medcom.id, Jakarta: Gaya tulisan ala blogger yang tidak rumit. Isi cerita yang mengundang tawa. Itulah ciri khas buku '"Diculik" Prabowo' yang ditulis oleh Hazmi Fitriyasa. Buku ini mencoba untuk menyajikan sisi lain Sang Jenderal yang mungkin tidak diketahui masyarakat.
Pria yang memiliki nama pena Hazmi Srondol, itu mencoba menulis sisi lain dari Prabowo. Tokoh Prabowo yang dikenal dengan stereotip keras dan kaku itu, coba dibantah Hazmi dengan menceritakan Prabowo di kesehariannya. Dengan gaya tulisan yang lucu tentunya.
"Pengalaman apa adanya setelah bertemu Prabowo. Aktual. Tidak 5w+1h. Ala-ala blogger," ucap Hazmi sembari tertawa dalam bedah buku 'Diculik Prabowo" di Kalibata City Square, Jalan Kalibata Raya, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (10/5/2014).
Penulisan buku ini berawal dari keisengannya mengomentari Prabowo di dalam akun sosial media. Ia pun mengaku kaget ketika diundang Prabowo datang ke kediamannya di Hambalang.
"Saya panik waktu diajak ke Hambalang. Seram. Blogger kan sebelum melakukan sesuatu, googling. Pas saya googling, bukit Hambalang itu barak militernya Prabowo. Ada pasukan Kopassus yang masih setia. Saya kira bakal ‘dihilangin’," ujarnya sambil tertawa.
Pria asal Srondol, Semarang, Jawa Tengah ini menceritakan berbagai pengalamannya seputar Prabowo. Dimulai cerita ketika ia dijemput, hingga pemikiran Prabowo. Ia bahkan 'memberanikan diri' menanyakan isu yang dianggap sensitif. Persoalan kasus penculikan mahasiswa tahun 1998, isu kudeta, dan istri. Ia pun mencoba menceritakan ulang komentar Prabowo tentang tiga hal tersebut dalam bukunya.
"Ada stigma yang dibentuk. Kalau bicara prabowo pasti, penculikan, kudeta, dan istri. Pas saya tanya sempet begetar lutut saya," candanya.
Hazmi berharap dengan beredarnya buku “Diculik Prabowo” ini dapat menciptakan pandangan baru tentang Prabowo. Selama ini, ia menilai streotip Prabowo terkesan diciptakan keras karena latar belakang kemiliterannya. "Ya selain faktor royalti juga," ujarnya tertawa lebar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di