Ilustrasi salat Idulfitri. Foto: Antara
Ilustrasi salat Idulfitri. Foto: Antara

Bagaimana Menyikapi Perbedaan Penetapan Idulfitri? Simak Penjelasan MUI

Media Indonesia.com • 20 April 2023 23:54
Jakarta: Terjadi perbedaan dalam penetapan Idulfitri 1 Syawal 1444 Hijriah di Indonesia. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun menyampaikan sejumlah poin terkait samarnya informasi dan pandangan keagamaan terkait kondisi ini.
 
"Pertama, penentuan awal bulan dalam penanggalan Hijriyah di antaranya Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah merupakan wilayah ijtihadiyah yang membuka kemungkinan terjadinya perbedaan di kalangan fuqaha," kata Ketua bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh, Kamis, 20 April 2023.
 
Ia mengatakan dalam disiplin keilmuan memang meniscayakan lahirnya perbedaan. Niam menegaskan terjadinya perbedaan pendapat dalam ranah majal al-ikhtilaf atau wilayah dimungkinkannya terjadi perbedaan, harus mengedepankan sikap toleransi (tasamuh).

"MUI mengimbau seluruh umat Islam menyikapi perbedaan tersebut dengan tidak mengurangi sikap toleransi dan saling menghargai," ungkap dia.
 
Baca: Soal Perbedaan Penetapan Lebaran, Komisi VIII: Tak Perlu Jadi Debat Kusir

Ia menjelaskan perbedaan yang didasarkan pada pertimbangan ilmu akan melahirkan kesepahaman (tafahum), bukan pertentangan (tanazu‘), dan permusuhan (‘adawah). Karenanya, kata Niam, beragama perlu dengan ilmu sehingga muncul spirit harmoni dan kebersamaan.
 
Menyikapi perbedaan tersebut, Niam mengimbau bagi yang menggunakan ijtihad dengan berpatokan wujudul hilal dan meyakini idulfitri jatuh pada Jumat, 21 April 2023, maka tidak boleh berpuasa. Sebab, akan melaksanakan salat idulfitri.
 
Sementara, bagi yang menggunakan ijtihad dengan berpatokan rukyat atau hisab imkanur rukyat dengan kriteria ketinggian hilal 3 derajat, serta mengikuti pandangan bahwa idulfitri jatuh pada Sabtu, 22 April 2023, maka dia tetap berpuasa pada Jumat.
 
"Hal ini karena salat Idulfitri akan dilaksanakannya pada Sabtu dan dia tidak boleh berpuasa pada hari tersebut," ungkap dia.
 
Niam juga berpesan agar umat Islam beragama dengan ilmu. Namun, apabila tidak memiliki ilmu, maka umat Islam harus mengikuti pendapat orang yang berilmu dalam konteks ini adalah para alim ulama.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan