"Baru tiga minggu kerja, belum sebulan," kata Bibih, suami Emi, di Rumah Sakit Kartika, Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).
Bibih bercerita, Santi dan Emi bekerja di rumah Dodi atas ajakan Yanto, salah satu sopir Dodi--satu dari enam korban tewas. Sebelum bekerja di rumah Dodi, Santi bekerja di Rawamangun, Jakarta Timur.
"Jadi pembantu juga," terang Bibih.
Bibih kaget luar biasa saat mendapat informasi dua anggota keluarganya turut jadi korban penyekapan. Dia bersama kerabatnya langsung berangkat dari kediamannya di Kampung Cipongkok, Tegalega, Lengkong, Sukabumi, Jawa Barat, ke Jakarta.
Perjalanan jauh Bibih berujung kelegaan. Dia bersyukur istri dan anaknya selamat. Namun, Bibih mengaku belum mau bertanya banyak soal peristiwa penyekapan itu.
"Masih trauma, saya juga langsung nangis saja pas ketemu," kata Bibih.
(Baca: Korban Selamat Jadi Saksi Kunci Pembunuhan di Pulomas)
Enam dari 11 orang ditemukan meninggal dalam satu kamar mandi berukuran 1,5 m x 1,5 meter di sebuah rumah Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, pada 27 Desember 2016. Korban tewas, yakni Dodi serta dua orang anaknya, Diona Arika Andra Putri dan Dianita Gemma Dzalfayla.
Amel, teman Gemma, dan dua orang sopir Dodi juga tewas dalam kejadian ini. Sementara lima lainnya mengalami luka dan dirawat intensif di RS Kartika Pulomas.
(Baca: Cerita Haru Upaya Bertahan Hidup Korban Penyekapan di Pulomas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id