Wapres Jusuf Kalla menghadiri peluncuran Satelit LAPAN-A3, Rabu 22 Juni/MTVN/Dheri Agriesta
Wapres Jusuf Kalla menghadiri peluncuran Satelit LAPAN-A3, Rabu 22 Juni/MTVN/Dheri Agriesta

Kalla: Penggunaan Satelit LAPAN-A3 Harus Efektif

Dheri Agriesta • 22 Juni 2016 14:49
medcom.id, Bogor: Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri peluncuran satelit LAPAN-A3/LAPAN-IPB di Pusat Teknologi Penerbangan di Rumpin, Bogor. Peluncuran satelit yang disaksikan melalui acara nonton bersama ini bisa digunakan memantau berbagai sektor.
 
Kalla mengakui kemampuan anak bangsa merancang dan membuat benda langit ini. "Namun yang paling penting penggunaannya yang harus efektif, karena ini bisa memantau kondisi pertanian dan maritim kita dengan baik," kata Kalla usai peluncuran di Pusat Teknologi Penerbangan, Jalan Raya Lapan Sukamulya, Rumpin, Bogor, Rabu (21/6/2016).
 
Pria asal Makassar ini menegaskan, pemerintah telah memiliki program untuk memerbaharui seluruh data pertanian dan perikanan dengan benar. Sebab, selama ini hampir seluruh data didapat secara kasat mata.

Laporan ditambah secara serampangan sehingga data yang dimiliki tidak akurat. Kalla berharap, dengan adanya satelit ini pembaharuan dan pengumpulan data menjadi lebih baik.
 
Kalla: Penggunaan Satelit LAPAN-A3 Harus Efektif
Wapres Jusuf Kalla menghadiri peluncuran Satelit LAPAN-A3, Rabu 22 Juni/MTVN/Dheri Agriesta
 
Melalui bantuan satelit LAPAN-A3, Kalla meminta pemerintah lebih menyoroti manfaat satelit, bukan sekadar seremonial peluncuran. Seluruh pihak, kata dia, harus mengetahui kekayaan yang mereka miliki termasuk berapa luas laut, jumlah ikan, dan lahan yang tersedia.
 
"Tapi bagaimana memanfaatkannya, sama saja dengan nanti, di mana wilayah di Indonesia ini yang masih bisa dibuat sawah atau juga pengairan dengan betul, atau ditanami karet dengan betul," jelas Kalla.
 
Orang nomor dua di Republik ini mengatakan, dengan bantuan teknologi, pemerintah dan masyarakat bisa melakukan hal itu secara tepat. Pemerintah juga bisa mendapatkan data lebih rinci terkait kekayaan alam yang dimiliki.
 
"Itu maksudnya bagaimana kekayaan alam itu dapat kita tahu dan kuasai dengan betul," ucap Kalla.
 
Ilmuwan LAPAN Dituntut Produktif
 
Keberhasilan ini tak lepas dari tangan dingin para ilmuwan. Lembaga Penerangan dan Antariksa Nasional memiliki sekitar seribu staf dan 500 ilmuwan. Kalla menuntut mereka lebih produktif dalam menciptakan karya meski masih ada benturan di sana sini.
 
"Ya tentu ada keterbatasan anggaran, keterbatasan fasilitas yang nanti pada waktunya kita perbaiki lah," kata dia.
 
Kalla: Penggunaan Satelit LAPAN-A3 Harus Efektif
 
Kalla juga menyoroti Satelit LAPAN-A3 yang menggunakan teknologi roket dari India. Menurut dia, perkembangan teknologi Indonesia telah tertinggal, meski Indonesia lebih dulu memiliki satelit ketimbang India. Kalla merujuk kepada satelit Palapa yang telah melangit sejak 8 Juli 1976.
 
"Sekarang kita minta tolong India untuk terbangkan satelit kita, padahal dulu kita lebih duluan punya satelit daripada negara ASEAN," ujar Kalla.
 
Satelit LAPAN-A3 diluncurkan roket PSLV-C34 buatan India. Roket ini juga membawa satelit BIROS dari Jerman, M3MSat dari Kanada, SkysSat Gen 2-1 dari Amerika Serikat, GHGSat-D dari Kanada, Dove Satellites (Twelve) dari Amerika Serikat, dan Sathyabamasat, Swayam, dan Cartosat dari India.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan