Jakarta: Korban jatuhnya pier head proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Bacakayu) mengaku tak merasakan apa pun sebelum pier head roboh. Pekerja tengah mengecor saat kejadian.
Sarmin, 46, warga Kendal, Jawa Tengah mengaku, saat peristiwa terjadi, berada di atas proyek pier head. Kala itu ia bersama beberapa rekannya tengah melakukan penyelesaian di beberapa bagian.
"Saya lagi mau ngecor. Tahu-tahu ambruk begitu saja," kata Sarmin ditemui di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSU UKI, Cawang, Jakarta Timur, Selasa, 20 Februari 2018.
Sebelum peristiwa terjadi, dia tak merasakan apa pun. "Tidak ada firasat apa-apa, badan saya tahu-tahu sudah nyangkut di besi-besi," ujar Sarmin.
Korban lainnya, Kirfan, 47, warga Banyumas, Jawa Tengah, mengungkapkan peristiwa tersebut terjadi begitu cepat.
"Saya mulai kerja pukul 22.00 WIB shift malam, dini hari tadi kejadiannya seperti itu. Berlangsung cepat," kata Kirfan.
Korban robohnya pier head yang dirawat di RSU UKI - Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez.
Kirfan menderita luka di bagian tangan dan kaki. Dia juga mengaku besi sempat menghantam dadanya.
"Kondisinya saya enggak terlalu parah dibandingkan dengan yang lain. Saya posisinya lagi di atas, dada sempat terhantam besi," tutur Kirfan.
Pantauan Medcom.id, korban luka yang dirawat di RSU UKI masih dalam penanganan tim medis. Hingga saat ini, belum ada pihak keluarga yang datang menemui para korban.
Pier head proyek Tol Becakayu ambruk sekira pukul 03.00 WIB, Selasa, 20 Februari 2018. PT Waskita Karya menyebut robohnya pier head karena kondisi pengecoran yang masih basah.
Akibat kejadian itu tujuh pekerja jadi korban. Enam orang dirawat di RSU UKI, sementara satu orang dirawat di RS Polri.
Jakarta: Korban jatuhnya pier head proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Bacakayu) mengaku tak merasakan apa pun sebelum pier head roboh. Pekerja tengah mengecor saat kejadian.
Sarmin, 46, warga Kendal, Jawa Tengah mengaku, saat peristiwa terjadi, berada di atas proyek pier head. Kala itu ia bersama beberapa rekannya tengah melakukan penyelesaian di beberapa bagian.
"Saya lagi mau ngecor. Tahu-tahu ambruk begitu saja," kata Sarmin ditemui di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSU UKI, Cawang, Jakarta Timur, Selasa, 20 Februari 2018.
Sebelum peristiwa terjadi, dia tak merasakan apa pun. "Tidak ada firasat apa-apa, badan saya tahu-tahu sudah nyangkut di besi-besi," ujar Sarmin.
Korban lainnya, Kirfan, 47, warga Banyumas, Jawa Tengah, mengungkapkan peristiwa tersebut terjadi begitu cepat.
"Saya mulai kerja pukul 22.00 WIB shift malam, dini hari tadi kejadiannya seperti itu. Berlangsung cepat," kata Kirfan.
Korban robohnya pier head yang dirawat di RSU UKI - Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez.
Kirfan menderita luka di bagian tangan dan kaki. Dia juga mengaku besi sempat menghantam dadanya.
"Kondisinya saya enggak terlalu parah dibandingkan dengan yang lain. Saya posisinya lagi di atas, dada sempat terhantam besi," tutur Kirfan.
Pantauan
Medcom.id, korban luka yang dirawat di RSU UKI masih dalam penanganan tim medis. Hingga saat ini, belum ada pihak keluarga yang datang menemui para korban.
Pier head proyek Tol Becakayu ambruk sekira pukul 03.00 WIB, Selasa, 20 Februari 2018. PT Waskita Karya menyebut robohnya pier head karena kondisi pengecoran yang masih basah.
Akibat kejadian itu tujuh pekerja jadi korban. Enam orang dirawat di RSU UKI, sementara satu orang dirawat di RS Polri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)