medcom.id, Jakarta: Semua calon jemaah haji Indonesia reguler diwajibkan mampir satu malam di Asrama Haji di masing-masing embarkasi. Di sana, mereka akan mengikuti berbagai kegiatan dan pengecekan persyaratan tahap akhir.
"Setiap calon jamaah haji mendapatkan surat panggilan masuk asrama (SPMA). Mereka menginap satu malam," kata Kepala Sub Bagian Humas PPIH Embarkasi Jakarta Pondok Gede Sugito saat ditemui Metrotvnews.com, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (24/8/2015) petang.
Dia menerangkan, untuk embarkasi Jakarta, setiap harinya datang satu kloter jemaah ke Asrama Haji. Normalnya jumlah mereka sebanyak 450 orang ditambah lima orang petugas pendamping. Setibanya di asrama, mereka langsung dikumpulkan di sebuah gedung.
Di sana terdapat berbagai penjelasan dan pengecekan masing-masing calon haji. Mereka bakal mengikuti pengecekan kesehatan, pembagian passport, pembagian gelang identitas, uang biaya hidup sebesar 1.500 Real, pembagian kupon makan sebanyak 3x1 hari, plus makanan ringan dan pembagian kupon penginapan.
"Bagi jamaah yang lolos dari semua meja pengecekan dan pembagian, menaiki bis dan diantar ke gedung penginapan, berdasarkan kupon yang diterima," tukas dia.
Rata-rata setiap kloter tiba di asrama 24 jam sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Setiap kali setelah Salat Ashar, para calhaj mendapatkan pelatihan manasik, setelah Isya mendapatkan ceramah terkait kesehatan dan terakhir istirahat hingga waktu penerbangan tiba.
Sugito mengaku sudah bertugas di Embarkasi Jakarta Pondok Gede sejak 2009 silam. Nyaris tidak ada kesulitan. Setiap tahunnya, kata dia, petugas selalu meningkatkan pelayanan demi merespon kebutuhan calon haji.
"Tugas kami melayani calhaj tentu harus semaksimal mungkin. Tapi tidak setiap keinginan jamaah kita respons. Kami sudah memiliki standard operating procedure (SOP) tersendiri. Misalkan dari sisi makanan, kami penuhi empat sehat lima sempurna," ungkap dia.
Namun dari pengamatannya selama ini, tidak semua calhaj dapat beradaptasi dengan baik, walau hanya satu malam di asrama. Tidak hanya dari sisi makanan yang dianggap kurang oleh calhaj karena jauh berbeda dengan santapan sehari-hari.
Calon haji kadang mempermasalahkan kasur yang dirasa kurang empuk serta suasana asrama yang relatif tidak private. Sebab, kata Sugito, tidak hanya dihuni satu orang calhaj, melainkan ramai-ramai.
"Bisa dilihat dari kondisi mereka di penginapan. Ramai dan orang yang mayoritas belum mengenal baik satu sama lain," ujar dia.
Latar belakang calhaj yang datang dari berbeda-beda. Sugito menegaskan, setiap calhaj yang sudah mendapatkan kloter dan sudah memasuki gerbang asrama, tidak dikenal lagi latar belakang strata sosialnya. Sebab, salah satu fungsi haji adalah meleburkan itu semua dan sama statusnya di hadapan Allah SWT.
"Kalau sudah masuk kloter, masuk asrama haji, tidak ada pembedaan pejabat dan nonpejabat. Tasnya sama, bajunya sama, kamarnya sama dan semua atribut lainnya," kata Sugito.
Sugito menambahkan, embarkasi Jakarta melayani calhaj dari kloter DKI Jakarta, Banten dan Lampung. Bedanya Lampung tidak disempatkan menginap di Asrama Haji Pondok Gede, tapi langsung diterbangkan ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, untuk terbang ke Tanah Suci.
