Jakarta: Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyatakan kesiapan membantu Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam membumikan Pancasila. Membumikan Pancasila tidak akan berjalan lancar jika hanya dilakukan satu pihak saja.
"Kami mendukung penuh BPIP. Siap bekerja sama membumikan Pancasila secara konkret. Diberikan mandat, BPIP bisa menjadikan Pancasila mainstream dalam pengambilan keputusan," ujar Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom, saat menerima kunjungan BPIP, di Graha Oikoumene PGI, Salemba, Jakarta Pusat, dikutip keterangan tertulis, Jumat, 7 Mei 2021.
Gomar merasa masih banyak terjadi masalah kebangsaan dalam berpancasila. Terkait primodialisme, agama, suku, kelompok tertentu, hingga penggumpalan kekuasaan yang menciderai demokrasi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan bahwa Pancasila adalah anugerah Tuhan kepada bangsa Indonesia. Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk bergotong-royong mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila.
Kebhinekaan berbentuk ragam suku, bangsa, agama, adalah bukti nyata anugerah Tuhan.
"Keadilan dalam Pancasila itu diulang dalam dua kali sila. Yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Itulah visi kita bermasyarakat dan bernegara," ujar Yudian.
Pria yang fasih banyak bahasa ini mengingatkan, para pendiri bangsa mewariskan dasar negara dan pandangan hidup bernama Pancasila. Tujuannya agar segala perbedaan keyakinan, sosial, hingga politik dapat disinergikan dengan baik.
"Praktiknya berupa kehidupan yang toleran, mendukung persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Yudian.
Sementara itu, Anggota Dewan Pengarah BPIP Pdt Andreas Anangguru Yewangoe ikut gembira atas silaturahmi BPIP dan PGI pada Ramadan. Bulan baik bagi umat Islam.
"Kami berharap berkat dan rahmat mengalir dalam pertemuan ini," kata Andreas.
Mantan Ketua Umum PGI ini mengatakan, saat Indonesia sedang menuju 100 tahun kemerdekaan pada 2045. Pertanyaannya, apakah nanti Indonesia sesuai cita-cita The Founding Fathers?
"Saya yakin kita akan tiba di sana. Jika kita tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila yang dinamis. Bukan hanya mampu menantang masa depan, juga memelihara identitas bangsa," kata Andreas.
Jakarta: Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyatakan kesiapan membantu Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam membumikan Pancasila. Membumikan Pancasila tidak akan berjalan lancar jika hanya dilakukan satu pihak saja.
"Kami mendukung penuh BPIP. Siap bekerja sama membumikan Pancasila secara konkret. Diberikan mandat, BPIP bisa menjadikan Pancasila mainstream dalam pengambilan keputusan," ujar Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom, saat menerima kunjungan BPIP, di Graha Oikoumene PGI, Salemba, Jakarta Pusat, dikutip keterangan tertulis, Jumat, 7 Mei 2021.
Gomar merasa masih banyak terjadi masalah kebangsaan dalam berpancasila. Terkait primodialisme, agama, suku, kelompok tertentu, hingga penggumpalan kekuasaan yang menciderai demokrasi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan bahwa Pancasila adalah anugerah Tuhan kepada bangsa Indonesia. Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk bergotong-royong mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila.
Kebhinekaan berbentuk ragam suku, bangsa, agama, adalah bukti nyata anugerah Tuhan.
"Keadilan dalam Pancasila itu diulang dalam dua kali sila. Yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Itulah visi kita bermasyarakat dan bernegara," ujar Yudian.
Pria yang fasih banyak bahasa ini mengingatkan, para pendiri bangsa mewariskan dasar negara dan pandangan hidup bernama Pancasila. Tujuannya agar segala perbedaan keyakinan, sosial, hingga politik dapat disinergikan dengan baik.
"Praktiknya berupa kehidupan yang toleran, mendukung persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Yudian.
Sementara itu, Anggota Dewan Pengarah BPIP Pdt Andreas Anangguru Yewangoe ikut gembira atas silaturahmi BPIP dan PGI pada Ramadan. Bulan baik bagi umat Islam.
"Kami berharap berkat dan rahmat mengalir dalam pertemuan ini," kata Andreas.
Mantan Ketua Umum PGI ini mengatakan, saat Indonesia sedang menuju 100 tahun kemerdekaan pada 2045. Pertanyaannya, apakah nanti Indonesia sesuai cita-cita The Founding Fathers?
"Saya yakin kita akan tiba di sana. Jika kita tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila yang dinamis. Bukan hanya mampu menantang masa depan, juga memelihara identitas bangsa," kata Andreas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)