Jakarta: Budayawan Sudjiwo Tejo memaknai HUT ke-76 RI sebagai perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka dari rasa tidak percaya diri. Hal ini ia sampaikan dalam tayangan Live Event Metro TV, Selasa, 17 Agustus 2021.
"Mari kita merenung untuk merdeka dari rasa minder. Misalnya, kalau Bangsa Indonesia menemukan vaksin, jangan dituduh yang bukan-bukan atas dasar rasa minder," kata dia.
Tuduhan dan kritik yang dilayangkan atas karya anak bangsa dirasa tidak sesuai dengan impian bangsa Indonesia yang merdeka. Ia pun mengaitkan hal ini pada fenomena yang sedang menjadi perbincangan di media sosial, yaitu pengecaman terhadap mural.
"Saya kenal Pak Jokowi, beliau itu tidak antikritik. Tolong bawahannya jangan antikritik. Misalnya, yang lagi marak soal mural, jangan aparat gegabah bertindak. Saya juga bisa menilai mana yang mengkritik atau mencemooh," imbuh pria yang sering disapa Mbah Tedjo tersebut.
Tonton: Seniman Mural di Balik Jaket Denim Jokowi
Menurutnya, pemaknaan hari kemerdekaan tahun ini menjadi lebih khidmat. Meski tak seramai sebelum pandemi, justru keheningannya lebih dapat dirasakan seluruh masyarakat untuk berkontemplasi.
Aksi pelarangan mural menjadi trending topic di media sosial Twitter. Hal ini bermula saat pemerintah menghapus mural "Jokowi 404: Not Found" yang berada di sebuah tembok di Batuceper, Tangerang, Banten. Mural berwarna abu-abu kombinasi hitam itu menampakkan sosok Presiden Joko Widodo.
Bagian mata dari mural itu ditutup tulisan berhuruf putih "404: Not Found" dengan latar belakang merah. Mural tersebut sudah dihapus Polres Tangerang Kota, Banten.
Kecaman pelarangan mural semakin menggelembung saat Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini, ikut berkomentar. Bukannya menenangkan, komentarnya justru 'membakar' amarah warganet. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Budayawan Sudjiwo Tejo memaknai HUT ke-76 RI sebagai perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka dari rasa tidak percaya diri. Hal ini ia sampaikan dalam tayangan Live Event
Metro TV, Selasa, 17 Agustus 2021.
"Mari kita merenung untuk merdeka dari rasa minder. Misalnya, kalau Bangsa Indonesia menemukan vaksin, jangan dituduh yang bukan-bukan atas dasar rasa minder," kata dia.
Tuduhan dan kritik yang dilayangkan atas karya anak bangsa dirasa tidak sesuai dengan impian bangsa Indonesia yang merdeka. Ia pun mengaitkan hal ini pada fenomena yang sedang menjadi perbincangan di media sosial, yaitu pengecaman terhadap
mural.
"Saya kenal Pak Jokowi, beliau itu tidak antikritik. Tolong bawahannya jangan antikritik. Misalnya, yang lagi marak soal mural, jangan aparat gegabah bertindak. Saya juga bisa menilai mana yang mengkritik atau mencemooh," imbuh pria yang sering disapa Mbah Tedjo tersebut.
Tonton:
Seniman Mural di Balik Jaket Denim Jokowi
Menurutnya, pemaknaan hari kemerdekaan tahun ini menjadi lebih khidmat. Meski tak seramai sebelum pandemi, justru keheningannya lebih dapat dirasakan seluruh masyarakat untuk berkontemplasi.
Aksi pelarangan mural menjadi
trending topic di media sosial Twitter. Hal ini bermula saat pemerintah menghapus mural "Jokowi 404: Not Found" yang berada di sebuah tembok di Batuceper, Tangerang, Banten. Mural berwarna abu-abu kombinasi hitam itu menampakkan sosok Presiden Joko Widodo.
Bagian mata dari mural itu ditutup tulisan berhuruf putih "404: Not Found" dengan latar belakang merah. Mural tersebut sudah dihapus Polres Tangerang Kota, Banten.
Kecaman pelarangan mural semakin menggelembung saat Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini, ikut berkomentar. Bukannya menenangkan, komentarnya justru 'membakar' amarah warganet.
(Mentari Puspadini) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)