medcom.id, Jakarta: Hisyam Sungkar menggerutu usai melihat berita pemalsuan air zam-zam di layar televisi. Pria berkulit gelap khawatir pelanggannya curiga bahwa puluhan galon air zam-zam di tokonya adalah palsu.
"Ini semua yang saya jual asli dari Tanah Suci!" tegas Hisyam.
Kejengkelan tetap terbayang di wajahnya. Maklum saja, Hisyam adalah satu dari sekian banyak pemilik toko perlengkapan haji dan umroh di Tanah Abang, Jakarta. Sedangkan di dalam berita yang disaksikannya di televisi, pelaku mengaku kepada polisi bahwa air zam-zam palsu dijajakan di pasar Tanah Abang.
"Itu (air zam-zam palsu -red) barang haram. Pemalsu air zam-zam harus dihukum berat,"gerutunya.
Bertahun-tahun berdagang air zam-zam, Hisyam mengaku hanya biro umroh langganan dan distributor resmi yang dia percaya untuk menjadi pemasok ke tokonya. Itu pun tetap harus melalui seleksi ketat terhadap paket air zam-zam yang ditawarkan.
"Pertama harus ada bukti pengiriman cargo dari Mekkah. Lalu cek label dan kemasan plastik kedap udaranya, kalau rusak atau sudah terbuka, saya nggak mau," paparnya.
Tahap pemeriksaan label dan kemasan, dapat pula dilakukan oleh konsumen. Namun cara paling praktis adalah berpatokan kepada harganya. Harga per galon air zam-zam asli berkisar Rp 350 ribu hingga Rp 500 ribu.
"Kalau harganya di bawah itu, harus dicurigai," ungkap Hisyam.
Metode tersebut dibenarkan oleh Heri, pelanggan air zam-zam di toko Hisyam. Karena sudah sangat sering meminum air zam-zam, maka Heri dapat mendeteksi keaslian air zam-zam dari rasa yang bagi dia susah digambarkan.
"Rasanya tuh segar. Hambarnya berbeda dari air biasa," ujarnya.
Rabu (1/4) malam, polisi menggrebeg sebuah agen air minum di Srengseng, Jakarta Barat. Tuduhan yang dikenakan sangat serius, memalsukan air zam-zam. Modusnya adalah mengisi galon mirip galon air zam-zam dari Mekkah dengan air mineral.
Barang bukti yang ditemukan di lokasi bukan hanya puluhan galon warna biru itu, juga ada kemasan plastik kedap udara. Model dan warnanya pun sekilas sama persis dengan ada di Mekkah dan Jeddah.
(Marvin Sulistyo)
medcom.id, Jakarta: Hisyam Sungkar menggerutu usai melihat berita pemalsuan air zam-zam di layar televisi. Pria berkulit gelap khawatir pelanggannya curiga bahwa puluhan galon air zam-zam di tokonya adalah palsu.
"Ini semua yang saya jual asli dari Tanah Suci!" tegas Hisyam.
Kejengkelan tetap terbayang di wajahnya. Maklum saja, Hisyam adalah satu dari sekian banyak pemilik toko perlengkapan haji dan umroh di Tanah Abang, Jakarta. Sedangkan di dalam berita yang disaksikannya di televisi, pelaku mengaku kepada polisi bahwa air zam-zam palsu dijajakan di pasar Tanah Abang.
"Itu (air zam-zam palsu -red) barang haram. Pemalsu air zam-zam harus dihukum berat,"gerutunya.
Bertahun-tahun berdagang air zam-zam, Hisyam mengaku hanya biro umroh langganan dan distributor resmi yang dia percaya untuk menjadi pemasok ke tokonya. Itu pun tetap harus melalui seleksi ketat terhadap paket air zam-zam yang ditawarkan.
"Pertama harus ada bukti pengiriman cargo dari Mekkah. Lalu cek label dan kemasan plastik kedap udaranya, kalau rusak atau sudah terbuka, saya nggak mau," paparnya.
Tahap pemeriksaan label dan kemasan, dapat pula dilakukan oleh konsumen. Namun cara paling praktis adalah berpatokan kepada harganya. Harga per galon air zam-zam asli berkisar Rp 350 ribu hingga Rp 500 ribu.
"Kalau harganya di bawah itu, harus dicurigai," ungkap Hisyam.
Metode tersebut dibenarkan oleh Heri, pelanggan air zam-zam di toko Hisyam. Karena sudah sangat sering meminum air zam-zam, maka Heri dapat mendeteksi keaslian air zam-zam dari rasa yang bagi dia susah digambarkan.
"Rasanya tuh segar. Hambarnya berbeda dari air biasa," ujarnya.
Rabu (1/4) malam, polisi menggrebeg sebuah agen air minum di Srengseng, Jakarta Barat. Tuduhan yang dikenakan sangat serius, memalsukan air zam-zam. Modusnya adalah mengisi galon mirip galon air zam-zam dari Mekkah dengan air mineral.
Barang bukti yang ditemukan di lokasi bukan hanya puluhan galon warna biru itu, juga ada kemasan plastik kedap udara. Model dan warnanya pun sekilas sama persis dengan ada di Mekkah dan Jeddah.
(Marvin Sulistyo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)