medcom.id, Jakarta: Bencana Aceh yang terjadi tepat pada 10 tahun lalu masih memberi duka yang mendalam bagi korban bencana di provinsi Serambi Mekah tersebut. Tak hanya korban yang secara langsung mendapatkan duka bencana Gempa dan Tsunami, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pun merasakan hal yang sama seperti korban bencana yang merenggut ratusan ribu orang tersebut.
Wapres JK menceritakan, pertama kali ia mendengar kabar bencana Aceh tersebut berasal dari siaran radio, namun siaran radio tersebut terputus. Sehingga ia pun segera menelepon Gubernur, Pangdam, dan Kapolda Aceh untuk melaporkan keadaan Aceh pada saat itu. Namun, dari ketiga orang tersebut, tak satu pun berhasil ia hubungi, karena komunikasi dari dan ke Aceh terputus total.
Hal tersebut sontak membuat Wapres yang merangkap sebagai Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas) segera mengambil tindakan untuk mengetahui situasi dan keadaan Aceh pada saat itu. sehingga ia akhirnya meminta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) saat itu, Sofyan Djalil, untuk terbang ke Aceh dan memberi kabar secara langsung keadaan dan situasi di Serambi Mekah tersebut.
"Waktu itu Presiden ada di Papua, sehingga saya langsung mengambil seluruh tanggung jawab operasional tentang bencana Aceh. Saya minta Menteri Sofyan Djalil yang juga orang Aceh beberapa jam setelah kejadian berlangsung terbang ke Aceh untuk melihat apa yang terjadi di Aceh dan melaporkan keadaan pada saya," tutur JK dalam Primetime News Metro TV, Jumat (26/12/2014).
Sesampainya Menteri Sofyan Djalil di Aceh pada tengah malam, lanjut JK, ia langsung melaporkan keadaan dan kondisi yang terjadi. Dengan nada tersedu dan menangis, Sofyan Djalil mengungkapkan bahwa bencana yang terjadi di Aceh adalah bencana yang terbesar yang pernah ada.
"Setelah tengah malam ia laporkan sambil menangis, ini korban besar yang terjadi. Ini bencana terbesar yang pernah dilihat orang di Aceh. Waktu itu masih ukuran puluhan ribu korban yang meninggal," sebut JK.
medcom.id, Jakarta: Bencana Aceh yang terjadi tepat pada 10 tahun lalu masih memberi duka yang mendalam bagi korban bencana di provinsi Serambi Mekah tersebut. Tak hanya korban yang secara langsung mendapatkan duka bencana Gempa dan Tsunami, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pun merasakan hal yang sama seperti korban bencana yang merenggut ratusan ribu orang tersebut.
Wapres JK menceritakan, pertama kali ia mendengar kabar bencana Aceh tersebut berasal dari siaran radio, namun siaran radio tersebut terputus. Sehingga ia pun segera menelepon Gubernur, Pangdam, dan Kapolda Aceh untuk melaporkan keadaan Aceh pada saat itu. Namun, dari ketiga orang tersebut, tak satu pun berhasil ia hubungi, karena komunikasi dari dan ke Aceh terputus total.
Hal tersebut sontak membuat Wapres yang merangkap sebagai Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas) segera mengambil tindakan untuk mengetahui situasi dan keadaan Aceh pada saat itu. sehingga ia akhirnya meminta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) saat itu, Sofyan Djalil, untuk terbang ke Aceh dan memberi kabar secara langsung keadaan dan situasi di Serambi Mekah tersebut.
"Waktu itu Presiden ada di Papua, sehingga saya langsung mengambil seluruh tanggung jawab operasional tentang bencana Aceh. Saya minta Menteri Sofyan Djalil yang juga orang Aceh beberapa jam setelah kejadian berlangsung terbang ke Aceh untuk melihat apa yang terjadi di Aceh dan melaporkan keadaan pada saya," tutur JK dalam Primetime News Metro TV, Jumat (26/12/2014).
Sesampainya Menteri Sofyan Djalil di Aceh pada tengah malam, lanjut JK, ia langsung melaporkan keadaan dan kondisi yang terjadi. Dengan nada tersedu dan menangis, Sofyan Djalil mengungkapkan bahwa bencana yang terjadi di Aceh adalah bencana yang terbesar yang pernah ada.
"Setelah tengah malam ia laporkan sambil menangis, ini korban besar yang terjadi. Ini bencana terbesar yang pernah dilihat orang di Aceh. Waktu itu masih ukuran puluhan ribu korban yang meninggal," sebut JK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)