medcom.id, Yogyakarta: Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berharap pemerintah Indonesia ikut membantu penyelesaian konflik antara Arab Saudi bersama sekutunya dan Qatar. Indonesia dinilai bisa menjadi mediator agar hubungan antar negara Timur Tengah itu kembali membaik.
"Saya yakin Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri dapat mengambil peran itu," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir seperti dilansir Antara di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Minggu 11 Juni 2017.
Haedar meminta pemerintah bersikap lebih aktif dalam menerapkan kebijakan luar negeri bebas aktif untuk menanggapi konflik tersebut. "Kami harapkan bisa proaktif dan ambil inisiatif," kata dia.
Ia yakin pemerintah mampu memulihkan hubungan diplomatik empat negara Arab itu dengan Qatar. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, Presiden mampu memediasi ketegangan hubungan antara Arab Saudi dan Iran pada 2016.
"Dulu Pak Jokowi ketika terjadi ketegangan Arab Saudi dengan Iran mengambil peran sangat bagus," kata dia.
Baca: Presiden Berkomunikasi dengan Negara Teluk Soal Qatar
Menurut Haedar, Indonesia kini dapat menggunakan posisi strategisnya sebagai anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Apalagi, Indonesia, masih sangat diperhitungkan argumentasinya di kalangan negara-negara OKI.
"Posisi di OKI manfaatkan sebagai sarana politik Presiden Jokowi," kata Haedar.
Untuk mendinginkan hubungan diplomatik empat negara Arab dan Qatar, kata dia, memang membutuhkan peran mediator dari luar. Tanpa segera diselesaikan, ketegangan tersebut dapat menimbulkan bencana bagi negara-negara kawasan Jazirah Arab termasuk Indonesia.
"Jangan biarkan Timur Tengah menjadi kancah baru pertarungan geopolitik yang akhirnya menimbulkan bencana kawasan," kata dia.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/VNn6ggXN" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Yogyakarta: Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berharap pemerintah Indonesia ikut membantu penyelesaian konflik antara Arab Saudi bersama sekutunya dan Qatar. Indonesia dinilai bisa menjadi mediator agar hubungan antar negara Timur Tengah itu kembali membaik.
"Saya yakin Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri dapat mengambil peran itu," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir seperti dilansir
Antara di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Minggu 11 Juni 2017.
Haedar meminta pemerintah bersikap lebih aktif dalam menerapkan kebijakan luar negeri bebas aktif untuk menanggapi konflik tersebut. "Kami harapkan bisa proaktif dan ambil inisiatif," kata dia.
Ia yakin pemerintah mampu memulihkan hubungan diplomatik empat negara Arab itu dengan Qatar. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, Presiden mampu memediasi ketegangan hubungan antara Arab Saudi dan Iran pada 2016.
"Dulu Pak Jokowi ketika terjadi ketegangan Arab Saudi dengan Iran mengambil peran sangat bagus," kata dia.
Baca:
Presiden Berkomunikasi dengan Negara Teluk Soal Qatar
Menurut Haedar, Indonesia kini dapat menggunakan posisi strategisnya sebagai anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Apalagi, Indonesia, masih sangat diperhitungkan argumentasinya di kalangan negara-negara OKI.
"Posisi di OKI manfaatkan sebagai sarana politik Presiden Jokowi," kata Haedar.
Untuk mendinginkan hubungan diplomatik empat negara Arab dan Qatar, kata dia, memang membutuhkan peran mediator dari luar. Tanpa segera diselesaikan, ketegangan tersebut dapat menimbulkan bencana bagi negara-negara kawasan Jazirah Arab termasuk Indonesia.
"Jangan biarkan Timur Tengah menjadi kancah baru pertarungan geopolitik yang akhirnya menimbulkan bencana kawasan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)
