medcom.id, Jakarta: "Jangan Menangis Mama." Itu ucapan terakhir Letda Kal Bayu Perdana kepada ibunnya, Yayuk. Saat itu keluarga tengah mengantarkan Bayu ke kantor Dinas Angkutan Angkatan Udara Lanud Halim Perdanakusuma. Bayu kembali bertugas di Natuna dengan menaiki Hercules C-130.
Mayor Tek Ubaidillah, ayah Bayu, bercerita ia bersama keluarga bangun sekitar pukul 03.00 WIB untuk menjalankan sahur dan salat Subuh bersama. Setelah menjalankan ibadah salat Subuh, ia beserta keluarganya langsung mengantarkan anak pertamanya itu ke Lanud Halim Perdanakusuma.
"Setelah pintu gerbang dibuka dan ditutup kembali, Bayu mengucapkan 'Jangan menangis mama', 'Jangan menangis mama' sebanyak tiga kali. Ketika itu kami berjalan menuju DAAU," kata Ubaidillah sembari meneteskan air mata di pemakaman Roudlatul Jannah, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (2/7/2015).
Sembari berjalan ke DAAU Lanud Halim, ia sempat menawarkan bekal makan dan minum kepada sang anaknya. Namun, ia lupa bahwa saat itu Bayu tengah berpuasa.
"Terus saya melihat ada Alfamart. Saya menawarkan untuk beli air atau apa. Lalu dia bilang 'Kan Bayu puasa'. Saya lupa kalau cuma saya yang lagi tidak puasa karena sakit," ujar Ubaidillah.
Setelah seluruh barang milik anaknya berada di kantor DAAU, ia bersama istri dan anak keduanya lekas pulang ke rumah.
Letda Kal Bayu Perdana merupakan satu dari ratusan penumpang Hercules yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa 30 Juni. Pesawat membawa 12 kru dan ratusan penumpang terdiri dari anggota TNI dan warga sipil. TNI Angkatan Udara memastikan korban tewas dalam kecelakaan tersebut 122 orang.
medcom.id, Jakarta: "Jangan Menangis Mama." Itu ucapan terakhir Letda Kal Bayu Perdana kepada ibunnya, Yayuk. Saat itu keluarga tengah mengantarkan Bayu ke kantor Dinas Angkutan Angkatan Udara Lanud Halim Perdanakusuma. Bayu kembali bertugas di Natuna dengan menaiki Hercules C-130.
Mayor Tek Ubaidillah, ayah Bayu, bercerita ia bersama keluarga bangun sekitar pukul 03.00 WIB untuk menjalankan sahur dan salat Subuh bersama. Setelah menjalankan ibadah salat Subuh, ia beserta keluarganya langsung mengantarkan anak pertamanya itu ke Lanud Halim Perdanakusuma.
"Setelah pintu gerbang dibuka dan ditutup kembali, Bayu mengucapkan 'Jangan menangis mama', 'Jangan menangis mama' sebanyak tiga kali. Ketika itu kami berjalan menuju DAAU," kata Ubaidillah sembari meneteskan air mata di pemakaman Roudlatul Jannah, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (2/7/2015).
Sembari berjalan ke DAAU Lanud Halim, ia sempat menawarkan bekal makan dan minum kepada sang anaknya. Namun, ia lupa bahwa saat itu Bayu tengah berpuasa.
"Terus saya melihat ada Alfamart. Saya menawarkan untuk beli air atau apa. Lalu dia bilang 'Kan Bayu puasa'. Saya lupa kalau cuma saya yang lagi tidak puasa karena sakit," ujar Ubaidillah.
Setelah seluruh barang milik anaknya berada di kantor DAAU, ia bersama istri dan anak keduanya lekas pulang ke rumah.
Letda Kal Bayu Perdana merupakan satu dari ratusan penumpang Hercules yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa 30 Juni. Pesawat membawa 12 kru dan ratusan penumpang terdiri dari anggota TNI dan warga sipil. TNI Angkatan Udara memastikan korban tewas dalam kecelakaan tersebut 122 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)