalam kecelakaan yang menelan 150 penumpangnya itu. Dia menerangkan pasca kejadian pada 28 Desember lalu, pihak maskapai merilis daftar nama-nama penumpang. Akhirnya diketahui ada salah satu nama yang muncul di akun media sosial anak didiknya.
"Memang saat itu ada salah satu guru yang mengabarkan bahwa satu dari korban kecelakaan Air Asia adalah anak didik kami. Namun belum dapat berkomunikasi dengan pihak keluarga untuk memastikan itu,”katanya.
Namun setelah dilacak dengan data yang dimiliki sekolah, rupanya benar. Slamet pun mengetahui, hingga kini keluarga Oscar masih berada di Surabaya untuk mendapatkan kepastian.
Kalau sudah berada di Pamulang, pihak sekolah berencana akan berkunjung untuk memberikan santunan serta ucapan bela sungkawa pada pihak keluarga. "Kami pihak sekolah berharap kepada Basarnas bekerja keras untuk mencari dan menemukan jasad anak kami yang pernah bersamanya, Oscar," harapnya.
medcom.id, Jakarta: Pramugara AirAsia QZ8501 Oscar Desano (26) tercatat sebagai salah satu pramugara yang bertugas saat pesawat itu hilang kontak. Hingga berita ini diturunkan, jasadnya belum ditemukan. Semua pun masih berharap agar ia bisa kembali dengan selamat.
Harapan itu juga datang dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) tempat Oscar berasal. Oscar yang dikenal sebagai pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) semasa duduk dibangku SMP, membuat segenap guru SMPN 9 Kota Tangerang Selatan merasa kehilangan atas kabar duka tersebut.
Kegiatan Senin pagi disekolah negeri tersebut diawali dengan melakukan upacara bendera, dalam prosesi mengheningkan cipta, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Slamet Afandi, mendedikasikan lagu Mengheningkan Cipta karya Truno Prawit itu untuk alumni SMPN 9, yang nasibnya belum diketahui dalam kecelakaan naas Air Asia QZ8501.
“Untuk mengenang dan sebagai tanda duka, mari sejenak kita tundukan kepala atas kepergian alumni siswa terbaik kita, Oscar Desano dalam kecelakaan Air Asia QZ8501. Mengheningkan Cipta, mulai!,” ujar Slamet yang disambut tundukan kepala serempak ratusan siswa lainnya, Senin (05/01/2014).
Suasana hening sekitar 2 menit. Semua tunduk dengan hikmat, hingga Slamet memberi aba-aba untuk menyudahi prosesi tersebut. Dalam wejangan upacara yang diberikannya, Slamet menuturkan dihadapan ratusan siswa yang beralamat di Jalan Lontar Martil Perum Serua Permai, Serua Ciputat Tangsel, semasa hidup almarhum.
“Oscar adalah kakak kelas kalian yang berprestasi. Dia aktif di OSIS dan juga berprestasi di kelasnya,” ujarnya. Dia pun meminta agar siswanya bisa mengikuti berbagai prestasi yang pernah ditorehkan Oscar semasa hidupnya.
Tak hanya di lapangan upacara saja. Sehabis upacara, dewan guru dan perwakilan siswa masuk ke dalam mushola sekolah. Sebelumnya, Slamet masuk ke dalam ruang guru, untuk mengambil foto dan ijasah Oscar.
Tak lupa, gambar Air Asia juga dipajang dalam aksi doa bersama itu. “Kami berdoa, agar jasad Oscar segera ditemukan dan dievakuasi petugas,” katanya.
Sebelumnya, sekolah tidak menyangka kalau Oscar menjadi salah satu korban dalam kecelakaan yang menelan 150 penumpangnya itu. Dia menerangkan pasca kejadian pada 28 Desember lalu, pihak maskapai merilis daftar nama-nama penumpang. Akhirnya diketahui ada salah satu nama yang muncul di akun media sosial anak didiknya.
"Memang saat itu ada salah satu guru yang mengabarkan bahwa satu dari korban kecelakaan Air Asia adalah anak didik kami. Namun belum dapat berkomunikasi dengan pihak keluarga untuk memastikan itu,”katanya.
Namun setelah dilacak dengan data yang dimiliki sekolah, rupanya benar. Slamet pun mengetahui, hingga kini keluarga Oscar masih berada di Surabaya untuk mendapatkan kepastian.
Kalau sudah berada di Pamulang, pihak sekolah berencana akan berkunjung untuk memberikan santunan serta ucapan bela sungkawa pada pihak keluarga. "Kami pihak sekolah berharap kepada Basarnas bekerja keras untuk mencari dan menemukan jasad anak kami yang pernah bersamanya, Oscar," harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)