Pelaku sandiwara Miss Tjitjih sedang berlatih lakon dan tari. Metro TV
Pelaku sandiwara Miss Tjitjih sedang berlatih lakon dan tari. Metro TV

Mengenal Miss Tjitjih, Sandiwara di Tengah Gemerlap Ibu Kota

MetroTV • 25 Maret 2022 11:56
Jakarta: Jakarta dikenal sebagai salah satu kawasan Megapolitan yang banyak menarik masyarakat dari berbagai daerah, untuk datang mengadu nasib dan menggantungkan banyak mimpi besar. Di tengah gemerlap dan modernitas ibu kota yang menuntut segala sesuatu menjadi lebih cepat, kesenian dan budaya ikut terseok-seok mempertahankan eksistensinya.
 
Begitu pula yang terjadi pada para seniman Sandiwara Miss Tjitjih. Sandiwara Miss Tjitjih menjadi salah satu sandiwara yang usianya cukup tua karena telah dipentaskan sejak zaman kolonial, tepatnya sejak tahun 1930-an. Sebutan kumpulan sandiwara berbahasa Sunda tersebut didapatkan dari nama seorang seniman yang tinggal disekitar pendopo Kabupaten Sumedang.
 
Sejak kecil Tjitjih yang memiliki bakat menyanyi dan menari sering dipanggil untuk mempertunjukkan kemampuannya di hadapan tamu-tamu Bupati. Bakatnya semakin terasah setelah terjun ke dunia sandiwara dan bergabung dengan kelompok sandiwara Opera Valencia pada 1926.

Mengenal Miss Tjitjih, Sandiwara di Tengah Gemerlap Ibu Kota
Persiapan pentas salah satu adegan sandiwara Miss Tjijih
 
Miss Tjitjih menjadi buah bibir karena kemampuannya dalam menyanyikan lagu keroncong Melayu dan membawakan unsur-unsur seni Sunda sebagai penunjang pertunjukan. Kepopuleran Miss Tjitjih membawa dampak pada eksistensi pertunjukan.
 
Hingga pada 1928 kelompok sandiwara Opera Valencia memutuskan untuk mengganti nama menjadi Miss Tjitjih Toneel Gezelschap dan semakin menonjolkan unsur-unsur Sunda bahkan menggunakan Bahasa Sunda dalam dialognya. Sehingga dapat dikatakan, Miss Tjitjih Toneel Gezelschap merupakan perkumpulan sandiwara Sunda pertama.
 
Kecintaan Miss Tjitjih terhadap seni Sunda ia bawa hingga akhir hayatnya. Setelah ia meninggal di kampung halamannya pada 27 Agustus 1939, namanya diabadikan sebagai nama perkumpulan Sandiwara Sunda yang menetap di Jakarta dan tampil hingga sekarang.
 
Sayangnya seiring waktu eksistensi kelompok Sandiwara Miss Tjitjih terus menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari penggusuran hingga kebakaran gedung, penonton yang semakin berkurang dan sulitnya regenerasi.
 
Seniman Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih kini tinggal dan berkumpul di satu bangunan yang disebut sebagai “Hunian Seniman Miss Tjitjih”. Mereka tetap bertahan dan mengupayakan segala hal untuk dapat terus mempertahankan eksistensi kesenian dan budaya yang penuh dengan sejarah.
 
Kehidupan para seniman Miss Tjitjih tersebut terekam dalam sebuah film dokumenter Melihat Indonesia “Tersisih di Tengah Gemerlap”. Dokumenter garapan Eagle Institute Indonesia tersebut akan tayang pada Sabtu, 26 Maret 2022 pukul 13.30 hanya di Metro TV.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan