medcom.id, Madinah: Kepala Daerah Kerja Madinah, Amin Handoyo, meminta petugas katering selalu memastikan katering yang dibagikan kepada jemaah layak konsumsi dan tidak basi. Jemaah juga diminta menjaga kebersihan.
"Makanan yang sudah diterima atau dibuka segera dimakan sesuai dengan ketentuan," kata Amin dalam surat imbauan tertulis yang dikeluarkan Rabu 27 September 2017.
Dalam boks makanan katering yang dibagikan tertera agar makanan segera disantap maksimal dua jam dari waktu dibagikan. Selain itu, Amin meminta jemaah haji berhati-hati membeli makanan di luar.
Imbauan ini dikeluarkan setelah sebelumnya 65 jemaah haji Indonesia Kloter 55 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 55) mengalami diare usai makan siang. Awalnya, ada 45 jemaah mengalami diare pada Minggu 24 September. Kemudian, disusul 20 jemaah lainnya mengeluh hal sama keesokan harinya.
“Mereka sudah ditangani oleh dokter, baik dokter kloter, TGC sektor satu, dokter KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia) Madinah, maupun dokter Rumah Sakit Arab Saudi di Madinah,” kata Amin.
Mengenai penyebab diare, Amin belum bisa memastikan apakah berasal dari makanan katering atau makanan lainnya. Sebab, kata Amin, faktor penyebab diare sangat banyak.
Sempat beredar kabar jemaah mengalami diare setelah mengkonsumsi makanan dari penyedia katering yang dikontrak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Akan hal ini, Amin mengatakan katering JKG 55 disediakan oleh perusahaan Ad-Dakhil (Black Stone). Namun demikian, Ad-Dahil tidak hanya menyediakan makanan katering untuk satu kloter.
“Hari itu, Ad-Dakhil mendistribusikan makanan kepada 12 kloter atau berkisar 4.000-5.000 orang, termasuk 389 orang JKG 55 dan 193 orang JKG 52 yang tinggal di hotel yang sama,” kata Amin.
Menurut Amin, pola makan yang tidak tepat juga bisa jadi penyebab diare. Misalnya, saat dibagikan, makanan tidak langsung dikonsumsi dalam rentang waktu yang cukup lama.
Faktor lingkungan juga bisa menjadi penyebabnya. Apalagi selama di Madinah jemaah Indonesia tinggal dengan jemaah dari negara lain dalam satu hotel yang berbeda kultur kehidupannya.
Sesuai dengan prosedur, Amin memastikan kalau sebelum dibagikan kepada jemaah, makanan sudah dites kelayakannya oleh pengawas katering. Tidak sekadar mengetes, petugas ikut mengonsumsi paket katering.
“Tim Katering Daker Madinah sudah mengecek makanan. Simpulan sementara, katering layak makan saat didistribusikan ke jemaah,” tuturnya.
Kasie KKHI Madinah, Edy Supriyatna, mengatakan jemaah dari Kloter JKG 55 positif diare bukan muntaber seperti dilaporkan Tim Pemandu Haji Daerah Kloter JKG 55.
medcom.id, Madinah: Kepala Daerah Kerja Madinah, Amin Handoyo, meminta petugas katering selalu memastikan katering yang dibagikan kepada jemaah layak konsumsi dan tidak basi. Jemaah juga diminta menjaga kebersihan.
"Makanan yang sudah diterima atau dibuka segera dimakan sesuai dengan ketentuan," kata Amin dalam surat imbauan tertulis yang dikeluarkan Rabu 27 September 2017.
Dalam boks makanan katering yang dibagikan tertera agar makanan segera disantap maksimal dua jam dari waktu dibagikan. Selain itu, Amin meminta jemaah haji berhati-hati membeli makanan di luar.
Imbauan ini dikeluarkan setelah sebelumnya 65 jemaah haji Indonesia Kloter 55 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 55) mengalami diare usai makan siang. Awalnya, ada 45 jemaah mengalami diare pada Minggu 24 September. Kemudian, disusul 20 jemaah lainnya mengeluh hal sama keesokan harinya.
“Mereka sudah ditangani oleh dokter, baik dokter kloter, TGC sektor satu, dokter KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia) Madinah, maupun dokter Rumah Sakit Arab Saudi di Madinah,” kata Amin.
Mengenai penyebab diare, Amin belum bisa memastikan apakah berasal dari makanan katering atau makanan lainnya. Sebab, kata Amin, faktor penyebab diare sangat banyak.
Sempat beredar kabar jemaah mengalami diare setelah mengkonsumsi makanan dari penyedia katering yang dikontrak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Akan hal ini, Amin mengatakan katering JKG 55 disediakan oleh perusahaan Ad-Dakhil (Black Stone). Namun demikian, Ad-Dahil tidak hanya menyediakan makanan katering untuk satu kloter.
“Hari itu, Ad-Dakhil mendistribusikan makanan kepada 12 kloter atau berkisar 4.000-5.000 orang, termasuk 389 orang JKG 55 dan 193 orang JKG 52 yang tinggal di hotel yang sama,” kata Amin.
Menurut Amin, pola makan yang tidak tepat juga bisa jadi penyebab diare. Misalnya, saat dibagikan, makanan tidak langsung dikonsumsi dalam rentang waktu yang cukup lama.
Faktor lingkungan juga bisa menjadi penyebabnya. Apalagi selama di Madinah jemaah Indonesia tinggal dengan jemaah dari negara lain dalam satu hotel yang berbeda kultur kehidupannya.
Sesuai dengan prosedur, Amin memastikan kalau sebelum dibagikan kepada jemaah, makanan sudah dites kelayakannya oleh pengawas katering. Tidak sekadar mengetes, petugas ikut mengonsumsi paket katering.
“Tim Katering Daker Madinah sudah mengecek makanan. Simpulan sementara, katering layak makan saat didistribusikan ke jemaah,” tuturnya.
Kasie KKHI Madinah, Edy Supriyatna, mengatakan jemaah dari Kloter JKG 55 positif diare bukan muntaber seperti dilaporkan Tim Pemandu Haji Daerah Kloter JKG 55.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)