Jakarta: Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengatakan kemampuan alat tes antigen mendeteksi Omicron terus dikaji. Hal itu berdasarkan pernyataan berbagai organisasi kesehatan di dunia.
“Rapid antigen mungkin masih bisa mendeteksi covid-19 termasuk Omicron tapi akurasinya bisa berkurang,” kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 4 Januari 2022.
Wiku mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pengendalian Pencegahan Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC) kompak menyatakan hal tersebut. Sehingga sampai saat ini akurasi antigen mendeteksi Omicron belum bisa disimpulkan.
Wiku menyebut Omicron memiliki sekitar 50 mutasi pada protein spike. Hal itu menyebabkan beberapa tes polymerase chain reaction (PCR) tanpa target gen S gagal mendeteksi covid-19.
“Sehingga perlu alat tes khusus yaitu S-gene target failure (SGTF) untuk mendeteksi Omicron,” jelas dia.
Alat lainnya, kata Wiku, yakni alat uji berbasis Nucleic Acid Amplification Test (NAAT). Alat itu mampu mendeteksi material genetik virus.
Bahkan, WHO sudah menyarankan menggunakan alat uji PCR yang mendeteksi gen S lebih dari satu. Sebab, covid-19 sangat mudah bermutasi dan menimbulkan varian baru.
Baca: Menkes: Setengah Pasien Omicron Indonesia Tanpa Gejala
Jakarta: Satuan Tugas (
Satgas) Penanganan Covid-19 mengatakan kemampuan alat tes antigen mendeteksi
Omicron terus dikaji. Hal itu berdasarkan pernyataan berbagai organisasi kesehatan di dunia.
“Rapid antigen mungkin masih bisa mendeteksi covid-19 termasuk Omicron tapi akurasinya bisa berkurang,” kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 4 Januari 2022.
Wiku mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (
WHO) dan Pengendalian Pencegahan Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC) kompak menyatakan hal tersebut. Sehingga sampai saat ini akurasi antigen mendeteksi Omicron belum bisa disimpulkan.
Wiku menyebut Omicron memiliki sekitar 50 mutasi pada protein spike. Hal itu menyebabkan beberapa tes
polymerase chain reaction (PCR) tanpa target gen S gagal mendeteksi covid-19.
“Sehingga perlu alat tes khusus yaitu
S-gene target failure (SGTF) untuk mendeteksi Omicron,” jelas dia.
Alat lainnya, kata Wiku, yakni alat uji berbasis
Nucleic Acid Amplification Test (NAAT). Alat itu mampu mendeteksi material genetik virus.
Bahkan, WHO sudah menyarankan menggunakan alat uji PCR yang mendeteksi gen S lebih dari satu. Sebab, covid-19 sangat mudah bermutasi dan menimbulkan varian baru.
Baca:
Menkes: Setengah Pasien Omicron Indonesia Tanpa Gejala
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)