Helikopter Dolphin milik Basarnas mendarat di lapangan udara Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. (foto: Antara/Eric Ireng)
Helikopter Dolphin milik Basarnas mendarat di lapangan udara Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. (foto: Antara/Eric Ireng)

Perkembangan Evakuasi QZ8501 Hingga Pagi Ini

Surya Perkasa • 01 Januari 2015 07:46
medcom.id, Jakarta: Tim SAR gabungan yang dikomando oleh Badan SAR Nasional menemukan serpihan dan jasad yang mengapung di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada Selasa (30/12). Proses pencarian QZ8501 yang hilang pun berubah menjadi operasi evakuasi pesawat yang jatuh ke air.
 
Proses evakuasi difokuskan di dua sektor pencarian, yang berjarak sekitar 180 km barat daya Pangkalan Bun. Tepat disekitar lokasi ditemukannya serpihan dan bayangan besar yang diduga bagian besar pesawat QZ8501 yang dinyatakan jatuh ke air.
 
67 tim selam, 17 helikopter, belasan kapal pesawat udara dipindahkan dari sektor lain untuk menfokuskan pencarian dan evakuasi di wilayah tersebut pada Rabu (31/12/2014).

Setelah sebelumnya mengangkat tiga jasad yang diduga korban sehari sebelumnya, tiga jenazah kembali ditemukan oleh tim SAR gabunga. Salah satunya adalah jasa Pramugari yang diduga beridentitas Khairunisa.
 
Namun proses evakuasi terhambat oleh kondisi cuaca yang buruk. "Sebab pagi ini cuaca buruk. Nanti setelah cuaca memungkinkan akan kita geser ke Pangkalan Bun," jelas Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (31/12/2014).
 
Walau demikian tim pencari tetap berusaha melakukan evakuasi sebisa mungkin. Dua jasad akhirnya berhasil diangkat walau dalam kondisi buruk.
 
Cuaca buruk tidak hanya berpengaruh dalam proses evakuasi, tetapi juga proses pemindahan jasad. Jasad korban QZ8501 yang berhasil ditemukan dan dievakuasi terpaksa tetap diletakan di atas kapal KRI Bung Tomo dan KRI Banda Aceh.
 
Namun, dua korban penumpang AirAsia QZ8501 yang telah ditemukan sehari sebelumnya berhasil diterbangkan ke Bandara Juanda Surabaya. Kedua jasad langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk diidentifikasi. Salah satunya diketahui bernama Hayati Lutfia karena identitas yang melekat di tubuh korban.
 
Jumlah korban yang berhasil dievakuasi pun bertambah menjadi tujuh orang. "Kondisi dari tujuh itu, masih utuh. Saya tidak bisa menyebutkan selain itu," tegas Soelistyo pada siang hari. Dia mengatakan bahwa cuaca buruk masih menjadi kendala.
 
Cuaca pada sore hari masih sangat buruk. Jasad pun berusaha dipindahkan ke KRI Banda Aceh.
 
Usaha pengangkutan ke Pangkalan Bun menggunakan helikopter pun dihentikan, dan berubah menjadi jalur laut menuju Pelabuhan Kumai. Dua jenazah kemudian berhasil dibawa ke darat pada Kamis dini hari (1/1/2015). Jasad kemudian diantar menggunakan ambulan untuk menuju RS Imanudin, Pangakalan Bun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan