Bahrun Naim Bobol Kartu Kredit untuk Danai Aksi Teror

Wanda Indana • 15 Januari 2016 03:24
medcom.id, Jakarta: Bahrun Naim disebut-sebut sebagai dalang di balik aksi teror di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Pria bernama lengkap Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun atau Naim, pernah dijebloskan ke penjara atas kepemilikan ribuan amunisi senjata api berbagai jenis pada 2010.
 
Pengamat intelijen Ridwan Habib mengatakan, Bahrun memiliki keahlian di bidang teknologi informasi. Keahliannya itu digunakan untuk mencari sumber dana.
 
"Keahlian utamanya bukan merakit bom atau menembak. Dia keahlian utamanya IT. Dia bisa menembus jejaring perlindungan VPN (Virtual Private Network) yang sangat kuat, carding membobol kartu kredit, mencari dana dari situ," kata Ridwan dalam Breaking News Metro TV, Kamis (14/1/2016) malam.

Ridwan menjelaskan, selain lihai merekrut anggota, organisasi teroris juga membutuhkan dana untuk melancarkan aksi. Sebab itu, Bahrun diangkat menjadi pimpinan kelompok.
 
"Siapa yang memegang resources, logistik, dan dana, maka dia diangkat sebagai leader," jelas dia.
 
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian sempat menyatakan, ledakan bom di kawasan Sarinah merupakan manivestasi perebutan kekuasaan antarkelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Bahrun, kata Tito, ingin menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara.
 
Bahrun sempat masuk sebagai buronan yang diduga anggota kelompok teroris.
Bahrun Naim bahkan dibekuk Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada 2010 di rumah kontrakannya di Kampung Mertrodanan RT 02/03 Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
 
Bahrun ditangkap tak jauh dari rumah sendiri di RT 01/01, Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo. Saat itu, Bahrun berprofesi sebagai teknisi komputer dan internet. Pada penangkan, dua kotak amunisi jenis peluru AK 349, enam CPU, sarung senjata api, satu laptop, sejumlah keping CD, serta buku-buku ikut diamankan.
 
Atas kepemilikan ribuan amunisi senjata api berbagai jenis pada 2010 itu Bahrun Naim dipenjara selama 2,5 tahun. Dia berada di sel penjara sejak Juni 2011 hingga Juni 2012.
 
Setelah beberapa lama tidak terdengar, Bahrun Naim diketahui berada di Suriah bergabung dengan kelompok pemberontak ISIS. Dia diketahui hijrah sekitar Desember 2014-Januari 2015.
 
Nama dia muncul kembali saat pengungkapan teroris di Bekasi pada 2015. Saat itu Densus 88 Antiteror menangkap warga negara asing China.
 
Seorang suku Uighur, Xinjiang, wilayah otonom di China, itu menggunakan nama Alli. Indekos Alli digeledah di Perumahan Boulevard Hijau, Taman Harapan Indah, Bekasi, 23 Desember 2015. Sayang aparat tidak menemukan paspor Alli. Petugas menemukan bom bunuh diri yang dirancang di rompi.
 
Otak di balik pendanaan warga asing itu diduga adalah Bahrun Naim. Sejumlah dana digelontorkan Bahrun dari Suriah ke Indonesia untuk merakit bom.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan