Riau: Empat tersangka pembantaian empat beruang madu di Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir ditahan di Polda Riau. Penahanan usai Balai Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum KLHK) menyerahkan keempatnya ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau.
"Selanjutnya proses penyidikan dilakukan secara bersama-sama dengan Gakkum KLHK," beber Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda Riau, AKBP Defrianto dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 5 April 2018.
Dengan memakai baju berwarna oranye, empat pembantai beruang, Julkiply Pangihutan Dolok Pasaribu, Gantisori Sihombing, Junus Sinaga, dan Fransiskus Butarbutar digiring ke Kantor Ditreskrimsus Polda Riau.
Dalam kesempatan itu, Gakkum KLHK turu membawa
barang bukti yang disita, yakni satu karung ukuran sedang berisi organ tubuh dan kulit beruang yang disita dari Gantisori Sihombing serta dua karung kecil berisi organ tubuh dan kulit beruang yang disita dari Junus Sinaga. Serta satu pucuk senapan angin dan sebilah pisau.
"Kita akan dalami apakah ada unsur kesengajaan untuk tidak melaporkan temuan beruang yang terjerat atau ada kemungkinan jual beli organ dan kulit beruang," jelas dia.
(Baca juga: Pembantaian Harimau di Sumut Layak Dikutuk)
Harimau Bonita
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendatangkan ahli komunikator satwa untuk menangkap harimau sumatra, Bonita, di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir.
Ahli komunikator harimau bernama Shakti Wolvers Teegh, 22, dari Kanada, kini bergabung dengan tim di Posko Estate Eboni, posko lokasi konflik harimau sumatra, yang telah menewaskan Jumiati dan Yusri Effendi.
"Shakti dari Yayasan Arsari Djojohadikusumo. Dia akan membantu tim bekerja di lapangan," jelas Kepala BBKSDA Riau Suharyono di Pekanbaru, kemarin.
Sementara itu, sedikitnya 25 pekerja PT Tabung Haji Indo Plantation di Kecamatan Pelangiran terpaksa dievakuasi ke lokasi yang aman karena insiden dikejarnya pekerja bernama Iwan, 27, oleh harimau sumatra, Rabu, 4 April 2018. Harimau yang mengejar Iwan diduga Bonita.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/wkBQVegb" allowfullscreen></iframe>
Riau: Empat tersangka pembantaian empat beruang madu di Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir ditahan di Polda Riau. Penahanan usai Balai Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum KLHK) menyerahkan keempatnya ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau.
"Selanjutnya proses penyidikan dilakukan secara bersama-sama dengan Gakkum KLHK," beber Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda Riau, AKBP Defrianto dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 5 April 2018.
Dengan memakai baju berwarna oranye, empat pembantai beruang, Julkiply Pangihutan Dolok Pasaribu, Gantisori Sihombing, Junus Sinaga, dan Fransiskus Butarbutar digiring ke Kantor Ditreskrimsus Polda Riau.
Dalam kesempatan itu, Gakkum KLHK turu membawa
barang bukti yang disita, yakni satu karung ukuran sedang berisi organ tubuh dan kulit beruang yang disita dari Gantisori Sihombing serta dua karung kecil berisi organ tubuh dan kulit beruang yang disita dari Junus Sinaga. Serta satu pucuk senapan angin dan sebilah pisau.
"Kita akan dalami apakah ada unsur kesengajaan untuk tidak melaporkan temuan beruang yang terjerat atau ada kemungkinan jual beli organ dan kulit beruang," jelas dia.
(Baca juga:
Pembantaian Harimau di Sumut Layak Dikutuk)
Harimau Bonita
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendatangkan ahli komunikator satwa untuk menangkap harimau sumatra, Bonita, di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir.
Ahli komunikator harimau bernama Shakti Wolvers Teegh, 22, dari Kanada, kini bergabung dengan tim di Posko Estate Eboni, posko lokasi konflik harimau sumatra, yang telah menewaskan Jumiati dan Yusri Effendi.
"Shakti dari Yayasan Arsari Djojohadikusumo. Dia akan membantu tim bekerja di lapangan," jelas Kepala BBKSDA Riau Suharyono di Pekanbaru, kemarin.
Sementara itu, sedikitnya 25 pekerja PT Tabung Haji Indo Plantation di Kecamatan Pelangiran terpaksa dievakuasi ke lokasi yang aman karena insiden dikejarnya pekerja bernama Iwan, 27, oleh harimau sumatra, Rabu, 4 April 2018. Harimau yang mengejar Iwan diduga Bonita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)