Buka Warung Siang Hari di Bulan Ramadan, Apa Hukumnya?

Jakarta: Warung atau tempat makan yang buka di siang hari selama Ramadan selama ini masih menjadi pro dan kontra. Sebagian mengatakan boleh karena tujuan buka warung untuk melayani orang-orang yang sedang berhalangan atau mereka yang tidak berpuasa. Sedangkan sebagian lainnya menilai buka warung di siang hari tidak diperbolehkan karena bisa menggoda orang-orang yang berpuasa. Lalu, bagaimana sebenarnya hukum membuka warung di siang hari pada bulan puasa serta bagaimana cara yang bijak untuk menyikapi silang pendapat tersebut?  Melansir dari laman NU Online, membuka warung di siang hari saat bulan puasa hukumnya boleh selama bertujuan untuk melayani orang-orang yang kebetulan tidak sedang berpuasa. Berikutnya, warung boleh dibuka untuk para pekerja berat yang membuatnya tidak kuat melakukan puasa di siang hari. Hal ini dengan beberapa catatan, antara lain pekerjaan tidak bisa dilakukan di malam hari, pekerjaan tidak bisa ditunda pada bulan Syawal (setelah Ramadan). Lebih lanjut, warung juga boleh dibuka dengan tujuan untuk melayani musafir (orang yang bepergian) dengan jarak tempuh boleh melakukan qashar atau jarak perjalanan lebih dari 80,6 km.  Selain itu, warung yang buka boleh menjual makanan kepada mereka yang berpuasa. Tapi ia harus meyakini bahwa makanan yang dibelinya akan dimakan ketika sudah masuk waktu berbuka.  Kesimpulannya, membuka warung di siang hari saat bulan puasa diperbolehkan jika sesuai dengan kriteria di atas. Meski demikian, kondisi warung juga harus disesuaikan seperti menutup makanan agar tidak terlihat oleh orang-orang yang lewat sehingga tidak menggoda orang yang tengah berpuasa.