Jakarta: Kuliner khas nusantara meramaikan malam pergantian tahun baru 2017 di sepanjang Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Festival kuliner ini menyajikan kuliner dari berbagai daerah di Indonesia.
Salah satunya kuliner khas Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Yuyun, sang pemilik stand, menyebut menu yang paling laris adalah nasi gudeg.
"Saya sediakan 1.000 porsi nasi gudeg untuk pengunjung," kata Yuyun saat berbincang dengan Medcom.id, di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu 31 Desember 2017.
Yuyun merupakan pengusaha kecil binaan dari kelompok usaha kecil dan menengah (UKM) di daerahnya. Ia diminta mengisi stand dengan penganan khas Yogyakarta.
Selain itu, juga terlihat stand yang menjual dendeng baraciak dan ayam langkueh, kuliner khas Sumatera Barat. Masakan ini berharga Rp.15.000 per porsi.
Stand Provinsi Sumatera Selatan pun menjual jajanan andalannya, pempek. Pempek yang dijajakan dicampur dengan sosis dan tekwan. Satu porsi pempek dijual dengan harga Rp.20.000.
Tak hanya makanan, festival kuliner juga menyediakan minuman khas dari berbagai daerah. Salah satu minuman yang paling dicari pengunjung adalah teh yang terbuat dari daun kelo, khas Nusa Tenggara Barat (NTB).
Teh khas Kabupaten Dompu yang paling diincar pengunjung festival kuliner. Medcom.id/Intan Yunelia.
"Teh ini terbuat dari daun kelor, khas dari Kabupaten Dompu," kata Sri yang sibuk melayani pembeli.
Sri sibuk melayani pembeli yang memesan teh yang sudah diimpor hingga Jepang dan Singapura itu. Selain itu, Sri juga menjajakan berbagai penganan khas NTB seperti jus jagung, madu asli Tambora, dan Range.
Satu kotak teh khas NTB ini dibanderol dengan harga Rp.150.000. Nana, salah seorang pembeli, mengaku telah berulang kali membeli teh ini.
"Rasa tehnya memang beda dengan teh yang lain," kata Nana yang membeli lima kotak teh.
Jakarta: Kuliner khas nusantara meramaikan malam pergantian tahun baru 2017 di sepanjang Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Festival kuliner ini menyajikan kuliner dari berbagai daerah di Indonesia.
Salah satunya kuliner khas Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Yuyun, sang pemilik
stand, menyebut menu yang paling laris adalah nasi gudeg.
"Saya sediakan 1.000 porsi nasi gudeg untuk pengunjung," kata Yuyun saat berbincang dengan
Medcom.id, di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu 31 Desember 2017.
Yuyun merupakan pengusaha kecil binaan dari kelompok usaha kecil dan menengah (UKM) di daerahnya. Ia diminta mengisi
stand dengan penganan khas Yogyakarta.
Selain itu, juga terlihat
stand yang menjual
dendeng baraciak dan
ayam langkueh, kuliner khas Sumatera Barat. Masakan ini berharga Rp.15.000 per porsi.
Stand Provinsi Sumatera Selatan pun menjual jajanan andalannya, pempek. Pempek yang dijajakan dicampur dengan sosis dan tekwan. Satu porsi pempek dijual dengan harga Rp.20.000.
Tak hanya makanan, festival kuliner juga menyediakan minuman khas dari berbagai daerah. Salah satu minuman yang paling dicari pengunjung adalah teh yang terbuat dari daun kelo, khas Nusa Tenggara Barat (NTB).
Teh khas Kabupaten Dompu yang paling diincar pengunjung festival kuliner. Medcom.id/Intan Yunelia.
"Teh ini terbuat dari daun kelor, khas dari Kabupaten Dompu," kata Sri yang sibuk melayani pembeli.
Sri sibuk melayani pembeli yang memesan teh yang sudah diimpor hingga Jepang dan Singapura itu. Selain itu, Sri juga menjajakan berbagai penganan khas NTB seperti jus jagung, madu asli Tambora, dan Range.
Satu kotak teh khas NTB ini dibanderol dengan harga Rp.150.000. Nana, salah seorang pembeli, mengaku telah berulang kali membeli teh ini.
"Rasa tehnya memang beda dengan teh yang lain," kata Nana yang membeli lima kotak teh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DRI)