medcom.id, Jakarta: Herman, 45, mengelap keringat di dahinya. Lelah menyergap guru honerer di Lampung, ini. Meski begitu, dia tetap bersemangat ikut berunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan.
Pengajar mata pelajaran IPS di sebuah SMP ini mengaku, ngenes dengan pendapatannya sebagai guru berstatus honorer. Padahal, kata dia, guru adalah profesi mulia. Kemuliaan itulah yang membuat Herman bertahan sebagai guru meski gaji tak seberapa.
"Kerja saya tidak sebanding. Cuma dapat capeknya saja," kata Herman di lokasi unjuk rasa, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (11/2/2016).
Herman mengatakan, selama ini dirinya mengabdikan diri pada negara, mendidik generasi muda bangsa. Tapi, kata Herman, apa yang dirinya lakukan tak pernah dianggap. Alih-alih dihargai.
"Pengabdian kami tidak dianggap, padahal kami yang bertanggung jawab mendidik generasi penerus," tambahnya.
Herman menegaskan, dia bersama puluhan ribu tenaga honorer lainnya akan terus memperjuangkan nasib. Mereka tak berhenti menggelar unjuk rasa, jika demonstrasi hari ini tak direspons pemerintah.
Tim sembilan yang mewakili para guru itu telah berdiskusi dengan perwakilan Istana. Belum ada hasil dari diskusi tersebut.
Unjuk rasa guru honorer berlangsung sejak kemarin. Mereka menuntut ingin bertemu Presiden Joko Widodo. Tapi, tuntutan tersebut belum berhasil.
Aksi massa mendapat pengawalan ketat dari pasukan keamanan gabungan. Pagar kawat berduri dibentangkan di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat hingga pintu Monumen Nasional. Satu unit water canon disiagakan persis di depan puluhan ribuan massa.
Polisi belum berencana menutup akses menuju Jalan Medan Utara. Lalu lintas di Jalan depan Istana Negara itu terpantau padat merayap. Polantas dan Petugas Dishub DKI tampak sibuk mengurai kepadatan lalu lintas.
medcom.id, Jakarta: Herman, 45, mengelap keringat di dahinya. Lelah menyergap guru honerer di Lampung, ini. Meski begitu, dia tetap bersemangat ikut berunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan.
Pengajar mata pelajaran IPS di sebuah SMP ini mengaku, ngenes dengan pendapatannya sebagai guru berstatus honorer. Padahal, kata dia, guru adalah profesi mulia. Kemuliaan itulah yang membuat Herman bertahan sebagai guru meski gaji tak seberapa.
"Kerja saya tidak sebanding. Cuma dapat capeknya saja," kata Herman di lokasi unjuk rasa, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (11/2/2016).
Herman mengatakan, selama ini dirinya mengabdikan diri pada negara, mendidik generasi muda bangsa. Tapi, kata Herman, apa yang dirinya lakukan tak pernah dianggap. Alih-alih dihargai.
"Pengabdian kami tidak dianggap, padahal kami yang bertanggung jawab mendidik generasi penerus," tambahnya.
Herman menegaskan, dia bersama puluhan ribu tenaga honorer lainnya akan terus memperjuangkan nasib. Mereka tak berhenti menggelar unjuk rasa, jika demonstrasi hari ini tak direspons pemerintah.
Tim sembilan yang mewakili para guru itu telah berdiskusi dengan perwakilan Istana. Belum ada hasil dari diskusi tersebut.
Unjuk rasa guru honorer berlangsung sejak kemarin. Mereka menuntut ingin bertemu Presiden Joko Widodo. Tapi, tuntutan tersebut belum berhasil.
Aksi massa mendapat pengawalan ketat dari pasukan keamanan gabungan. Pagar kawat berduri dibentangkan di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat hingga pintu Monumen Nasional. Satu unit water canon disiagakan persis di depan puluhan ribuan massa.
Polisi belum berencana menutup akses menuju Jalan Medan Utara. Lalu lintas di Jalan depan Istana Negara itu terpantau padat merayap. Polantas dan Petugas Dishub DKI tampak sibuk mengurai kepadatan lalu lintas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(KRI)