medcom.id, Jakarta: Budi Utomo atau dikenal Cak Budi sementara ini tidak mau menerima donasi. Karena uang donasi, ia dituduh macam-macam.
Tetapi, Cak Budi tidak akan berhenti membantu masyarakat susah. Ia akan menggunakan uang pribadi. Cak Budi bahkan berencana menjual mobil satu-satunya, Toyota Innova.
"Saya akan terus membantu orang meski tanpa donasi. Dulu juga saya membantu dengan uang saya sendiri," kata Cak Budi kepada Metrotvnews.com, Selasa 2 Mei 2017.
Cak Budi cukup lama merasakan asam garam kehidupan. Ia tidak bisa menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas. Cak Budi pernah menjadi sopir truk dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Cak Budi sering mabuk. Suatu saat, seperti ia ceritakan dalam program Kick Andy di Metro TV, Cak Budi bertemu teman semasa sekolah menengah pertama. Orang itu bercerita bahwa kehidupan di dunia hanya sementara, yang kekal di akhirat.
Cak Budi dan istri bersama warga tidak mampu. Foto: MI/Bagus Suryo
Cerita itu menjadi titik balik Cak Budi. Ia bertaubat. Tidak hanya itu, Cak Budi juga tergerak menolong masyarakat susah. Soal bantu-membantu, orang tua sudah mengajarkan sejak Cak Budi kecil.
Pria asal Malang, Jawa Timur, itu mengaku aktif menolong masyarakat susah setahun terakhir. Cak Budi mendokumentasikan kegiatannya dan ia unggah di media sosial Instagram cakbudi_.
Tak perlu waktu lama, Cak Budi eksis di dunia maya. Ia mulai diundang menjadi narasumber, diwawancarai media. Dari situ, Cak Budi menerima banyak donasi untuk disalurkan ke masyarakat susah.
Jalan tidak selalu mulus. Akun media sosial ada yang menyudutkan Cak Budi, menyinggung kehidupan pribadinya, bahkan ada yang bikin gosip Cak Budi akan kawin lagi dan pesta pora menggunakan uang donasi.
Cak Budi tidak kuat menahan emosi saat salah satu akun Instagram mengirim pesan langsung ke akun cakbudi_. Menurut Cak Budi, pesan itu menuduhnya memanipulasi uang donasi.
"Saya ini sudah keliling Indonesia membantu orang banyak, capek saya, tapi dia kan tidak tahu. Saya korban materi, ya, saya marah lah dibilang begitu," ujar Cak Budi menanggapi tudingan ia memanipulasi donasi.
Saat hadir sebagai bintang tamu di salah televisi swasta, Cak Budi bertemu manajemen kitabisa.com dan menyarankan Cak Budi terbuka ke publik soal pengelolaan donasi.
Cak Budi dan istri bersama warga tidak mampu. Foto: MI/Bagus Suryo
Cak Budi pun mengaku membeli mobil baru merek Toyota Fortuner dan telepon genggam baru seri iPhone 7 dengan uang donasi. Pengakuan itu membangun serangan ke Cak Budi melalui media sosial semakin menjadi-jadi.
Harga mobil lebih dari Rp400 juta. Sedangkan telepon genggam, ia menukar telepon lamanya dengan iPhone 7 ditambah uang sekira Rp3 juta. "Itu semua untuk operasional memberikan bantuan, bukan untuk jalan-jalan."
Karena ia dituduh menyelewengkan uang donasi, Cak Budi memutuskan menjual mobil dan iPhone 7. Seluruh uang donasi yang jumlahnya Rp560 juta, serta uang hasil penjualan mobil dan iPhone 7 ia serahkan ke Aksi Cepat Tanggap (ACT), lembaga nirlaba.
Ia menyebut, donasi yang masuk ke rekeningnya mencapai Rp1,2 miliar. Selanjutnya, uang itu akan dikelola ACT. Cak Budi menutup pintu donasi. Kerja sama pengumpulan donasi dengan kitabisa.com juga dihentikan.
Siap Tanggung Jawab
Cak Budi memang sempat berpikir donasi akan jadi masalah kalau tidak dikelola dengan benar. Sambil jalan, ia hanya melaporkan penyaluran donasi melalui Isntagram.
Cak Budi yakin selama ini ia dan istri amanah dengan menyerahkan donasi kepada masyarakat yang membutuhkan. Soal mobil baru dan iPhone 7, menurut Cak Budi, itu 100% untuk menunjang kegiatannya.
Belakangan, donasi melalui Cak Budi jadi polemik. Cak Budi siap bertanggung jawab, termasuk kalau dipanggil Kementerian Sosial dan polisi.
"Saya bicara ke istri bahwa kita di jalan yang benar, mau berapa pun orang yang nyinyir. Istri saya juga mau terus berbuat baik. Saya kan dari awal bukan mau pujian, tetapi membantu orang susah," katanya.
Dari masalah ini, Cak Budi juga mendapatkan pelajaran. Selama ini, ia menilai semua orang baik, ternyata tidak begitu. "Saya harus lebih hati-hati, karena orang suka dan tidak suka ternyata lebih banyak yang tidak suka."
medcom.id, Jakarta: Budi Utomo atau dikenal Cak Budi sementara ini tidak mau menerima donasi. Karena uang donasi, ia dituduh macam-macam.
