Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan dari ketiga subvarian baru ini, yang paling diwaspadai adalah subavarian XBC. Subvarian ini merupakan kombinasi turunan dari Delta dan BA.2.
Dicky menyampaikan subvarian XBC harus diwaspadai karena Delta memiliki karakter lebih menyerang saluran pernapasan bawah serta berkolerasi dengan tingkat keparahan dan kematian yang lebih tinggi.
"Kita masih menunggu banyak data, karena selama ini yang menjadi permasalahan adalah kemampuan dalam menginfeksinya masih kalah dengan turunan-turunan dari Omicron, namun kehadiran XBC ini harus menjadi kewaspadaan," ujar Dicky saat dihubungi, Sabtu, 5 November 2022.
Sementara itu, XBB maupun BQ adalah turunan dari varian Omicron. XBB merupakan turunan dari BA.2, dominan dari Asia, Asutralia, dan Pasifik, sedangkan BQ adalah turunan dari BA.5, dominan awalnya di Eropa, Amerika, dan Afrika.
"Potensi keduanya menjadi berkosirkulasi bahkan berkoinfeksi, memungkinkan secara teoritis, artinya kalau kosirkulasi di satu gelombang yang sama di Indonesia ada BQ ada XBB dimungkinkan terjadi. Dari sisi gejala tidak terlalu berbeda, namun khusus XBB terlihat kasus kematiannya meningkat dibanding turunan Omicron yang lain," ujar Dicky.
Baca: Bertambah, Kasus Subvarian XBB di Indonesia Mencapai 12 Orang |
Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat kasus kematian akibat subvarian XBB meningkat. Pertama, dari sisi kemampuan XBB dalam membuat infeksi baru.
Kedua, XBB menginfeksi di saat situasi yang tengah lebih rawan, karena sebagian dari penduduk belum mendapatkan vaksin booster. Ketiga, sebagian besar dari penduduk Indonesia sudah pernah terinfeksi minimal satu kali.
Riset membuktikan bahwa orang yang sudah lebih dari dua kali terinfeksi, sel pertahanan tubuhnya menurun. Orang yang sudah terinfeksi covid-19 satu kali, dia dua kali lebih tinggi risikonya untuk mengalami kematian oleh penyakit apapun, dan tiga kali lebih tinggi untuk menjalani perawatan di rumah sakit. (Naufal Zuhdi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News