Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional, Maino Dwi Hartono mengungkapkan harga cabai keriting dapat mengalami kenaikan karena pengaruh proses produksi dan iklim.
“Cuaca juga berpengaruh (terhadap kenaikan harga cabai keriting), tapi karena dari sisi produksi seluruh harga di petani sudah tinggi semua. Di Gorontalo masih murah Rp40.000, Kepulauan Riau sudah Rp100.000,” terang Maino kepada wartawan.
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Bangka Masih Bertahan Rp120 Ribu Perkilogram |
Mino mengatakan, sejauh ini cabai yang diprediksi mengalami kenaikan harga jelang Ramadan hanya cabai keriting. Sedangkan cabai rawit belum terjadi kenaikan yang cukup signifikan.
Sementara itu, naiknya harga daging ayam disebabkan oleh harga jagung yang menjadi bahan dasar pakan ayam juga mengalami kenaikan sehingga biaya produksi meningkat.
“Jagung mahal, pakan mahal, Normalnya Rp7.000 sampai Rp8.000, sekarang Rp9.000 sampai Rp10.000. Peternak sudah menghitung kalau harganya sekian, tekor dia. Makanya beberapa sudah tidak beternak lagi.” ujar Maino.
Baca juga: Produktivitas Pertanian Indonesia Landasan Ketahanan Pangan Berkelanjutan |
Maino menjelaskan alasan serupa berpengaruh pada kenaikan harga telur ayam.
“Telur juga, 70 persen peternak mandiri itu rata-rata bikin makanan sendiri. Kalau jagung naik tinggi, mereka kelabakan. Normal Rp5.000, kemarin sudah capai Rp7.000,” katanya.
Sedangkan untuk beras, kata Maino, kenaikan harganya terjadi karena belum panen raya yang disebut mengalami kemunduran pada Maret dan April 2024.
“Beras harga masih tinggi karena belum panen,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News