medcom.id, Jakarta: Pemerintah berupaya agar virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) tak menyebar di Indonesia Salah satu upayanya adalah menggencarkan sosialisasi virus tersebut kepada WNI yang akan berkunjung ke luar negeri atau pulang ke Indonesia.
Jemaah haji adalah salah satu kelompok yang disasar pemerintah untuk menyosialisasikan cara menghindari virus MERS.
"Kita siapkan stiker MERS, saya sudah surati Kemenhub (Kementerian Perhubungan). Kalau bisa TV di pesawat jangan hanya hiburan, tapi untuk memperingatkan dan pencegahannya," kata Nila di Kementerian Kesehatan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (30/6/2015).
Nila juga meminta agar fasilitas para jamaah haji dijaga kualitasnya. Dia tak mau ada jamaah yang harus pulang dalam keadaan sakit. "Gunakan toilet yang bersih. Jaga kesehatannya. Lalu kalau batuk pake masker," jelas dia.
MERS merupakan virus pernapasan dengan gejala demam, batuk serta sesak napas. Pada level tinggi beberapa penderita yang terjangkit virus ini juga meninggal dunia.
Dia menyatakan, saat ini Indonesia masih aman dari virus MERS. Namun kementerian, kata dia, tengah memonitor informasi yang menyebutkan ada lima tenaga kerja Indonesia (TKI) terkena virua tersebut di Korea Selatan.
"MERS belum ada di Indonesia. Tapi tadi lihat berita ada (yang terkena), sedang kami cek, yaitu TKI kita di Korea Selatan," imbuh dia.
Kendati demikian, dia menilai masyarakat tetap harus waspada dengan virus, khususnya bagi mereka yang akan berpergian ke luar negeri dan naik haji. Utamanya, kata dia, warga harus menjaga kebersihan.
"Cuci tangan terus, pakai masker. Kalau kondisi kesehatan menurun, terutama orang tua, kena sakit gula hiper tensi lebih cepat kenanya. Di Korea yang meninggal orang tua. Yang muda juga jangan lupa, jaga kondisi fisik kita," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah berupaya agar virus
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) tak menyebar di Indonesia Salah satu upayanya adalah menggencarkan sosialisasi virus tersebut kepada WNI yang akan berkunjung ke luar negeri atau pulang ke Indonesia.
Jemaah haji adalah salah satu kelompok yang disasar pemerintah untuk menyosialisasikan cara menghindari virus MERS.
"Kita siapkan stiker MERS, saya sudah surati Kemenhub (Kementerian Perhubungan). Kalau bisa TV di pesawat jangan hanya hiburan, tapi untuk memperingatkan dan pencegahannya," kata Nila di Kementerian Kesehatan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (30/6/2015).
Nila juga meminta agar fasilitas para jamaah haji dijaga kualitasnya. Dia tak mau ada jamaah yang harus pulang dalam keadaan sakit. "Gunakan toilet yang bersih. Jaga kesehatannya. Lalu kalau batuk pake masker," jelas dia.
MERS merupakan virus pernapasan dengan gejala demam, batuk serta sesak napas. Pada level tinggi beberapa penderita yang terjangkit virus ini juga meninggal dunia.
Dia menyatakan, saat ini Indonesia masih aman dari virus MERS. Namun kementerian, kata dia, tengah memonitor informasi yang menyebutkan ada lima tenaga kerja Indonesia (TKI) terkena virua tersebut di Korea Selatan.
"MERS belum ada di Indonesia. Tapi tadi lihat berita ada (yang terkena), sedang kami cek, yaitu TKI kita di Korea Selatan," imbuh dia.
Kendati demikian, dia menilai masyarakat tetap harus waspada dengan virus, khususnya bagi mereka yang akan berpergian ke luar negeri dan naik haji. Utamanya, kata dia, warga harus menjaga kebersihan.
"Cuci tangan terus, pakai masker. Kalau kondisi kesehatan menurun, terutama orang tua, kena sakit gula hiper tensi lebih cepat kenanya. Di Korea yang meninggal orang tua. Yang muda juga jangan lupa, jaga kondisi fisik kita," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)