Jakarta: Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi optimistis Indonesia tidak akan bubar pada 2030 seperti isu yang diembuskan Prabowo Subianto baru-baru ini. Namun, ia menilai perlu ada perhatian semua masyarakat untuk merawat keutuhan bangsa.
"Indonesia tidak dibangun oleh para pendiri bangsa untuk bubar 2030. Namun, memang kita harus lebih peduli," kata Zainul dalam keterangannya, Jumat, 20 April 2018.
Menurut dia, perlu ada penguatan ekonomi umat untuk menjaga keutuhan bangsa. Hal itu untuk menyejahterakan rakyat.
"Insyaallah, saya kerahkan segala daya bersama memperkuat ekonomi umat. Namun, perjuangan itu kita lakukan bersama dengan upaya menyejahterahkan wong cilik dan membudayakan Pancasila," ujar dia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ketimpangan ekonomi di Indonesia semakin tinggi. Jika dibandingkan dengan kondisi 20 tahun lalu, mayoritas wong cilik saat ini semakin tertinggal. Di antara wong cilik itu 87 persen adalah umat muslim.
Ia mengakui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian saat ini sedang mencanangkan kemitraan ekonomi umat. Tapi, persoalan ekonomi umat terlalu besar dan terlalu penting jika hanya diserahkan kepada Kemenko Perekonomian.
Politikus Partai Demokrat itu mengaku siap ikut berjuang menguatkan ekonomi umat. Pasalnya, ekonomi umat lebih diperhatikan. Isu ketidakadilan ekonomi akan sensitif untuk ledakan sosial, jika tidak diperhatikan serius.
"Jika tiga program itu berjalan, kuatkan ekonomi umat, sejahterahkan rakyat kecil, dan budayakan Pancasila. Insyaallah saya meyakini Indonesia tidak bubar. Sebaliknya Indonesia justru semakin perkasa," ucap dia.
Lembaga Survei Indonesia Denny JA menilai Zainul Majdi telah mengambil posisi yang bagus dalam peta politik Indonesia. Menurut dia, Zainul telah membawa gagasan dan program. Dari survei LSI, penguatan ekonomi umat itu disukai lebih dari 70 persen penduduk.
"Bagusnya lagi, TGB Zainul Majdi tak terkesan ekstrem karena ia menggandeng gagasan ekonomi umat dengan menyejahterahkan wong cilik dan membudayakan Pancasila. Minoritas juga merasa dilindungi," ujar dia.
Jakarta: Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi optimistis Indonesia tidak akan bubar pada 2030 seperti isu yang diembuskan Prabowo Subianto baru-baru ini. Namun, ia menilai perlu ada perhatian semua masyarakat untuk merawat keutuhan bangsa.
"Indonesia tidak dibangun oleh para pendiri bangsa untuk bubar 2030. Namun, memang kita harus lebih peduli," kata Zainul dalam keterangannya, Jumat, 20 April 2018.
Menurut dia, perlu ada penguatan ekonomi umat untuk menjaga keutuhan bangsa. Hal itu untuk menyejahterakan rakyat.
"Insyaallah, saya kerahkan segala daya bersama memperkuat ekonomi umat. Namun, perjuangan itu kita lakukan bersama dengan upaya menyejahterahkan wong cilik dan membudayakan Pancasila," ujar dia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ketimpangan ekonomi di Indonesia semakin tinggi. Jika dibandingkan dengan kondisi 20 tahun lalu, mayoritas wong cilik saat ini semakin tertinggal. Di antara wong cilik itu 87 persen adalah umat muslim.
Ia mengakui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian saat ini sedang mencanangkan kemitraan ekonomi umat. Tapi, persoalan ekonomi umat terlalu besar dan terlalu penting jika hanya diserahkan kepada Kemenko Perekonomian.
Politikus Partai Demokrat itu mengaku siap ikut berjuang menguatkan ekonomi umat. Pasalnya, ekonomi umat lebih diperhatikan. Isu ketidakadilan ekonomi akan sensitif untuk ledakan sosial, jika tidak diperhatikan serius.
"Jika tiga program itu berjalan, kuatkan ekonomi umat, sejahterahkan rakyat kecil, dan budayakan Pancasila. Insyaallah saya meyakini Indonesia tidak bubar. Sebaliknya Indonesia justru semakin perkasa," ucap dia.
Lembaga Survei Indonesia Denny JA menilai Zainul Majdi telah mengambil posisi yang bagus dalam peta politik Indonesia. Menurut dia, Zainul telah membawa gagasan dan program. Dari survei LSI, penguatan ekonomi umat itu disukai lebih dari 70 persen penduduk.
"Bagusnya lagi, TGB Zainul Majdi tak terkesan ekstrem karena ia menggandeng gagasan ekonomi umat dengan menyejahterahkan wong cilik dan membudayakan Pancasila. Minoritas juga merasa dilindungi," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)