Jakarta: Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan sosialisasi terkait efikasi (kemampuan mencegah penyakit) dan efektivitas vaksin covid-19 ke masyarakat perlu ditingkatkan. Sebab, banyak yang beranggapan efikasi menentukan efektivitas dari penggunaan vaksin covid-19.
"Efikasi yang tinggi itu tidak menjamin effectiveness yang tinggi," kata kata Amin dalam acara Media Group News Summit: Indonesia 2021 (MGN Summit) dengan tema 'Public Health: Vaccine What to Expect?' di Grand Studio Metro TV, Jakarta Barat, Rabu, 27 Januari 2021.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan pemakaian izin darurat atau emergency use authorization (EUA) terhadap vaksin covid-19 produksi Sinovac, Tiongkok. Dikeluarkannya izin salah satunya setelah tercapainya efikasi hingga 65,3 persen.
Amin menjelaskan masyarakat kerap menganggap angka efikasi itu menentukan kekebalan pada suatu penyakit. Padahal, efikasi lebih menggambarkan berapa perbedaan risiko tertular antara orang yang divaksinasi dengan yang tidak.
Amin mencontohkan, masyarakat yang divaksin punya potensi tidak tertular virus atau terlindungi sebanyak 65 persen. Sisanya yang tidak divaksin, punya potensi tertular tinggi.
"Di media sosial ada yang memahami 65 persen (efikasi) itu artinya kalau 100 orang disuntik, 35 orang itu tidak menjadi kebal, padahal bukan itu artinya," ujar Amin.
Di samping itu, dia berharap perbedaan angka efikasi di setiap negara diharapkan tak menjadi sorotan serius. Karena setiap negara punya objek pengujian vaksin dan epidemiologi dari covid-19 tiap wilayah berbeda-beda.
Di sisi lain fase tiga uji klinik terhadap vaksin juga masih dalam proses. Angka efikasi yang beredar sebagai laporan sementara.
"Nilai-nilai efikasi itu belum nilai final, itu baru interm report, laporan sementara dari semuanya belum ada yang berakhir kan uji klinik fase tiganya," kata Amin.
MGN Summit: Indonesia 2021 merupakan sebuah hybrid event. Acara ini menggabungkan konsep off air dan online yang terbagi ke dalam beberapa sesi. Dalam setiap sesinya, hadir beberapa pembicara dari perwakilan pemerintah, pengusaha, akademisi, dan para ahli.
Salah satu elemen penting dari MGN Summit ini adalah paparan hasil survei dari News Research Center (NRC) Media Group News. Survei dilakukan secara nasional di 34 provinsi di Tanah Air. Survei akan menjadi pemantik dalam pembahasan di MGN Summit.
Ada empat hal yang disoroti dalam survei, yakni pemulihan ekonomi, kesehatan masyarakat, energi hijau, dan pariwisata. Di luar empat tema besar itu, MGN Summit juga akan membahas permasalahan terkini, terutama antisipasi dampak gelombang covid-19.
Jakarta: Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan sosialisasi terkait efikasi (kemampuan mencegah penyakit) dan efektivitas vaksin
covid-19 ke masyarakat perlu ditingkatkan. Sebab, banyak yang beranggapan efikasi menentukan efektivitas dari penggunaan vaksin covid-19.
"Efikasi yang tinggi itu tidak menjamin
effectiveness yang tinggi," kata kata Amin dalam acara Media Group News Summit: Indonesia 2021 (
MGN Summit) dengan tema 'Public Health: Vaccine What to Expect?' di Grand Studio Metro TV, Jakarta Barat, Rabu, 27 Januari 2021.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan pemakaian izin darurat atau
emergency use authorization (EUA) terhadap vaksin covid-19 produksi Sinovac, Tiongkok. Dikeluarkannya izin salah satunya setelah tercapainya efikasi hingga 65,3 persen.
Amin menjelaskan masyarakat kerap menganggap angka efikasi itu menentukan kekebalan pada suatu penyakit. Padahal, efikasi lebih menggambarkan berapa perbedaan risiko tertular antara orang yang divaksinasi dengan yang tidak.
Amin mencontohkan, masyarakat yang divaksin punya potensi tidak tertular virus atau terlindungi sebanyak 65 persen. Sisanya yang tidak divaksin, punya potensi tertular tinggi.
"Di media sosial ada yang memahami 65 persen (efikasi) itu artinya kalau 100 orang disuntik, 35 orang itu tidak menjadi kebal, padahal bukan itu artinya," ujar Amin.
Di samping itu, dia berharap perbedaan angka efikasi di setiap negara diharapkan tak menjadi sorotan serius. Karena setiap negara punya objek pengujian vaksin dan epidemiologi dari covid-19 tiap wilayah berbeda-beda.
Di sisi lain fase tiga uji klinik terhadap vaksin juga masih dalam proses. Angka efikasi yang beredar sebagai laporan sementara.
"Nilai-nilai efikasi itu belum nilai final, itu baru interm report, laporan sementara dari semuanya belum ada yang berakhir kan uji klinik fase tiganya," kata Amin.
MGN Summit: Indonesia 2021 merupakan sebuah
hybrid event. Acara ini menggabungkan konsep
off air dan online yang terbagi ke dalam beberapa sesi. Dalam setiap sesinya, hadir beberapa pembicara dari perwakilan pemerintah, pengusaha, akademisi, dan para ahli.
Salah satu elemen penting dari MGN Summit ini adalah paparan hasil survei dari News Research Center (NRC) Media Group News. Survei dilakukan secara nasional di 34 provinsi di Tanah Air. Survei akan menjadi pemantik dalam pembahasan di MGN Summit.
Ada empat hal yang disoroti dalam survei, yakni pemulihan ekonomi, kesehatan masyarakat, energi hijau, dan pariwisata. Di luar empat tema besar itu, MGN Summit juga akan membahas permasalahan terkini, terutama antisipasi dampak gelombang covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)