medcom.id, Bekasi: Sebanyak 21 orang balita divaksinasi ulang di RSIA Sayang Bunda, Bekasi. Pemberian vaksinasi ulang terhadap balita yang diduga terpapar vaksin palsu merupakan imbauan dari Kementerian Kesehatan.
"Kurang lebih ada sekitar 21 anak yang terdaftar melakukan vaksinasi ulang hari ini," kata bidan RSIA Sayang Bunda, Dwi Anggraeni di Perumahan Pondok Ungu Permai, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Senin (18/7/2016).
Dari 21 orang anak tersebut, kata Dwi, 20 di antaranya merupakan pasien vaksin jenis Pediacel dan satu anak diberikan vaksin ulang jenis Tripacel.
Dwi mengungkapkan, jadwal pemberian vaksin sudah ditetapkan Kementerian Kesehatan. Sedangkan, orang tua pasien vaksin palsu telah dihubungi petugas Kememenkes untuk melakukan vaksin ulang di RSIA Sayang Bunda. "Sudah ada daftar anak yang akan melakukan vaksinasi ulang," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Media Indonesia, para orang tua sudah mendatangi rumah sakit tersebut sejak pagi hari. Namun tidak seluruh orang tua pasien bersedia divaksin ulang. Sebagian memilih melakukan vaksinasi di Posyandu atau Puskesmas terdekat.
Kementerian Kesehatan menggelar vaksinasi ulang mulai hari ini. Salah satu tempat vaksinasi ulang ada di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur. Vaksinasi ulang ini merupakan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan terhadap anak yang diduga menerima vaksin palsu.
Untuk wilayah DKI Jakarta, ada dua tempat yang terbukti menjual dan menggunakan vaksin palsu, yaitu Rumah Sakit Harapan Bunda, Kramatjati dan Klinik Bidan Elly, Ciracas.
Tim Satgas Vaksin Palsu mencatat ada 197 balita yang mendapatkan vaksin palsu di Klinik Bidan Elly, Ciracas, Jakarta Timur. Sedangkan untuk di RS Harapan Bunda, tim masih mendata. Kemenkes mempersilakan balita-balita diluar data di atas untuk divaksin ulang.
Pelaksanaan imunisasi oleh tenaga kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah didampingi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Adapun vaksin yang digunakan dalam vaksinasi ulang ini adalah vaksin DPT (Difteri Pertusis dan Anti Tetanus), HB (Hepatitis B) dan HiB Haemophilus Influenza type B atau yang lebih dikenal dengan sebutan vaksin pentavalen.
Kedua, Oral Polio Vaccine (OPV), vaksin untuk menghindari penyakit polio. Vaksin pentavalen dan OPV termasuk program nasional imunisasi dasar lengkap.
Penyidik Bareskrim Polri mengungkap kasus penjualan vaksin palsu dan menetapkan 23 orang sebagai tersangka. Kementerian Kesehatan merilis ada 14 rumah sakit, delapan bidang, dua klinik menggunakan vaksin palsu.
RSIA Sayang Bunda merupakan satu dari RS Swasta yang diungkap Kemenkes dan Bareskrim Polri menggunakan vaksin palsu.
medcom.id, Bekasi: Sebanyak 21 orang balita divaksinasi ulang di RSIA Sayang Bunda, Bekasi. Pemberian vaksinasi ulang terhadap balita yang diduga terpapar vaksin palsu merupakan imbauan dari Kementerian Kesehatan.
"Kurang lebih ada sekitar 21 anak yang terdaftar melakukan vaksinasi ulang hari ini," kata bidan RSIA Sayang Bunda, Dwi Anggraeni di Perumahan Pondok Ungu Permai, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Senin (18/7/2016).
Dari 21 orang anak tersebut, kata Dwi, 20 di antaranya merupakan pasien vaksin jenis Pediacel dan satu anak diberikan vaksin ulang jenis Tripacel.
Dwi mengungkapkan, jadwal pemberian vaksin sudah ditetapkan Kementerian Kesehatan. Sedangkan, orang tua pasien vaksin palsu telah dihubungi petugas Kememenkes untuk melakukan vaksin ulang di RSIA Sayang Bunda. "Sudah ada daftar anak yang akan melakukan vaksinasi ulang," ujarnya.
Berdasarkan pantauan
Media Indonesia, para orang tua sudah mendatangi rumah sakit tersebut sejak pagi hari. Namun tidak seluruh orang tua pasien bersedia divaksin ulang. Sebagian memilih melakukan vaksinasi di Posyandu atau Puskesmas terdekat.
Kementerian Kesehatan menggelar vaksinasi ulang mulai hari ini. Salah satu tempat vaksinasi ulang ada di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur. Vaksinasi ulang ini merupakan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan terhadap anak yang diduga menerima vaksin palsu.
Untuk wilayah DKI Jakarta, ada dua tempat yang terbukti menjual dan menggunakan vaksin palsu, yaitu Rumah Sakit Harapan Bunda, Kramatjati dan Klinik Bidan Elly, Ciracas.
Tim Satgas Vaksin Palsu mencatat ada 197 balita yang mendapatkan vaksin palsu di Klinik Bidan Elly, Ciracas, Jakarta Timur. Sedangkan untuk di RS Harapan Bunda, tim masih mendata. Kemenkes mempersilakan balita-balita diluar data di atas untuk divaksin ulang.
Pelaksanaan imunisasi oleh tenaga kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah didampingi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Adapun vaksin yang digunakan dalam vaksinasi ulang ini adalah vaksin DPT (Difteri Pertusis dan Anti Tetanus), HB (Hepatitis B) dan HiB Haemophilus Influenza type B atau yang lebih dikenal dengan sebutan vaksin pentavalen.
Kedua, Oral Polio Vaccine (OPV), vaksin untuk menghindari penyakit polio. Vaksin pentavalen dan OPV termasuk program nasional imunisasi dasar lengkap.
Penyidik Bareskrim Polri mengungkap kasus penjualan vaksin palsu dan menetapkan 23 orang sebagai tersangka. Kementerian Kesehatan merilis ada 14 rumah sakit, delapan bidang, dua klinik menggunakan vaksin palsu.
RSIA Sayang Bunda merupakan satu dari RS Swasta yang diungkap Kemenkes dan Bareskrim Polri menggunakan vaksin palsu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)