Tetapi, Cak Budi tidak akan berhenti membantu masyarakat susah. Ia akan menggunakan uang pribadi. Cak Budi bahkan berencana menjual mobil satu-satunya, Toyota Innova.
"Saya akan terus membantu orang meski tanpa donasi. Dulu juga saya membantu dengan uang saya sendiri," kata Cak Budi kepada
Metrotvnews.com, Selasa 2 Mei 2017.
Cak Budi cukup lama merasakan asam garam kehidupan. Ia tidak bisa menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas. Cak Budi pernah menjadi sopir truk dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Cak Budi sering mabuk. Suatu saat, seperti ia ceritakan dalam program Kick Andy di Metro TV, Cak Budi bertemu teman semasa sekolah menengah pertama. Orang itu bercerita bahwa kehidupan di dunia hanya sementara, yang kekal di akhirat.
Cak Budi dan istri bersama warga tidak mampu. Foto: MI/Bagus Suryo
Cerita itu menjadi titik balik Cak Budi. Ia bertaubat. Tidak hanya itu, Cak Budi juga tergerak menolong masyarakat susah. Soal bantu-membantu, orang tua sudah mengajarkan sejak Cak Budi kecil.
Pria asal Malang, Jawa Timur, itu mengaku aktif menolong masyarakat susah setahun terakhir. Cak Budi mendokumentasikan kegiatannya dan ia unggah di media sosial Instagram cakbudi_.
Tak perlu waktu lama, Cak Budi eksis di dunia maya. Ia mulai diundang menjadi narasumber, diwawancarai media. Dari situ, Cak Budi menerima banyak donasi untuk disalurkan ke masyarakat susah.
Jalan tidak selalu mulus. Akun media sosial ada yang menyudutkan Cak Budi, menyinggung kehidupan pribadinya, bahkan ada yang bikin gosip Cak Budi akan kawin lagi dan pesta pora menggunakan uang donasi.
Cak Budi tidak kuat menahan emosi saat salah satu akun Instagram mengirim pesan langsung ke akun cakbudi_. Menurut Cak Budi, pesan itu menuduhnya memanipulasi uang donasi.
"Saya ini sudah keliling Indonesia membantu orang banyak, capek saya, tapi dia kan tidak tahu. Saya korban materi, ya, saya marah lah dibilang begitu," ujar Cak Budi menanggapi tudingan ia memanipulasi donasi.
Saat hadir sebagai bintang tamu di salah televisi swasta, Cak Budi bertemu manajemen kitabisa.com dan menyarankan Cak Budi terbuka ke publik soal pengelolaan donasi.
Cak Budi dan istri bersama warga tidak mampu. Foto: MI/Bagus Suryo
Cak Budi pun mengaku membeli mobil baru merek Toyota Fortuner dan telepon genggam baru seri iPhone 7 dengan uang donasi. Pengakuan itu membangun serangan ke Cak Budi melalui media sosial semakin menjadi-jadi.
Harga mobil lebih dari Rp400 juta. Sedangkan telepon genggam, ia menukar telepon lamanya dengan iPhone 7 ditambah uang sekira Rp3 juta. "Itu semua untuk operasional memberikan bantuan, bukan untuk jalan-jalan."
Karena ia dituduh menyelewengkan uang donasi, Cak Budi memutuskan menjual mobil dan iPhone 7. Seluruh uang donasi yang jumlahnya Rp560 juta, serta uang hasil penjualan mobil dan iPhone 7 ia serahkan ke Aksi Cepat Tanggap (ACT), lembaga nirlaba.
Ia menyebut, donasi yang masuk ke rekeningnya mencapai Rp1,2 miliar. Selanjutnya, uang itu akan dikelola ACT. Cak Budi menutup pintu donasi. Kerja sama pengumpulan donasi dengan kitabisa.com juga dihentikan.
Siap Tanggung Jawab
Cak Budi memang sempat berpikir donasi akan jadi masalah kalau tidak dikelola dengan benar. Sambil jalan, ia hanya melaporkan penyaluran donasi melalui Isntagram.
Cak Budi yakin selama ini ia dan istri amanah dengan menyerahkan donasi kepada masyarakat yang membutuhkan. Soal mobil baru dan iPhone 7, menurut Cak Budi, itu 100% untuk menunjang kegiatannya.
Belakangan, donasi melalui Cak Budi jadi polemik. Cak Budi siap bertanggung jawab, termasuk kalau dipanggil Kementerian Sosial dan polisi.
"Saya bicara ke istri bahwa kita di jalan yang benar, mau berapa pun orang yang nyinyir. Istri saya juga mau terus berbuat baik. Saya kan dari awal bukan mau pujian, tetapi membantu orang susah," katanya.
Dari masalah ini, Cak Budi juga mendapatkan pelajaran. Selama ini, ia menilai semua orang baik, ternyata tidak begitu. "Saya harus lebih hati-hati, karena orang suka dan tidak suka ternyata lebih banyak yang tidak suka."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)