Jakarta: Penumpang MRT Jakarta terus meningkat, dari 81 ribu pada awal 2023 menjadi 95,5 ribu penumpang per Juli 2023. Namun, angka tersebut masih bisa ditingkatkan.
Guna memaksimalkan jumlah penumpang, PT MRT Jakarta memiliki beberapa strategi. Pertama, memperbanyak bus pengumpan atau feeder dari daerah yang berdekatan dengan stasiun MRT Jakarta.
“Cara kita meningkatkan penumpang, salah satunya dengan memperbanyak feeder. Contohnya, kita kerja sama dengan sejumlah perumahan yang ada di daerah Pondok Cabe, mereka dijemput feeder ke stasiun MRT Lebak Bulus,” ucap Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi, Rabu, 30 September 2023.
PT MRT Jakarta juga menyiapkan feeder bagi warga perumahan yang berada kawasan Cipete dan Kebayoran. Ini guna memenuhi permintaan warga yang ingin mengakses MRT Jakarta namun terkendala transportasi penghubung.
“Jadinya, kita jemput dengan mobil yang bersih. Cuma bayar Rp5 ribu, kami ada 33 titik. Kami mau bantuin agar Jakarta Selatan enggak macet,” ujar dia.
Merasa belum cukup, MRT Jakarta punya cara lain, yakni bekerja sama dengan sejumlah penyelenggara seni, pusat perbelanjaan, kafe, hingga venue acara.
“Kaya kemarin pas ada Blackpink, kami minta pengelola untuk sosialisai agar penonton tidak naik kendaraan ke Gelora Bung Karno, dari situ lumayan bisa meningkatkan jumlah penumpang sebanyak 33 persen,” ucapnya.
PT MRT Jakarta juga berkerja sama dengan sejumlah tempat wisata dan pusat edukasi di sekitar stasiun. Effendi menuturkan strategi tersebut bekerja dengan baik.
“Program pull ridership MRT Jakarta berkontribusi meningkatan 35,3 persen dari total penumpang saat ini. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan program pull ridership di metro global lainnya yang hanya berkontribusi 5-10 persen,” ujar dia.
Harus Didorong Kebijakan Lain
Effendi mengatakan program peningkatan penumpang ini bisa lebih optimal bila didukung kebijakan lain. Misalnya, dengan menerapkan tarif fleksibel.
“Seperti penerapan tarif tiket jam sibuk dan jam non-sibuk, terutama untuk meningkatkan pengguna layanan pada jam non-sibuk,” ucapnya.
Lalu, kebijakan peningkatan tarif dan pembatasan area parkir. Khususnya, di tempat wisata dan pusat perbelanjaan.
“Ada kajan dari Univeristas Indonesia pada 2014, kalau meningkatkan tarif sekian ribu maka akan memindahkan orang dari kendaraan pribadi ke transportasi publik sekian persen. Jadi semakin naik tarif parkirnya, maka orang makin malas naik kendaraan pribadi,” tutur Effendi.
Kebijakan lainnya yang harus dilakukan ialah penyediaan lahan parkir untuk penumpang MRT Jakarta. Ini diyakini akan mempermudah transit penumpang menuju stasiun. Terakhir penerapan sistem ganjil genap dan jalan berbayar atau ERP diperluas.
Jakarta: Penumpang
MRT Jakarta terus meningkat, dari 81 ribu pada awal 2023 menjadi 95,5 ribu penumpang per Juli 2023. Namun, angka tersebut masih bisa ditingkatkan.
Guna memaksimalkan jumlah penumpang, PT MRT Jakarta memiliki beberapa strategi. Pertama, memperbanyak bus pengumpan atau feeder dari daerah yang berdekatan dengan stasiun MRT
Jakarta.
“Cara kita meningkatkan penumpang, salah satunya dengan memperbanyak feeder. Contohnya, kita kerja sama dengan sejumlah perumahan yang ada di daerah Pondok Cabe, mereka dijemput feeder ke stasiun MRT Lebak Bulus,” ucap Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi, Rabu, 30 September 2023.
PT MRT Jakarta juga menyiapkan
feeder bagi warga perumahan yang berada kawasan Cipete dan Kebayoran. Ini guna memenuhi permintaan warga yang ingin mengakses MRT Jakarta namun terkendala transportasi penghubung.
“Jadinya, kita jemput dengan mobil yang bersih. Cuma bayar Rp5 ribu, kami ada 33 titik. Kami mau bantuin agar Jakarta Selatan enggak macet,” ujar dia.
Merasa belum cukup, MRT Jakarta punya cara lain, yakni bekerja sama dengan sejumlah penyelenggara seni, pusat perbelanjaan, kafe, hingga
venue acara.
“Kaya kemarin pas ada Blackpink, kami minta pengelola untuk sosialisai agar penonton tidak naik kendaraan ke Gelora Bung Karno, dari situ lumayan bisa meningkatkan jumlah penumpang sebanyak 33 persen,” ucapnya.
PT MRT Jakarta juga berkerja sama dengan sejumlah tempat wisata dan pusat edukasi di sekitar stasiun. Effendi menuturkan strategi tersebut bekerja dengan baik.
“Program
pull ridership MRT Jakarta berkontribusi meningkatan 35,3 persen dari total penumpang saat ini. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan program pull ridership di metro global lainnya yang hanya berkontribusi 5-10 persen,” ujar dia.
Harus Didorong Kebijakan Lain
Effendi mengatakan program peningkatan penumpang ini bisa lebih optimal bila didukung kebijakan lain. Misalnya, dengan menerapkan tarif fleksibel.
“Seperti penerapan tarif tiket jam sibuk dan jam non-sibuk, terutama untuk meningkatkan pengguna layanan pada jam non-sibuk,” ucapnya.
Lalu, kebijakan peningkatan tarif dan pembatasan area parkir. Khususnya, di tempat wisata dan pusat perbelanjaan.
“Ada kajan dari Univeristas Indonesia pada 2014, kalau meningkatkan tarif sekian ribu maka akan memindahkan orang dari kendaraan pribadi ke transportasi publik sekian persen. Jadi semakin naik tarif parkirnya, maka orang makin malas naik kendaraan pribadi,” tutur Effendi.
Kebijakan lainnya yang harus dilakukan ialah penyediaan lahan parkir untuk penumpang MRT Jakarta. Ini diyakini akan mempermudah transit penumpang menuju stasiun. Terakhir penerapan sistem ganjil genap dan jalan berbayar atau ERP diperluas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)