medcom.id, Jakarta: Kementerian Kesehatan hingga kini masih berupaya mendata dan memverifikasi anak-anak yang diduga terpapar vaksin palsu. Saat ini sudah 121 anak yang telah diimunisasi ulang.
"Kami masih terus lakukan pendataan dan verifikasi. Kemarin pengulangan imunisasi di Ciracas ada 76 anak, kemudian di Harapan Bunda 19 anak dan di daerah lainnya 26 anak," kata Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek di Gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan (19/7/2016).
Nila menuturkan, penanganan vaksin palsu ini terus dilakukan sembari berkoordinasi dengan Kepolisian. Dia menjelaskan, penelitian laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan kandungan vaksin yang terindikasi dipalsukan secara ilmiah tak menimbulkan efek samping pada kesehatan. Namun demikian, Nila mendorong para orang tua melakukan imunisasi ulang bila masih ragu.
"Pemerintah wajib memberikan vaksin. Siapapun yang menginginkan pengulangan harus sesuai dengan pedoman dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)," tutur dia.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Kesehatan Nila F Moeloek (kanan) berbincang dengan orangtua korban vaksin palsu saat meninjau pelaksanaan vaksinasi ulang di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (18/7/2016). Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Dia menambahkan, total 23 juta anak dan remaja penerima wajib vaksin pada program imunisasi tahun 2016. Program ini mendapat kucuran anggaran sebesar Rp800 miliar dan terus bertambah setiap tahunnya.
"Anggaran itu cukup dan semakin meningkat. Pada tahun 2016 total 23 juta anak dan remaja menerima vaksin. Misalnya BCG sampai 35 juta dosis, polio 29 juta dosis, campak 32 juta dosis, ini disediakan pemerintah yang dibeli dari Biofarma," kata Nila.
<blockquote class="twitter-video" data-lang="en"><p lang="in" dir="ltr">Orangtua dari Korban Vaksin Palsu Temui Ketua DPR <a href="https://t.co/X3ckEcVmVO">https://t.co/X3ckEcVmVO</a> <a href="https://t.co/YGkLHJca7j">pic.twitter.com/YGkLHJca7j</a></p>— METRO TV (@Metro_TV) <a href="https://twitter.com/Metro_TV/status/755325215148691456">July 19, 2016</a></blockquote>
<script async src="//platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
medcom.id, Jakarta: Kementerian Kesehatan hingga kini masih berupaya mendata dan memverifikasi anak-anak yang diduga terpapar vaksin palsu. Saat ini sudah 121 anak yang telah diimunisasi ulang.
"Kami masih terus lakukan pendataan dan verifikasi. Kemarin pengulangan imunisasi di Ciracas ada 76 anak, kemudian di Harapan Bunda 19 anak dan di daerah lainnya 26 anak," kata Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek di Gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan (19/7/2016).
Nila menuturkan, penanganan vaksin palsu ini terus dilakukan sembari berkoordinasi dengan Kepolisian. Dia menjelaskan, penelitian laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan kandungan vaksin yang terindikasi dipalsukan secara ilmiah tak menimbulkan efek samping pada kesehatan. Namun demikian, Nila mendorong para orang tua melakukan imunisasi ulang bila masih ragu.
"Pemerintah wajib memberikan vaksin. Siapapun yang menginginkan pengulangan harus sesuai dengan pedoman dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)," tutur dia.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Kesehatan Nila F Moeloek (kanan) berbincang dengan orangtua korban vaksin palsu saat meninjau pelaksanaan vaksinasi ulang di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (18/7/2016). Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Dia menambahkan, total 23 juta anak dan remaja penerima wajib vaksin pada program imunisasi tahun 2016. Program ini mendapat kucuran anggaran sebesar Rp800 miliar dan terus bertambah setiap tahunnya.
"Anggaran itu cukup dan semakin meningkat. Pada tahun 2016 total 23 juta anak dan remaja menerima vaksin. Misalnya BCG sampai 35 juta dosis, polio 29 juta dosis, campak 32 juta dosis, ini disediakan pemerintah yang dibeli dari Biofarma," kata Nila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)