Jakata: Presiden Suriah Bashar al-Assad dikabarkan melarikan diri ke Rusia setelah Damaskus dikuasai kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pimpinan Abu Mohammed al-Golani. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran internasional terkait masa depan Suriah, termasuk risiko aksi balas dendam dan potensi negara itu menjadi gagal akibat konflik berkepanjangan.
Golani sebelumnya menyatakan ingin menjadikan Suriah negara Islam tanpa ruang bagi minoritas. Namun, ia mulai menjauh dari ISIS pada 2016.
Dewan Pakar BPIP, Darmansjah Djumala, menilai jatuhnya Assad sebagai akhir dari kekuatan yang bertahan lama di tengah gelombang Arab Spring. Menurutnya, Assad bertahan lebih dari satu dekade berkat dukungan militer Rusia dan Iran. Namun, perang Rusia di Ukraina sejak 2014 dan keterlibatan Iran dalam konflik Israel-Hamas sejak 2023 melemahkan dukungan tersebut.
Djumala juga menyoroti keterlibatan pihak asing yang memperumit konflik Suriah, seperti Rusia dan Iran yang mendukung Assad, serta Turki dan Amerika Serikat yang mendukung oposisi. “Keterlibatan asing justru memperburuk konflik Suriah. Ini menunjukkan pentingnya kebijakan luar negeri bebas-aktif agar tidak terjebak dalam kepentingan geopolitik negara lain,” tegasnya.
Ia menekankan, prinsip bebas-aktif tetap relevan dalam menjaga posisi independen Indonesia di kancah politik global.
Jakata: Presiden Suriah Bashar al-Assad dikabarkan melarikan diri ke Rusia setelah Damaskus dikuasai kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pimpinan Abu Mohammed al-Golani. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran internasional terkait masa depan Suriah, termasuk risiko aksi balas dendam dan potensi negara itu menjadi gagal akibat konflik berkepanjangan.
Golani sebelumnya menyatakan ingin menjadikan Suriah negara Islam tanpa ruang bagi minoritas. Namun, ia mulai menjauh dari ISIS pada 2016.
Dewan Pakar BPIP, Darmansjah Djumala, menilai jatuhnya Assad sebagai akhir dari kekuatan yang bertahan lama di tengah gelombang Arab Spring. Menurutnya, Assad bertahan lebih dari satu dekade berkat dukungan militer Rusia dan Iran. Namun, perang Rusia di Ukraina sejak 2014 dan keterlibatan Iran dalam konflik Israel-Hamas sejak 2023 melemahkan dukungan tersebut.
Djumala juga menyoroti keterlibatan pihak asing yang memperumit konflik Suriah, seperti Rusia dan Iran yang mendukung Assad, serta Turki dan Amerika Serikat yang mendukung oposisi. “Keterlibatan asing justru memperburuk konflik Suriah. Ini menunjukkan pentingnya kebijakan luar negeri bebas-aktif agar tidak terjebak dalam kepentingan geopolitik negara lain,” tegasnya.
Ia menekankan, prinsip bebas-aktif tetap relevan dalam menjaga posisi independen Indonesia di kancah politik global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)