medcom.id, Jakarta: Pondok pesantren berperan strategis dalam merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pesantren ada di garda terdepan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Hingga sekarang selalu tampil paling depan dalam memperjuangkan dan mempertahankan NKRI," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Bandung, Senin (12/12/2016).
Aher, sapaan Ahmad Heryawan, mengungkapkan hal itu saat memberi sambutan dalam acara Doa Bersama 1212 sekaligus milad ke-26 Pondok Pesantren Daarut Tauhiid pimpinan KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym yang bertajuk Pesantren untuk NKRI di Lapangan Gasibu, Bandung.
Puluhan ribu umat mengenakan pakaian berwarna putih serta ikat kepala merah putih memenuhi Lapangan Gasibu.
Acara itu juga juga dihadiri Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Pangdam III/Siliwangi Mayjen Hirendra, Kapolda Jabar Irjen Bambang Waskitu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, serta Aa Gym.
Sebelum Doa Bersama 1212 di Lapangan Gasibu, warga mengikuti salat subuh berjemaah di Masjid Pusdai, Kota Bandung.
Aher menambahkan, sistem kepesantrenan yang original berada di Indonesia. "Kita bangga sebagai bangsa Indonesia, ada sistem kepesantrenan. Meskipun di beberapa tempat ada kemiripan, sistem pesantren yang paling original hanya ada di Indonesia," ujar Aher.
Tito Karnavian meyakini umat muslim di Tanah Air memiliki toleransi yang baik. "Islam yang kita yakini adalah agama rahmatan lil alamin, memberi rahmat kepada semua umat, tanpa membedakan agama, suku," kata Tito disambut gema takbir dari jemaah.
Tito pun berharap toleransi antarumat beragama ini akan semakin terwujud jelang pelaksanaan Natal 2016. Menurutnya, tidak boleh ada satu pun kalangan yang merusak momentum Natal dengan membuat keonaran.
Bahkan, dia berharap umat beragama lain bisa membantu mewujudkan pelaksanaan Natal yang damai dan khidmat. "Warga agama lain juga dapat mengakomodasi kegiatan tersebut," katanya.
Ridwan Kamil atau yang kerap disapa Kang Emil menuturkan, Doa Bersama 1212 diharapkan menjadi inspirasi kesejukan. Dia menuturkan, kegiatan tersebut menjadi momentum bagi para pemimpin untuk bisa memimpin diri sendiri, taat pada aturan, serta ibadah, dan tidak melanggar hukum. (Media Indonesia)
medcom.id, Jakarta: Pondok pesantren berperan strategis dalam merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pesantren ada di garda terdepan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Hingga sekarang selalu tampil paling depan dalam memperjuangkan dan mempertahankan NKRI," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Bandung, Senin (12/12/2016).
Aher, sapaan Ahmad Heryawan, mengungkapkan hal itu saat memberi sambutan dalam acara Doa Bersama 1212 sekaligus milad ke-26 Pondok Pesantren Daarut Tauhiid pimpinan KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym yang bertajuk Pesantren untuk NKRI di Lapangan Gasibu, Bandung.
Puluhan ribu umat mengenakan pakaian berwarna putih serta ikat kepala merah putih memenuhi Lapangan Gasibu.
Acara itu juga juga dihadiri Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Pangdam III/Siliwangi Mayjen Hirendra, Kapolda Jabar Irjen Bambang Waskitu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, serta Aa Gym.
Sebelum Doa Bersama 1212 di Lapangan Gasibu, warga mengikuti salat subuh berjemaah di Masjid Pusdai, Kota Bandung.
Aher menambahkan, sistem kepesantrenan yang original berada di Indonesia. "Kita bangga sebagai bangsa Indonesia, ada sistem kepesantrenan. Meskipun di beberapa tempat ada kemiripan, sistem pesantren yang paling original hanya ada di Indonesia," ujar Aher.
Tito Karnavian meyakini umat muslim di Tanah Air memiliki toleransi yang baik. "Islam yang kita yakini adalah agama rahmatan lil alamin, memberi rahmat kepada semua umat, tanpa membedakan agama, suku," kata Tito disambut gema takbir dari jemaah.
Tito pun berharap toleransi antarumat beragama ini akan semakin terwujud jelang pelaksanaan Natal 2016. Menurutnya, tidak boleh ada satu pun kalangan yang merusak momentum Natal dengan membuat keonaran.
Bahkan, dia berharap umat beragama lain bisa membantu mewujudkan pelaksanaan Natal yang damai dan khidmat. "Warga agama lain juga dapat mengakomodasi kegiatan tersebut," katanya.
Ridwan Kamil atau yang kerap disapa Kang Emil menuturkan, Doa Bersama 1212 diharapkan menjadi inspirasi kesejukan. Dia menuturkan, kegiatan tersebut menjadi momentum bagi para pemimpin untuk bisa memimpin diri sendiri, taat pada aturan, serta ibadah, dan tidak melanggar hukum. (
Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)