Direktur Utama Bio Farma M Rahman Roestan menghadiri High Level Meeting on Country-Led Knowledge Sharing (HLM4 on CKLS) di Bali (Foto:Dok.Bio Farma)
Direktur Utama Bio Farma M Rahman Roestan menghadiri High Level Meeting on Country-Led Knowledge Sharing (HLM4 on CKLS) di Bali (Foto:Dok.Bio Farma)

Bio Farma Bidik Pasar Ekspor Afrika

Anggi Tondi Martaon • 15 Oktober 2018 17:02
Jakarta: PT Bio Farma (Persero) berniat menguasai pasar vaksin dunia. Setelah Asia dan beberapa negara Amerika Latin, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor obat-obatan ini siap mengekspor produknya ke Afrika.
 
"Tahun ini kami akan meningkatkan ekspor ke negara-negara Afrika," kata Direktur Utama Bio Farma M Rahman Roestan, saat menghadiri High Level Meeting on Country-Led Knowledge Sharing (HLM4 on CKLS) di Bali, Senin, 15 Oktober 2018.
 
Rahman menyampaikan, vaksin yang akan diekspor ke beberapa negara Afrika merupakan jenis vaksin bakteri, di antaranya, Tetanus, Difteri, Pertusis, Harmophilus Infuenza Type B (HIB), serta Pentabio.

"Sebelumnya kami sudah mengekspor ke negara- negara seperti Pakistan, Afganistan, Sudan, Maroko dan negara lainnya," katanya.
 
Selain itu, Rahman menyambut baik pertemuan HLM4 on CKLS. Pertemuan itu dihadiri oleh 250 peserta nasional dan internasional, 50 pembicara, dan 22 peserta pameran dari 42 negara.
 
Rahman menilai pertemuan itu sebagai upaya pemberdayaan inovasi lokal dan Life Science. Bio Farma siap memasuki Life Science dan merupakan suatu keharusan menjelang era industri 4.0.
 
"Di mana informasi dan Teknologi menjadi sangat penting, saat ini kami sedang fokus pada perkembangan inovasi digital," kata dia.
 
Sementara itu, Direktur Pemasaran Bio Farma Sri Harsi Teteki mengatakan,  produk vaksin didistribusikan melalui UNICEF, PAHO; dan melalui bilateral dalam bentuk bulk vaksin atau intermediate produk.
 
Menurut Sri, saat ini hanya sekitar 30 produsen vaksin yang sudah mendapatkan kualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Salah satunya Bio Farma.
 
Sri juga mengklaim Bio Farma merupakan produsen obat-obatan terbesar di Asia Tenggara. Baik dari jenis produk, kapasitas. "Serta menjadi rujukan centre of excellence bagi produsen vaksin di negara Islam," kata Sri.
 
Sri juga menyatakan, Bio Farma memiliki peran strategis dalam melakukan percepatan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan. Upaya itu merupakan bagian percepatan dan kemandirian pengembangan produk biopharmaceutical dan vaksin.
 
Saat ini, kapasitas produksi lebih dari 2 miliar dosis per tahun. Komposisi produksi tersebut untuk memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor. "Masing-masing 60 persen untuk kebutuhan dalam negeri, dan 40 persen untuk kebutuhan ekspor," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan