Jakarta: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo diundang menjadi pembicara utama Musyawarah Nasional ke-6 Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII). Pada kesempatan tersebut, dia mengajak IKA PMII melirik empat program unggulan desa.
Adapun empat program yang dimaksud yaitu Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), Embung Desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan Sarana Olahraga Desa.
“Saya juga minta IKA PMII membantu. IKA PMII yang menjadi kepala daerah agar mengajukan produk unggulannya untuk dikembangkan dalam program Prukades. Atau IKA PMII ajak kepala daerahnya untuk mengajukan produk unggulannya, nanti kita bantu. Prukades itu penting, kenapa penting? Karena desa yang sukses rata-rata fokus pada satu produk tertentu,” kata Eko dalam keterangan tertulis.
Eko menyebutkan, empat program unggulan desa tersebut dikejar untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan. Menurutnya, pengentasan kemiskinan dan menurunkan kesenjangan adalah dua hal yang tak bisa ditawar.
“Karena itu (kemiskinan dan kesenjangan) adalah yang menentukan maju atau tidaknya Indonesia,” ujarnya.
Ia mengatakan, Indonesia dalam satu tahun terakhir berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 1,8 juta jiwa. Angka penurunan kemiskinan tertinggi terjadi di wilayah desa, mencapai 1,2 juta jiwa. Berbanding jauh dengan penurunan angka kemiskinan di kota yang berjumlah 560 ribu jiwa.
“Kita juga lihat gini ratio di desa jauh lebih kecil dari kota. Gini ratio di desa 0,324, sementara di kota masih 4, dan gini ratio nasional 0,39,” ujarnya.
Selain menurunkan angka kemiskinan, Eko menyampaikan program Kemendes PDTT lainnya yang disebut berhasil membangun desa adalah Dana Desa. Dalam tiga tahun terakhir berhasil membangun lebih dari 123 ribu kilometer jalan desa, 791.258 meter jembatan desa, ribuan unit pasar desa, serta puluhan ribu unit drainase.
“Kita lihat drainase di desa-desa sekarang sudah cukup baik. Tadinya saya mau stop,karena tadinya saya pikir ini cuma akal-akalan desa supaya harga tanahnya naik. Tapi dilarang sama Bu Menkes (Menteri Kesehatan). Karena dengan adanya saluran-saluran air yang baik itu, di Indonesia yang setiap tahun yang biasanya di musim hujan ada wabah demam berdarah, dalam tiga tahun ini kita tidak melihat ada wabah demam berdarah,” ujarnya.
Selain itu, angka stunting di Indonesia juga menurun cukup signifikan dari 37 persen menjadi 27 persen. Ia berharap dalam enam tahun ke depan angka stunting benar-benar bisa teratasi.
“Angka (stunting) 27 persen memang masih tinggi. Tapi kalau kita konsisten terus mengalami penurunan, dalam enam tahun ke depan diharapkan sudah tidak ada lagi angka stunting,” ujarnya.
Jakarta: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo diundang menjadi pembicara utama Musyawarah Nasional ke-6 Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII). Pada kesempatan tersebut, dia mengajak IKA PMII melirik empat program unggulan desa.
Adapun empat program yang dimaksud yaitu Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), Embung Desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan Sarana Olahraga Desa.
“Saya juga minta IKA PMII membantu. IKA PMII yang menjadi kepala daerah agar mengajukan produk unggulannya untuk dikembangkan dalam program Prukades. Atau IKA PMII ajak kepala daerahnya untuk mengajukan produk unggulannya, nanti kita bantu. Prukades itu penting, kenapa penting? Karena desa yang sukses rata-rata fokus pada satu produk tertentu,” kata Eko dalam keterangan tertulis.
Eko menyebutkan, empat program unggulan desa tersebut dikejar untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan. Menurutnya, pengentasan kemiskinan dan menurunkan kesenjangan adalah dua hal yang tak bisa ditawar.
“Karena itu (kemiskinan dan kesenjangan) adalah yang menentukan maju atau tidaknya Indonesia,” ujarnya.
Ia mengatakan, Indonesia dalam satu tahun terakhir berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 1,8 juta jiwa. Angka penurunan kemiskinan tertinggi terjadi di wilayah desa, mencapai 1,2 juta jiwa. Berbanding jauh dengan penurunan angka kemiskinan di kota yang berjumlah 560 ribu jiwa.
“Kita juga lihat gini ratio di desa jauh lebih kecil dari kota. Gini ratio di desa 0,324, sementara di kota masih 4, dan gini ratio nasional 0,39,” ujarnya.
Selain menurunkan angka kemiskinan, Eko menyampaikan program Kemendes PDTT lainnya yang disebut berhasil membangun desa adalah Dana Desa. Dalam tiga tahun terakhir berhasil membangun lebih dari 123 ribu kilometer jalan desa, 791.258 meter jembatan desa, ribuan unit pasar desa, serta puluhan ribu unit drainase.
“Kita lihat drainase di desa-desa sekarang sudah cukup baik. Tadinya saya mau stop,karena tadinya saya pikir ini cuma akal-akalan desa supaya harga tanahnya naik. Tapi dilarang sama Bu Menkes (Menteri Kesehatan). Karena dengan adanya saluran-saluran air yang baik itu, di Indonesia yang setiap tahun yang biasanya di musim hujan ada wabah demam berdarah, dalam tiga tahun ini kita tidak melihat ada wabah demam berdarah,” ujarnya.
Selain itu, angka stunting di Indonesia juga menurun cukup signifikan dari 37 persen menjadi 27 persen. Ia berharap dalam enam tahun ke depan angka stunting benar-benar bisa teratasi.
“Angka (stunting) 27 persen memang masih tinggi. Tapi kalau kita konsisten terus mengalami penurunan, dalam enam tahun ke depan diharapkan sudah tidak ada lagi angka stunting,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)