Jakarta: Poligraf merupakan alat yang digunakan untuk menguji kebohongan. Alat yang juga biasa dikenal sebagai lie detector ini kerap digunakan dalam penyelidikan polisi.
Termasuk dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) oleh terdakwa Ferdy Sambo dkk. Hasil tes poligraf salah satu terdakwa, yakni Ferdy Sambo, mendapat skor minus.
"Untuk terdakwa FS (Ferdy Sambo) nilai totalnya minus delapan," kata Aji saat persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu, 14 Desember 2022.
Poligraf adalah
Dilansir dari Crime Museum, Poligraf adalah mesin yang digunakan oleh penegak hukum untuk menguji respons fisiologis individu terhadap pertanyaan tertentu. Ketika menggunakan mesin ini seseorang akan dipasang empat sampai enam sensor. Berikut instrumen-instrumen yang dipasang untuk tes poligraf seperti dikutip dari laman Polygraph:
1. Pneumographs
Alat ini untuk mengukur fungsi pernapasan. Dua pneumograf ditempatkan di sekitar dada dan perut subjek uji.
2. Pengukur tekanan darah/Tensimeter
Pengukur tekanan darah dipasang di sekitar lengan atas subjek.
3. Galvanometer
Galvanometer atau pelat jari dipasang pada dua jari subjek. Pelat ini mengukur kemampuan kulit untuk menghantarkan listrik.
Cara kerja Poligraf
Cara kerja poligraf adalah mendeteksi detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan, dan seberapa banyak seseorang berkeringat. Proses tes ini berlangsung antara satu sampai tiga jam yang terdiri dari empat fase berbeda, yaitu:
Wawancara Pra-Tes
Koleksi Bagan
Analisis Bagan
Wawancara Pasca Tes
Tingkat keakuratan tes Poligraf
Dari sejumlah studi tingkat keakuratan tes Poligraf ini di atas 80 persen. Sementara itu, berdasarkan keterangan ahli Poligraf dari Polri, Aji Febrianto, yang dihadirkan sebagai ahli dari jaksa penuntut umum (JPU) lima terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Poligraf yang digunakan memiliki keakuratan 93 persen.
Sesuai dengan jurnal yang dikeluarkan, untuk teknik kita gunakan, (tes poligraf) memiliki keakuratan di atas 93 persen," terang Aji saat persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu, 14 Desember 2022.
Jakarta: Poligraf merupakan alat yang digunakan untuk menguji kebohongan. Alat yang juga biasa dikenal sebagai
lie detector ini kerap digunakan dalam penyelidikan polisi.
Termasuk dalam
kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) oleh terdakwa Ferdy Sambo dkk. Hasil tes poligraf salah satu terdakwa, yakni
Ferdy Sambo, mendapat skor minus.
"Untuk terdakwa FS (Ferdy Sambo) nilai totalnya minus delapan," kata Aji saat persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu, 14 Desember 2022.
Poligraf adalah
Dilansir dari
Crime Museum, Poligraf adalah mesin yang digunakan oleh penegak hukum untuk menguji respons fisiologis individu terhadap pertanyaan tertentu. Ketika menggunakan mesin ini seseorang akan dipasang empat sampai enam sensor. Berikut instrumen-instrumen yang dipasang untuk tes poligraf seperti dikutip dari laman Polygraph:
1. Pneumographs
Alat ini untuk mengukur fungsi pernapasan. Dua pneumograf ditempatkan di sekitar dada dan perut subjek uji.
2. Pengukur tekanan darah/Tensimeter
Pengukur tekanan darah dipasang di sekitar lengan atas subjek.
3. Galvanometer
Galvanometer atau pelat jari dipasang pada dua jari subjek. Pelat ini mengukur kemampuan kulit untuk menghantarkan listrik.
Cara kerja Poligraf
Cara kerja poligraf adalah mendeteksi detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan, dan seberapa banyak seseorang berkeringat. Proses tes ini berlangsung antara satu sampai tiga jam yang terdiri dari empat fase berbeda, yaitu:
- Wawancara Pra-Tes
- Koleksi Bagan
- Analisis Bagan
- Wawancara Pasca Tes
Tingkat keakuratan tes Poligraf
Dari sejumlah studi tingkat keakuratan tes Poligraf ini di atas 80 persen. Sementara itu, berdasarkan keterangan
ahli Poligraf dari Polri, Aji Febrianto, yang dihadirkan sebagai ahli dari jaksa penuntut umum (JPU) lima terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Poligraf yang digunakan memiliki keakuratan 93 persen.
Sesuai dengan jurnal yang dikeluarkan, untuk teknik kita gunakan, (tes poligraf) memiliki keakuratan di atas 93 persen," terang Aji saat persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu, 14 Desember 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)