Antusias warga mengunjungi dan memperhatikan ragam diorama saat terjadinya penculikan Jendral Besar A.H Nasution oleh pasukan Tjakrabirawa. Foto: MI/Ramdani
Antusias warga mengunjungi dan memperhatikan ragam diorama saat terjadinya penculikan Jendral Besar A.H Nasution oleh pasukan Tjakrabirawa. Foto: MI/Ramdani

Duduk Perkara Patung Soeharto Hingga Nasution 'Lenyap' di Museum Kostrad

Hilda Julaika • 28 September 2021 09:35
Jakarta: TNI diterpa isu miring. Hal itu lantaran patung Presiden ke-2 Soeharto, eks Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat (AD) Jenderal AH Nasution, dan eks Komandan Resimen Para Komando AD (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo disebut hilang dari Museum Darma Bhakti. 
 
Lenyapnya patung tokoh yang berjasa menumpas Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) itu mendapatkan sorotan tajam mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Dia bahkan menuding komunisme tengah menyusup ke militer Indonesia. 
 
"Saya mengetuk hati patriotisme kesatria prajurit AD, AL (Angkatan Laut), AU (Angkatan Udara) untuk bahu membahu wawas diri membersihkan jangan sampai paham ini (komunisme) bisa masuk yang akan meruntuhkan nilai-nilai perjuangan patriotisme," ucap Gatot dalam webinar daring, Minggu, 26 September 2021. 

Di sisi lain, Panglima Komando Cadangan Strategis AD (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) Dudung Abdurachman mengatakan sejumlah barang terkait G30S/PKI masih tersimpan di Museum Darma Bhakti Kostrad. Dia menegaskan pihaknya merawat dengan baik barang-barang itu.
 
Baca: Sejarah Kebangkitan Hingga Kebinasaan PKI
 
"Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI," jelas Dudung dalam keterangan tertulis, Selasa, 28 September 2021.
 
Dia mengakui diorama Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution memang diangkut dari ruangan di Museum Kostrad. Namun, hal itu atas permintaan Pangkostrad ke-34, Letjen (Purn) Azym Yusri Nasution. Azym, yang membuat diorama tersebut, belakangan risau dengan keberadaan patung-patung itu.
 
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ungkap Dudung.
 
Dudung dan Azmyn bertemu  pada 30 Agustus 2021. Azmyn meminta patung-patung itu dibongkar. Dudung pun membantah Kostrad yang memiliki inisiatif menghilangkan patung tokoh nasional tersebut.
 
"Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," ujar Dudung.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan