Foto: Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait/MI_Arnoldus Dhae
Foto: Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait/MI_Arnoldus Dhae

Angeline Jadi Ikon Anti Kekerasan Terhadap Anak Indonesia

Arnoldus Dhae • 20 Juni 2015 15:27
medcom.id, Denpasar: Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (Komnas PA) bersama Lembaga Perlindungan Anak Bali, Forum Anak Indonesia Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, Pemerintah Provinsi Bali, dan sejumlah aktivis Perlindungan Perempuan dan Anak mendeklarasikan Hari Anti Kekerasan Terhadap Anak. Deklarasi itu sekaligus menetapkan Angeline sebagai ikon perlawanan kekerasan terhadap anak Indonesia.
 
Deklarasi  ini dilakukan di rumah ibu angkat Angeline, Margriet Megawe, di Jalan Sedap Malam, Nomor 26, Sanur, Denpasar, Bali. Di lokasi ini lah Angeline, bocah 8 tahun, itu dibunuh dan ditemukan terkubur di bawah kandang ayam di halaman belakang rumah Margriet.
 
"Kami menyatakan tekad untuk mencanangkan jika Angeline adalah ikon perang melawan segala bentuk kekerasan terhadap anak Indonesia, langsung dari lokasi meninggalnya Angeline ini," kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait di Jalan Sedap Malam, Nomor 26, Sanur, Denpasar, Bali, Sabtu (20/6/2015).

Menurutnya, banyak kasus kekerasan yang dihadapi anak-anak di tanah air ini. Namun semua kasus kekerasan terhadap anak tidak pernah sampai menjadi topik utama ‎dunia internasional. Namun kekejian yang diperlakukan terhadap seorang anak berumur 8 tahun bernama Angeline, justru menjadi perhatian seluruh masyarakat di dunia ini. Karena bocah kelas 2 SD ini tewas dengan sangat keji yang diduga dilakukan terencana dan persengkokolan. Bahkan jasadnya dikubur di pekarangan rumahnya dekat kandang ayam, pada Rabu 10 Juni, lalu.
 
"Apa yang terjadi pada Angeline menjadi perhatian kita semua. Karenanya tidaklah terlalu berlebihan, anak ini (Angeline) pantas disebut pahlawan. Yah, Angeline ikon bagi kita semua untuk setop tindak kekerasan terhadap anak di dunia. Dan, hari ini kita deklarasikan itu," ujarnya.
 
Arist juga mengingatkan kepada seluruh lapisan masyarakat, orangtua dan pemerintah, bahwa kematian Angeline adalah sebuah isyarat pesan yang disampaikan olehnya agar tidak lagi ada tindak kekerasan kepada anak. "Seorang anak tidak tahu apa-apa. Anak-anak hanya ingin bermain dengan gaya kenakalan dan kecerian. Jangan hakimi anak-anak dan cukup Angeline jadi korban dari semua ini," ujarnya.
 
Angeline Jadi Ikon Anti Kekerasan Terhadap Anak Indonesia
(Foto: Sejumlah warga membubuhkan tandatangan menolak kekerasan terhadap anak/MI_Arnoldus Dhae)
Pada acara ini, selain berorasi dengan menempatkan panggung di depan rumah Angeline, ada spanduk berisi aspirasi seluruh masyarakat menolak kekerasan terhadap anak. Tidak hanya itu, sejuta tandatangan juga dibubuhkan lapisan masyarakat untuk mendukung setop kekerasan pada anak. Juga banyak wisatawan yang ikut membubuhkan tanda tangan mendukung Gerakan Hari Anti Kekerasan Terhadap Anak Indonesia yang akan diperingati setiap 10 Juni yang bertepatan dengan hari penemuan jenazah Angeline.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TTD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan