Jakarta: Pengamat terorisme Nasir Abbas menegaskan bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatra Utara, merupakan teror. Nasir menduga Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di balik aksi tersebut.
"Saya belum tahu siapa, tapi modus operandi ini liat sasarannya, ini adalah dari kelompok yang sama, Jamaan Ansharut Daulah (JAD)," kata Nasir saat dihubungi Breaking News Metro TV, Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Nasir mengatakan kelompok JAD memiliki pola serangan berbeda dari kelompok teroris lain. JAD memiliki sel-sel yang terpisah di seluruh Indonesia. Sel terpisah itu tak dikendalikan pimpinan JAD.
Idealisme serangan JAD juga berbeda dengan kelompok teroris lain, seperti Jamaah Islamiyah (JI). JI, kata Nasir, menyiapkan bom dengan daya ledak besar dan menyasar simbol-simbol negara barat. Sementara JAD menyerang menggunakan senjata tajam, senjata api, hingga bom.
"Kalau ada batu, mereka lempar dengan batu, yang penting melukai," kata dia.
Tim Polda Sumatra Utara dan Detasemen Khusus 88 Antiteror sedang mengolah tempat kejadian perkara (TKP). Nasir meminta publik menunggu hasil identifikasi polisi.
"Bisa saja saya salah, kita tunggu identifikasi kepolisian. Tapi saya lebih berat ini sel terpisah punya tujuan yang sama," jelas dia.
Bom meledak di halaman parkir dekat kantin Polrestabes Medan, Jalan HM Said, Medan. Pelaku diduga menggunakan atribut ojek daring untuk mengelabui pengamanan.
Kepanikan sempat terjadi. Polisi dan sejumlah masyarakat yang berada di Polrestabes Medan berhamburan menyelamatkan diri.
Pengamanan di Polrestabes Medan ditingkatkan. Sejumlah personel Brigade Mobil (Brimob) berjaga di lokasi.
Jakarta: Pengamat terorisme Nasir Abbas menegaskan
bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatra Utara, merupakan teror. Nasir menduga Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di balik aksi tersebut.
"Saya belum tahu siapa, tapi modus operandi ini liat sasarannya, ini adalah dari kelompok yang sama, Jamaan Ansharut Daulah (JAD)," kata Nasir saat dihubungi
Breaking News Metro TV, Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Nasir mengatakan kelompok JAD memiliki pola serangan berbeda dari kelompok teroris lain. JAD memiliki sel-sel yang terpisah di seluruh Indonesia. Sel terpisah itu tak dikendalikan pimpinan JAD.
Idealisme serangan JAD juga berbeda dengan kelompok teroris lain, seperti Jamaah Islamiyah (JI). JI, kata Nasir, menyiapkan bom dengan daya ledak besar dan menyasar simbol-simbol negara barat. Sementara JAD menyerang menggunakan senjata tajam, senjata api, hingga bom.
"Kalau ada batu, mereka lempar dengan batu, yang penting melukai," kata dia.
Tim Polda Sumatra Utara dan Detasemen Khusus 88 Antiteror sedang
mengolah tempat kejadian perkara (TKP). Nasir meminta publik menunggu hasil identifikasi polisi.
"Bisa saja saya salah, kita tunggu identifikasi kepolisian. Tapi saya lebih berat ini sel terpisah punya tujuan yang sama," jelas dia.
Bom meledak di halaman parkir dekat kantin Polrestabes Medan, Jalan HM Said, Medan. Pelaku diduga menggunakan atribut ojek daring untuk mengelabui pengamanan.
Kepanikan sempat terjadi. Polisi dan sejumlah masyarakat yang berada di Polrestabes Medan berhamburan menyelamatkan diri.
Pengamanan
di Polrestabes Medan ditingkatkan. Sejumlah personel Brigade Mobil (Brimob) berjaga di lokasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)