Jakarta: SN, 14, siswi SMPN 147 yang bunuh diri pernah menjadi korban perundungan (bully) di sekolah. Hal ini disampaikan kakak SN kepada ayahnya, Dinar Ariefianto setelah kejadian SN lompat dari lantai tiga gedung sekolah pada Rabu, 15 Januari 2020.
"Kakaknya (SN) cerita ke ayahnya kalau adiknya ini pernah di-bully di sekolah. Tapi bully seperti apa ayahnya enggak tahu," kata pengacara Dinar, Defrizal Djamaris di Mapolsek Jakarta Timur, Selasa, 21 Januari 2020.
Defrizal mengaku tidak mengetahui secara pasti perundungan yang diterima SN ini verbal atau fisik. Informasi yang diterima Defrizal, kakak SN tidak menjelaskan detail perundungan yang didapat SN.
"Dia pernah dikeluarkan dari grup whatsapp sekolah, tapi enggak tahu nih. Kalau bully fisik enggak pernah disampaikan ke ayahnya dan enggak pernah tahu juga ayahnya," ungkapnya.
SN, siswi kelas 8 SMPN 147, nekat lompat dari lantai 3 sekolahnya pada Selasa, 14 Januari 2020 sekitar pukul 15.30 WIB, usai jam pelajaran. SN dilarikan ke RS Polri Kramat Jati dan masuk ruang intensive care unit (ICU) sekitar pukul 20.00 WIB.
Siswi tersebut sempat menjalani perawatan di rumah sakit itu selama dua hari, hingga menghembuskan napas terakhir, pada Kamis, 16 Januari 2020, sekitar pukul 16.15 WIB. Jenazah SN dikebumikan di taman pemakaman umum (TPU) Pondok Ranggon, Jaktim usai salat Jumat, 17 Januari 2020.
Penyebab aksi nekat SN belum diketahui pasti. Polisi masih mendalami apakah SN bunuh diri akibat persoalan keluarga atau justru perundungan, seperti yang ramai beredar di media sosial.
Jakarta: SN, 14, siswi SMPN 147 yang bunuh diri pernah menjadi korban perundungan (
bully) di sekolah. Hal ini disampaikan kakak SN kepada ayahnya, Dinar Ariefianto setelah kejadian SN lompat dari lantai tiga gedung sekolah pada Rabu, 15 Januari 2020.
"Kakaknya (SN) cerita ke ayahnya kalau adiknya ini pernah di-
bully di sekolah. Tapi
bully seperti apa ayahnya enggak tahu," kata pengacara Dinar, Defrizal Djamaris di Mapolsek Jakarta Timur, Selasa, 21 Januari 2020.
Defrizal mengaku tidak mengetahui secara pasti perundungan yang diterima SN ini verbal atau fisik. Informasi yang diterima Defrizal, kakak SN tidak menjelaskan detail perundungan yang didapat SN.
"Dia pernah dikeluarkan dari grup
whatsapp sekolah, tapi enggak tahu nih. Kalau
bully fisik enggak pernah disampaikan ke ayahnya dan enggak pernah tahu juga ayahnya," ungkapnya.
SN, siswi kelas 8 SMPN 147, nekat lompat dari lantai 3 sekolahnya pada Selasa, 14 Januari 2020 sekitar pukul 15.30 WIB, usai jam pelajaran. SN dilarikan ke RS Polri Kramat Jati dan masuk ruang intensive care unit (ICU) sekitar pukul 20.00 WIB.
Siswi tersebut sempat menjalani perawatan di rumah sakit itu selama dua hari, hingga menghembuskan napas terakhir, pada Kamis, 16 Januari 2020, sekitar pukul 16.15 WIB. Jenazah SN dikebumikan di taman pemakaman umum (TPU) Pondok Ranggon, Jaktim usai salat Jumat, 17 Januari 2020.
Penyebab aksi nekat SN belum diketahui pasti. Polisi masih mendalami apakah SN bunuh diri akibat persoalan keluarga atau justru perundungan, seperti yang ramai beredar di media sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)