medcom.id, Kuningan: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan angka buta huruf di Tanah Air turun drastis. Tercatat hanya 2,07% atau 3,4 juta orang.
"Indonesia merupakan negara dengan penduduk nomor empat terbanyak di dunia, namun angka buta huruf hanya 2,07 persen," ujar Mendikbud dalam peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) di Kuningan, Jawa Barat, seperti dilansir Antara, Jumat 8 September 2017.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menambahkan tidak ada negara di dunia yang bebas dari buta huruf, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat.
"Di Amerika Serikat buta huruf sebanyak satu persen, sementara kita 2,07 persen. Maka membutuhkan kerja keras untuk memberantasnya," kata dia.
Dia menjelaskan pengentasan buta huruf bukan hanya pada upaya menjadikan penduduk bisa membaca, menulis, dan berhitung. Menurutnya, masyarakat harus bisa mendapatkan sesuatu dari kemampuan baca, tulis, dan hitung itu.
"Kita harus hati-hati, jangan sampai mengajari anak membaca, tetapi tidak bisa belajar. Penelitian menyebutkan, sebagian besar anak Indonesia ke sekolah, namun tidak belajar. Bersekolah dan belajar dua hal berbeda. Belajar tanpa mendapatkan pelajaran harus diwaspadai," kata dia.
Angka buta aksara tersebar di sejumlah provinsi, meliputi Papua (28,75%), NTB (7,91%), NTT (5,15%), Sulawesi Barat (4,58%), Kalimantan Barat (4,50%), Sulawesi Selatan (4,49%), Bali (3,57%), Jawa Timur (3,47%), Kalimantan Utara (2,90%), Sulawesi Tenggara (2,74%), dan Jawa Tengah (2,20%).
Sementara, di 23 provinsi lainnya sudah berada di bawah angka nasional. Jika dilihat dari perbedaan gender, tampak bahwa perempuan memiliki angka buta aksara lebih besar. Jumlah perempuan yang buta huruf sebanyak 2.258.990 orang dan laki-laki 1.157.703 orang.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/PNgmwaXk" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Kuningan: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan angka buta huruf di Tanah Air turun drastis. Tercatat hanya 2,07% atau
3,4 juta orang.
"Indonesia merupakan negara dengan penduduk nomor empat terbanyak di dunia, namun angka buta huruf hanya 2,07 persen," ujar Mendikbud dalam peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) di Kuningan, Jawa Barat, seperti dilansir
Antara, Jumat 8 September 2017.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menambahkan tidak ada negara di dunia yang bebas dari buta huruf, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat.
"Di Amerika Serikat buta huruf sebanyak satu persen, sementara kita 2,07 persen. Maka membutuhkan kerja keras untuk memberantasnya," kata dia.
Dia menjelaskan pengentasan buta huruf bukan hanya pada upaya menjadikan penduduk bisa membaca, menulis, dan berhitung. Menurutnya, masyarakat harus bisa mendapatkan sesuatu dari kemampuan baca, tulis, dan hitung itu.
"Kita harus hati-hati, jangan sampai mengajari anak membaca, tetapi tidak bisa belajar. Penelitian menyebutkan, sebagian besar anak Indonesia ke sekolah, namun tidak belajar. Bersekolah dan belajar dua hal berbeda. Belajar tanpa mendapatkan pelajaran harus diwaspadai," kata dia.
Angka buta aksara tersebar di sejumlah provinsi, meliputi Papua (28,75%), NTB (7,91%), NTT (5,15%), Sulawesi Barat (4,58%), Kalimantan Barat (4,50%), Sulawesi Selatan (4,49%), Bali (3,57%), Jawa Timur (3,47%), Kalimantan Utara (2,90%), Sulawesi Tenggara (2,74%), dan Jawa Tengah (2,20%).
Sementara, di 23 provinsi lainnya sudah berada di bawah angka nasional. Jika dilihat dari perbedaan gender, tampak bahwa perempuan memiliki angka buta aksara lebih besar. Jumlah perempuan yang buta huruf sebanyak 2.258.990 orang dan laki-laki 1.157.703 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)