medcom.id, Ponorogo: "Sugeng karaharjan nggih," ujar Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyapa ratusan santri dan masyarakat Ponorogo, mengawali sambutan dalam pagelaran wayang kulit di lapangan sepakbola Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Sabtu (3/9/2016) malam.
Gelaran wayang kulit lakon Parikesit Dadi Ratu tersebut dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR.
Hidayat Nur Wahid mengatakan, MPR ikut bersyukur bahwa Pondok Gontor telah dikaruniai umur yang panjang, 90 tahun, di mana dalam perjalanan pengabdiannya Pondok Gontor mempunyai peran yang besar kepada bangsa, negara, dan masyarakat lewat jalur pendidikan.
Wayang kulit menurut Hidayat Nur Wahid merupakan bagian dari kebudayaan. Keberadaan kebudayaan sendiri secara jelas didukung dalam UUD NRI Tahun 1945.
"Sebagai budaya maka wayang kulit perlu didukung. Kebudayaan adalah bagian dari hak asasi manusia sehingga perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas masyarakat," kata Hidayat.
Lakon Parikesit Dadi Ratu dinilai politikus PKS tersebut, sesuai dengan keinginan Pondok Gontor yang ingin mengestafetkan kepemimpinan dan kebaikan. "Dengan pagelaran wayang kulit bisa kita tanamkan rasa cinta Tanah Air," ujarnya.
Sebagai salah satu metode Sosialisasi Empat Pilar, pagelaran wayang kulit akan dilakukan di pesantren-pesantren, desa-desa, di seluruh Indonesia. "Lewat kesenian ini bisa ditularkan kebaikan," ucap Hidayat.
Wakil Bupati Ponorogo, Soedjarno, dalam kesempatan itu mengatakan,sebagai wakil Pemerintah Kabupaten Ponorogo mengucapkan terima kasih atas pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan oleh MPR.
Hiburan malam itu dengan dalang Ki Anom Suroto menurut Soedjarno menghibur santri dan masyarakat. "Dengan pertunjukan wayang, kita bisa mengenal karakter-karakter lakon pewayangan," ujarnya.
Diakui oleh Soedjarno bahwa baru pertama kali ini, pagelaran wayang digelar di Pondok Gontor. "Zaman Walisongo dulu, wayang sebagai media untuk menyebarkan syiar Islam," ucap Soedjarno.
medcom.id, Ponorogo: "Sugeng karaharjan nggih," ujar Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyapa ratusan santri dan masyarakat Ponorogo, mengawali sambutan dalam pagelaran wayang kulit di lapangan sepakbola Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Sabtu (3/9/2016) malam.
Gelaran wayang kulit lakon Parikesit Dadi Ratu tersebut dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR.
Hidayat Nur Wahid mengatakan, MPR ikut bersyukur bahwa Pondok Gontor telah dikaruniai umur yang panjang, 90 tahun, di mana dalam perjalanan pengabdiannya Pondok Gontor mempunyai peran yang besar kepada bangsa, negara, dan masyarakat lewat jalur pendidikan.
Wayang kulit menurut Hidayat Nur Wahid merupakan bagian dari kebudayaan. Keberadaan kebudayaan sendiri secara jelas didukung dalam UUD NRI Tahun 1945.
"Sebagai budaya maka wayang kulit perlu didukung. Kebudayaan adalah bagian dari hak asasi manusia sehingga perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas masyarakat," kata Hidayat.
Lakon Parikesit Dadi Ratu dinilai politikus PKS tersebut, sesuai dengan keinginan Pondok Gontor yang ingin mengestafetkan kepemimpinan dan kebaikan. "Dengan pagelaran wayang kulit bisa kita tanamkan rasa cinta Tanah Air," ujarnya.
Sebagai salah satu metode Sosialisasi Empat Pilar, pagelaran wayang kulit akan dilakukan di pesantren-pesantren, desa-desa, di seluruh Indonesia. "Lewat kesenian ini bisa ditularkan kebaikan," ucap Hidayat.
Wakil Bupati Ponorogo, Soedjarno, dalam kesempatan itu mengatakan,sebagai wakil Pemerintah Kabupaten Ponorogo mengucapkan terima kasih atas pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan oleh MPR.
Hiburan malam itu dengan dalang Ki Anom Suroto menurut Soedjarno menghibur santri dan masyarakat. "Dengan pertunjukan wayang, kita bisa mengenal karakter-karakter lakon pewayangan," ujarnya.
Diakui oleh Soedjarno bahwa baru pertama kali ini, pagelaran wayang digelar di Pondok Gontor. "Zaman Walisongo dulu, wayang sebagai media untuk menyebarkan syiar Islam," ucap Soedjarno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)