medcom.id, Pangkalan Bun: Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi mengatakan, dibutuhkan waktu paling cepat satu tahun untuk investigasi penyebab kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Proses ini baku secara internasional.
Flight data recorder (FDR) dan cockpit data recorder (CDR) akan dibuka oleh KNKT dan diinvestigasi selama 10 bulan, laporan fakta dan laporan analisa KNKT terhadap kedua bagian dari kotak hitam QZ8501 itu diserahkan ke pihak terkait antara lain negara yang terdapat korban dalam peristiwa tersebut yaitu Malaysia, Singapura, Inggris, dan Korea Selatan. Kemudian negara pembuat pesawat tipe Airbus yakni Prancis, dan negara pembuat kotak hitam yakni Amerika Serikat.
"Kemudian kita harus bisa membuat namanya draf anual report, banyak sekali aspek yang dianalisa, kemudian hasil itu kita serahkan ke Prancis yang punya pesawat, kita serahkan ke Amerika yang buat mesinnya dan yang buat black box ini, Singapura, Inggris, Malaysia, yang punya korban, supaya memberikan tanggapan dalam 60 hari. Kalau tidak, dianggap setuju (dengan hasil investigasi)," terang Tatang dalam jumpa pers di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (13/1/2015).
Tanggapan dari pihak terkait, lanjut Tatang, akan dijadikan laporan akhir investigasi kecelakaan pesawat jurusan Surabaya-Singapura tersebut. "Komen diolah lagi KNKT pada bulan ke-12, itu nanti akan jadi final report<>. Kalau sudah, ini tidak boleh lagi ada yang protes. Baru KNKT rilis di website KNKT," tegasnya.
Bila dalam setahun proses investigasi ini KNKT tidak menemukan penyebab kecelakaan tersebut, maka proses investigasi dapat diperpanjang satu hingga dua tahun lagi. "Amerika Serikat pernah membuat investigasi sampai 2-3 tahun, karena ini tujuannya untuk memperbaiki sistem yang buat pesawat itu," ucapnya.
Proses investigasi tidak bisa berlangsung cepat karena kecelakaan pesawat udara bukan kecelakaan yang biasa. Ada korban jiwa dalam jumlah besar dalam setiap peristiwa kecelakaan pesawat saat terbang di udara. "Yang wajar antara 6-7 bulan, kalau celaka sederhana. Kalau ekor terpisah, badan (pesawat) terpisah, jenazah semacam itu, investigasi lama. Investigasi KNKT sama dengan seluruh dunia," terangnya.
medcom.id, Pangkalan Bun: Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi mengatakan, dibutuhkan waktu paling cepat satu tahun untuk investigasi penyebab kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Proses ini baku secara internasional.
Flight data recorder (FDR) dan
cockpit data recorder (CDR) akan dibuka oleh KNKT dan diinvestigasi selama 10 bulan, laporan fakta dan laporan analisa KNKT terhadap kedua bagian dari kotak hitam QZ8501 itu diserahkan ke pihak terkait antara lain negara yang terdapat korban dalam peristiwa tersebut yaitu Malaysia, Singapura, Inggris, dan Korea Selatan. Kemudian negara pembuat pesawat tipe Airbus yakni Prancis, dan negara pembuat kotak hitam yakni Amerika Serikat.
"Kemudian kita harus bisa membuat namanya draf anual report, banyak sekali aspek yang dianalisa, kemudian hasil itu kita serahkan ke Prancis yang punya pesawat, kita serahkan ke Amerika yang buat mesinnya dan yang buat
black box ini, Singapura, Inggris, Malaysia, yang punya korban, supaya memberikan tanggapan dalam 60 hari. Kalau tidak, dianggap setuju (dengan hasil investigasi)," terang Tatang dalam jumpa pers di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (13/1/2015).
Tanggapan dari pihak terkait, lanjut Tatang, akan dijadikan laporan akhir investigasi kecelakaan pesawat jurusan Surabaya-Singapura tersebut. "Komen diolah lagi KNKT pada bulan ke-12, itu nanti akan jadi final report<>. Kalau sudah, ini tidak boleh lagi ada yang protes. Baru KNKT rilis di
website KNKT," tegasnya.
Bila dalam setahun proses investigasi ini KNKT tidak menemukan penyebab kecelakaan tersebut, maka proses investigasi dapat diperpanjang satu hingga dua tahun lagi. "Amerika Serikat pernah membuat investigasi sampai 2-3 tahun, karena ini tujuannya untuk memperbaiki sistem yang buat pesawat itu," ucapnya.
Proses investigasi tidak bisa berlangsung cepat karena kecelakaan pesawat udara bukan kecelakaan yang biasa. Ada korban jiwa dalam jumlah besar dalam setiap peristiwa kecelakaan pesawat saat terbang di udara. "Yang wajar antara 6-7 bulan, kalau celaka sederhana. Kalau ekor terpisah, badan (pesawat) terpisah, jenazah semacam itu, investigasi lama. Investigasi KNKT sama dengan seluruh dunia," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)