"Tahun ini, untuk DKI Jakarta ada 13 kloter, Banten 16 kloter dan Lampung 12 kloter. Hari ini baru lima kloter yang sudah berangkat," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Semua calon jemaah haji Indonesia reguler diwajibkan mampir satu malam di Asrama Haji di masing-masing embarkasi. Di sana, mereka akan mengikuti berbagai kegiatan dan pengecekan persyaratan tahap akhir.
"Setiap calon jamaah haji mendapatkan surat panggilan masuk asrama (SPMA). Mereka menginap satu malam," kata Kepala Sub Bagian Humas PPIH Embarkasi Jakarta Pondok Gede Sugito saat ditemui
Metrotvnews.com, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (24/8/2015) petang.
Dia menerangkan, untuk embarkasi Jakarta, setiap harinya datang satu kloter jemaah ke Asrama Haji. Normalnya jumlah mereka sebanyak 450 orang ditambah lima orang petugas pendamping. Setibanya di asrama, mereka langsung dikumpulkan di sebuah gedung.
Di sana terdapat berbagai penjelasan dan pengecekan masing-masing calon haji. Mereka bakal mengikuti pengecekan kesehatan, pembagian
passport, pembagian gelang identitas, uang biaya hidup sebesar 1.500 Real, pembagian kupon makan sebanyak 3x1 hari, plus makanan ringan dan pembagian kupon penginapan.
"Bagi jamaah yang lolos dari semua meja pengecekan dan pembagian, menaiki bis dan diantar ke gedung penginapan, berdasarkan kupon yang diterima," tukas dia.
Rata-rata setiap kloter tiba di asrama 24 jam sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Setiap kali setelah Salat Ashar, para calhaj mendapatkan pelatihan manasik, setelah Isya mendapatkan ceramah terkait kesehatan dan terakhir istirahat hingga waktu penerbangan tiba.
Sugito mengaku sudah bertugas di Embarkasi Jakarta Pondok Gede sejak 2009 silam. Nyaris tidak ada kesulitan. Setiap tahunnya, kata dia, petugas selalu meningkatkan pelayanan demi merespon kebutuhan calon haji.
"Tugas kami melayani calhaj tentu harus semaksimal mungkin. Tapi tidak setiap keinginan jamaah kita respons. Kami sudah memiliki
standard operating procedure (SOP) tersendiri. Misalkan dari sisi makanan, kami penuhi empat sehat lima sempurna," ungkap dia.
Namun dari pengamatannya selama ini, tidak semua calhaj dapat beradaptasi dengan baik, walau hanya satu malam di asrama. Tidak hanya dari sisi makanan yang dianggap kurang oleh calhaj karena jauh berbeda dengan santapan sehari-hari.
Calon haji kadang mempermasalahkan kasur yang dirasa kurang empuk serta suasana asrama yang relatif tidak
private. Sebab, kata Sugito, tidak hanya dihuni satu orang calhaj, melainkan ramai-ramai.
"Bisa dilihat dari kondisi mereka di penginapan. Ramai dan orang yang mayoritas belum mengenal baik satu sama lain," ujar dia.
Latar belakang calhaj yang datang dari berbeda-beda. Sugito menegaskan, setiap calhaj yang sudah mendapatkan kloter dan sudah memasuki gerbang asrama, tidak dikenal lagi latar belakang strata sosialnya. Sebab, salah satu fungsi haji adalah meleburkan itu semua dan sama statusnya di hadapan Allah SWT.
"Kalau sudah masuk kloter, masuk asrama haji, tidak ada pembedaan pejabat dan nonpejabat. Tasnya sama, bajunya sama, kamarnya sama dan semua atribut lainnya," kata Sugito.
Sugito menambahkan, embarkasi Jakarta melayani calhaj dari kloter DKI Jakarta, Banten dan Lampung. Bedanya Lampung tidak disempatkan menginap di Asrama Haji Pondok Gede, tapi langsung diterbangkan ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, untuk terbang ke Tanah Suci.
"Tahun ini, untuk DKI Jakarta ada 13 kloter, Banten 16 kloter dan Lampung 12 kloter. Hari ini baru lima kloter yang sudah berangkat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)