medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang kembali mengingatkan bangsa ini bahwa pemuda dan pemudi Indonesia pada 1928 telah bersumpah kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk bersatu, membangun bangsa, dan negara Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Oesman saat memimpin Apel Akbar Pemuda Indonesia Dalam Bingkai Kebhinnekaan. Acara tersebut berlangsung di Anjungan wisata Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin 6 November 2017. Turut hadir Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono, Kapolda Sulawesi Tengah Brigjend Pol Drs Rudy Sufahriadi, dan Ketua DPP KNPI Rifai Darus.
Oesman yang akrab disapa Oso, kemudian bercerita dirinya pernah mengunjungi kota Poso pada 1998 dan 2000. Namun, dua kali kunjungannya itu membuatnya bersedih karena terjadi kerusuhan.
"Kini kita harus bangkit untuk maju dan mengejar ketertinggalan dengan saudara-saudara lain di Indonesia. Untuk itu, kita harus bersatu agar kita bisa membangun," kata Oso.
Menurut Oso, masyarakat harus menjunjung Bhinneka Tunggal Ika. tak boleh lagi ada yang mempersoalkan asal-usul, warna kulit, bentuk rambut, maupun agama seseorang. Sebab, semua orang Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama.
"Agar maju dan sejahtera, para pemuda harus berjuang, tanpa kenal lelah, tanpa rasa malu, jangan takut, dan jangan minder," kata Oso, berpesan.
medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang kembali mengingatkan bangsa ini bahwa pemuda dan pemudi Indonesia pada 1928 telah bersumpah kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk bersatu, membangun bangsa, dan negara Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Oesman saat memimpin Apel Akbar Pemuda Indonesia Dalam Bingkai Kebhinnekaan. Acara tersebut berlangsung di Anjungan wisata Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin 6 November 2017. Turut hadir Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono, Kapolda Sulawesi Tengah Brigjend Pol Drs Rudy Sufahriadi, dan Ketua DPP KNPI Rifai Darus.
Oesman yang akrab disapa Oso, kemudian bercerita dirinya pernah mengunjungi kota Poso pada 1998 dan 2000. Namun, dua kali kunjungannya itu membuatnya bersedih karena terjadi kerusuhan.
"Kini kita harus bangkit untuk maju dan mengejar ketertinggalan dengan saudara-saudara lain di Indonesia. Untuk itu, kita harus bersatu agar kita bisa membangun," kata Oso.
Menurut Oso, masyarakat harus menjunjung Bhinneka Tunggal Ika. tak boleh lagi ada yang mempersoalkan asal-usul, warna kulit, bentuk rambut, maupun agama seseorang. Sebab, semua orang Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama.
"Agar maju dan sejahtera, para pemuda harus berjuang, tanpa kenal lelah, tanpa rasa malu, jangan takut, dan jangan minder," kata Oso, berpesan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)