medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid akan memimpin doa dan tahlil untuk Karni binti Medi Tasim, TKI yang dihukum mati di Arab Saudi. Tahlilan akan digelar di kediaman Karni di Brebes, Jawa Tengah.
"Atas nama pemerintah, kami menyampaikan duka yang mendalam dari Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wapres Yusuf Kalla atas musibah ini," kata Nusron seperti dilansir Antara, Jumat (17/4/2015).
Nusron menyatakan, pemerintah telah berupaya maksimal memberikan pembelaan dan advokasi untuk meloloskan Karni. Bahkan, Presiden sampai melayangkan surat dan menghubungi langsung Raja Arab Saudi untuk meminta pengampunan dari keluarga korban. Presiden juga menawarkan diyat (denda uang) kepada keluarga korban, namun tetap gagal.
Politikus Golkar itu menuturkan pemerintah akan memfasilitasi keluarga untuk berziarah ke makam Karni di Yanbu, dekat Madinah dalam waktu dekat. "Pemerintah juga menawarkan beasiswa kepada putri Karni bernama Desi yang masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar (SD) hingga jenjang SMA," imbuh Nusron.
Mantan Ketua Umum GP Anshor itu mengharapkan, kasus Karni itu dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan bagi Kementerian Tenaga Kerja. Calon TKI harus menjalani tes psikologis dan kontrak dengan pihak perusahaan yang memberangkatkan.
Alasannya, hukuman di Arab Saudi menganut sistem penguasaan (kafalah), jika persoalannya individu pemerintah setempat juga kesulitan menerobos persoalan hukuman mati karena masalah pribadi. "Tapi kalau perusahaan, itu wilayah publik," tegas Nusron.
medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid akan memimpin doa dan tahlil untuk Karni binti Medi Tasim, TKI yang dihukum mati di Arab Saudi. Tahlilan akan digelar di kediaman Karni di Brebes, Jawa Tengah.
"Atas nama pemerintah, kami menyampaikan duka yang mendalam dari Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wapres Yusuf Kalla atas musibah ini," kata Nusron seperti dilansir
Antara, Jumat (17/4/2015).
Nusron menyatakan, pemerintah telah berupaya maksimal memberikan pembelaan dan advokasi untuk meloloskan Karni. Bahkan, Presiden sampai melayangkan surat dan menghubungi langsung Raja Arab Saudi untuk meminta pengampunan dari keluarga korban. Presiden juga menawarkan diyat (denda uang) kepada keluarga korban, namun tetap gagal.
Politikus Golkar itu menuturkan pemerintah akan memfasilitasi keluarga untuk berziarah ke makam Karni di Yanbu, dekat Madinah dalam waktu dekat. "Pemerintah juga menawarkan beasiswa kepada putri Karni bernama Desi yang masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar (SD) hingga jenjang SMA," imbuh Nusron.
Mantan Ketua Umum GP Anshor itu mengharapkan, kasus Karni itu dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan bagi Kementerian Tenaga Kerja. Calon TKI harus menjalani tes psikologis dan kontrak dengan pihak perusahaan yang memberangkatkan.
Alasannya, hukuman di Arab Saudi menganut sistem penguasaan (kafalah), jika persoalannya individu pemerintah setempat juga kesulitan menerobos persoalan hukuman mati karena masalah pribadi. "Tapi kalau perusahaan, itu wilayah publik," tegas Nusron.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)