Jakarta: Beberapa pekan terakhir, sebuah slogan bahkan yel-yel bertajuk 'Solo Bukan Gibran' mendadak ramai di kota Solo, Jawa Tengah.
Tak hanya itu, beberapa spanduk bertuliskan 'Solo Bukan Gibran' juga tersebar di banyak titik kota yang masih dipimpin oleh putra Jokowi tersebut.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menegaskan tidak tahu menahu terkait pemasangan spanduk penolakan Gibran tersebut.
"Aku ora ngerti, aku ora tau masang koyo ngono (saya tidak tahu, saya tidak pernah memasang itu). Ngapain ngurus-ngurus kayak gitu," ungkapnya.
Ia juga mengaku tidak tahu siapa yang memasang spanduk tersebut. "Balihonya ya capres cawapres Ganjar-Mahfud nomor tiga dicoblos, itu aja yang kami buat. Kalau itu yang buat siapa saya nggak tahu," ungkapnya.
Asal mula lahirnya slogan 'Solo Bukan Gibran'
Meski tidak tahu menahu soal spanduk 'Solo Bukan Gibran', namun F.X. Hadi Rudyatmo ikut berkomentar terkait semakin gencarnya gerakan penolakan Gibran di kota Solo saat ini.
Menurut Rudy, slogan itu muncul tidak lepas dari janji yang diingkari Gibran sebagai Walikota Solo dan kader PDIP. Gibran mengingkari janji tegak lurus dengan PDIP serta mengingkari janji memimpin Solo selama 5 tahun.
"Rakyat dulu memilih (Gibran) dikoordinasi oleh PDIP. Janjinya apa? Tegak lurus. Janjinya apa? Akan menjadi Wali Kota selesai lima tahun. Ini lah janji-janji yang belum dilakukan, itu sudah saya pesankan," kata Rudy kepada awak media.
Maka dari itu, hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat atau sikap mereka. "Sehingga bila ada yang menyampaikan Solo bukan Gibran itu hak masyarakat. Katanya yang menilai masyarakat,” pungkas Rudy.
Jakarta: Beberapa pekan terakhir, sebuah slogan bahkan yel-yel bertajuk '
Solo Bukan Gibran' mendadak ramai di kota
Solo, Jawa Tengah.
Tak hanya itu, beberapa spanduk bertuliskan 'Solo Bukan Gibran' juga tersebar di banyak titik kota yang masih dipimpin oleh putra Jokowi tersebut.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menegaskan tidak tahu menahu terkait pemasangan spanduk penolakan Gibran tersebut.
"
Aku ora ngerti, aku ora tau masang koyo ngono (saya tidak tahu, saya tidak pernah memasang itu). Ngapain ngurus-ngurus kayak gitu," ungkapnya.
Ia juga mengaku tidak tahu siapa yang memasang spanduk tersebut. "Balihonya ya capres cawapres Ganjar-Mahfud nomor tiga dicoblos, itu aja yang kami buat. Kalau itu yang buat siapa saya nggak tahu," ungkapnya.
Asal mula lahirnya slogan 'Solo Bukan Gibran'
Meski tidak tahu menahu soal spanduk 'Solo Bukan Gibran', namun F.X. Hadi Rudyatmo ikut berkomentar terkait semakin gencarnya gerakan penolakan Gibran di kota Solo saat ini.
Menurut Rudy, slogan itu muncul tidak lepas dari janji yang diingkari Gibran sebagai Walikota Solo dan kader PDIP. Gibran mengingkari janji tegak lurus dengan PDIP serta mengingkari janji memimpin Solo selama 5 tahun.
"Rakyat dulu memilih (Gibran) dikoordinasi oleh PDIP. Janjinya apa? Tegak lurus. Janjinya apa? Akan menjadi Wali Kota selesai lima tahun. Ini lah janji-janji yang belum dilakukan, itu sudah saya pesankan," kata Rudy kepada awak media.
Maka dari itu, hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat atau sikap mereka. "Sehingga bila ada yang menyampaikan Solo bukan Gibran itu hak masyarakat. Katanya yang menilai masyarakat,” pungkas Rudy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)