medcom.id, Pangkalan Bun: Pencarian kotak hitam (black box) pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, sekitar 127 kilometer dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, masih dikomandoi Badan SAR Nasional (Basarnas). Kendati demikian, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai pihak yang berwenang meneliti rekaman dalam kotak hitam tetap mengirim tim ke lokasi dugaan penemuan kotak hitam.
Hal itu dilontarkan Investigator KNKT, Nurcahyo Utomo, kepada Metrotvnews.com di Pangkalan Bun, Minggu (11/1/2015). Menurut dia, ada tiga kapal KNKT yang menyisir perairan diduga lokasi kotak hitam. Ketiga kapal itu yakni Kapal Jayadat, Kapal Alugara, dan Kapal Andromeda. Ketiga kapal itu membawa 20 penyelam yang siap mencari kotak hitam di kedalaman sekitar 30 meter.
"Di lokasi itu ada Kapal Baruna Jaya (milik BPPT), kapal KNKT, dan KRI Banda Aceh. Kalau kapal KNKT ada 20 penyelam, kalau kapal lain saya enggak tahu," kata Nurcahyo.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 25 penyelam gagal mencapai lokasi dugaan adanya kotak hitam (black box) AirAsia QZ8501, hari ini. Penyelaman untuk mencari kotak hitam itu dihentikan lantaran cuaca buruk yang melanda lokasi dugaan.
Upaya pencarian dengan penyelaman itu bakal dilanjutkan besok. Para penyelam turun dengan membawa sebuah kotak untuk melindungi kotak hitam. Kotak itu akan diisi air untuk merendam kotak hitam. Setibanya di Kapal Baruna Jaya I milik BPPT, kotak hitam direndam lagi dengan air tawar.
Kapal Baruna Jaya I dan Kapal Java Imperia menerima sinyal yang diperkirakan dari kotak hitam di koordinat 3 derajat 37'20,7" Lintang Selatan dan 109 derajat 42'43" Bujur Timur atau sekitar 1-4 kilometer dari lokasi penemuan ekor pesawat.
"Ditemukan sebetulnya sudah dari kemarin siang suara ping itu didengar, tetapi kan perlu diverifikasi kita tidak mau gegabah. Tadi pagi kita sudah sempat mengirimkan ROV dan biasanya kalau ada penyelaman itu radius berapa meter harus kosong. Sekarang ini sedang diverifikasi oleh penyelam," ujar Kepala BPPT Unggul Priyanto, di Jakarta, siang tadi.
Langkah selanjutnya, kata Unggul, jika black box ditemukan, kewenangan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Sekarang yang berhak menangkat black box itu adalah KNKT bukan orang lain. Kalau mau tanya kepastiannya ke KNKT," ucapnya.
Pernyataan ini juga diperkuat oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo. Dia menegaskan proses selanjutnya diserahkan kepada KNKT. Hanya KNKT yang memiliki hak untuk membaca penyebab kecelakaan AirAsia QZ8501.
medcom.id, Pangkalan Bun: Pencarian kotak hitam (black box) pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, sekitar 127 kilometer dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, masih dikomandoi Badan SAR Nasional (Basarnas). Kendati demikian, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai pihak yang berwenang meneliti rekaman dalam kotak hitam tetap mengirim tim ke lokasi dugaan penemuan kotak hitam.
Hal itu dilontarkan Investigator KNKT, Nurcahyo Utomo, kepada
Metrotvnews.com di Pangkalan Bun, Minggu (11/1/2015). Menurut dia, ada tiga kapal KNKT yang menyisir perairan diduga lokasi kotak hitam. Ketiga kapal itu yakni Kapal Jayadat, Kapal Alugara, dan Kapal Andromeda. Ketiga kapal itu membawa 20 penyelam yang siap mencari kotak hitam di kedalaman sekitar 30 meter.
"Di lokasi itu ada Kapal Baruna Jaya (milik BPPT), kapal KNKT, dan KRI Banda Aceh. Kalau kapal KNKT ada 20 penyelam, kalau kapal lain saya enggak tahu," kata Nurcahyo.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 25 penyelam gagal mencapai lokasi dugaan adanya kotak hitam (black box) AirAsia QZ8501, hari ini. Penyelaman untuk mencari kotak hitam itu dihentikan lantaran cuaca buruk yang melanda lokasi dugaan.
Upaya pencarian dengan penyelaman itu bakal dilanjutkan besok. Para penyelam turun dengan membawa sebuah kotak untuk melindungi kotak hitam. Kotak itu akan diisi air untuk merendam kotak hitam. Setibanya di Kapal Baruna Jaya I milik BPPT, kotak hitam direndam lagi dengan air tawar.
Kapal Baruna Jaya I dan Kapal Java Imperia menerima sinyal yang diperkirakan dari kotak hitam di koordinat 3 derajat 37'20,7" Lintang Selatan dan 109 derajat 42'43" Bujur Timur atau sekitar 1-4 kilometer dari lokasi penemuan ekor pesawat.
"Ditemukan sebetulnya sudah dari kemarin siang suara ping itu didengar, tetapi kan perlu diverifikasi kita tidak mau gegabah. Tadi pagi kita sudah sempat mengirimkan ROV dan biasanya kalau ada penyelaman itu radius berapa meter harus kosong. Sekarang ini sedang diverifikasi oleh penyelam," ujar Kepala BPPT Unggul Priyanto, di Jakarta, siang tadi.
Langkah selanjutnya, kata Unggul, jika black box ditemukan, kewenangan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Sekarang yang berhak menangkat black box itu adalah KNKT bukan orang lain. Kalau mau tanya kepastiannya ke KNKT," ucapnya.
Pernyataan ini juga diperkuat oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo. Dia menegaskan proses selanjutnya diserahkan kepada KNKT. Hanya KNKT yang memiliki hak untuk membaca penyebab kecelakaan AirAsia QZ8501.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)