Jakarta: Kabar meninggalnya Nunuk Nuraini, sang peracik bumbu Indomie, membuat banyak orang khususnya para pecinta mi instan merasa kehilangan. Sosok Nunuk Nuraini begitu dihargai karena warisannya yang hingga saat ini masih bisa dinikmati oleh banyak generasi.
Gubernur Jawa Barat, Ridwal Kamil pun merupakan salah satu orang yang mengagumi Nunuk. Tak hanya itu, bagi Kang Emil, ibu Nunuk layak disebut sebagai pahlawan, terutama bagi para mahasiswa ataupun anak indekos.
“Coba anak-anak mahasiswa, ucapkan terima kasih dan doa yang baik untuk ibu Nunuk, sosok pahlawan bagi anak-anak kos, terutama jika akhir bulan. Hidup Unpad,” tulis Ridwan Kamil di akun Instagramnya beberapa tahun lalu.
Pernyataan Kang Emil sepertinya tidak terlalu berlebihan. Pasalnya, hampir semua orang yang mengenyam pendidikan atau bekerja jauh dari kampung halaman akan merasa tertolong dengan keberadaan Indomie. Khususnya, saat sudah memasuki tanggal tua.
Hal inilah yang membuat produk Indomie begitu dekat dengan masyarakat Indonesia dan disukai semua kalangan. Nunuk merupakan lulusan Universitas Padjajaran, Bandung, angkatan 1980. Di universitas tersebut, ia mengambil jurusan Teknologi Pangan.
Berkat tangan dinginnya meracik bumbu, Indomie tidak hanya menjadi mi instan nomor satu di Indonesia, namun juga populer di luar negeri. Indomie bahkan diekspor ke lebih dari 60 negara di dunia. Pasar ekspor utama Indofood adalah Australia, Irak, Papua Nugini, Hong Kong, Timor Leste, Yordania, Arab Saudi, Amerika Serikat, Selandia Baru, Nigeria, dan Taiwan.
Jakarta: Kabar meninggalnya
Nunuk Nuraini, sang peracik bumbu
Indomie, membuat banyak orang khususnya para pecinta mi instan merasa kehilangan. Sosok Nunuk Nuraini begitu dihargai karena warisannya yang hingga saat ini masih bisa dinikmati oleh banyak generasi.
Gubernur Jawa Barat,
Ridwal Kamil pun merupakan salah satu orang yang mengagumi Nunuk. Tak hanya itu, bagi Kang Emil, ibu Nunuk layak disebut sebagai pahlawan, terutama bagi para mahasiswa ataupun anak indekos.
“Coba anak-anak mahasiswa, ucapkan terima kasih dan doa yang baik untuk ibu Nunuk, sosok pahlawan bagi anak-anak kos, terutama jika akhir bulan. Hidup Unpad,” tulis Ridwan Kamil di akun Instagramnya beberapa tahun lalu.
Pernyataan Kang Emil sepertinya tidak terlalu berlebihan. Pasalnya, hampir semua orang yang mengenyam pendidikan atau bekerja jauh dari kampung halaman akan merasa tertolong dengan keberadaan Indomie. Khususnya, saat sudah memasuki tanggal tua.
Hal inilah yang membuat produk Indomie begitu dekat dengan masyarakat Indonesia dan disukai semua kalangan. Nunuk merupakan lulusan Universitas Padjajaran, Bandung, angkatan 1980. Di universitas tersebut, ia mengambil jurusan Teknologi Pangan.
Berkat tangan dinginnya meracik bumbu, Indomie tidak hanya menjadi mi instan nomor satu di Indonesia, namun juga populer di luar negeri. Indomie bahkan diekspor ke lebih dari 60 negara di dunia. Pasar ekspor utama Indofood adalah Australia, Irak, Papua Nugini, Hong Kong, Timor Leste, Yordania, Arab Saudi, Amerika Serikat, Selandia Baru, Nigeria, dan Taiwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)