Jakarta: Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyampaikan nilai Cycle Threshold (CT) pada tes polymerase chain reaction (PCR) tak dapat dipakai menentukan derajat keparahan gejala covid-19. CT juga bukan petunjuk indikasi kesembuhan.
"Banyak orang yang memahami bahwa nilai CT tinggi itu berarti aman, sebentar lagi sembuh, salah besar," ujar Panel Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Budiman Bela dalam diskusi virtual, Selasa, 22 Februari 2022.
Ia menjelaskan nilai CT yang tinggi bisa terjadi pada saat tahap awal dan infeksi. Kemudian, nilai CT bisa menjadi turun. Menurut dia, bila hasil tes PCR positif maka pasien harus tetap berhati-hati meski nilai CT tinggi dan segera melapor ke puskesmas setempat.
"Ingat, kalau sekarang tidak sesak, jangan kira nanti tidak bisa berkembang jadi sesak. Atau kalau tidak pernah sesak, jangan kira itu tidak bahaya, bisa saja happy hypoxia, pasien tidak tahu bahwa dia sedang sesak," jelas dia.
Baca: Kasus Covid-19 di Jawa dan Bali Telah Melewati Puncak
Ia juga meminta masyarakat juga tetap waspada dengan hasil tes PCR negatif. Ia menyebut hasil tes PCR tidak 100 persen akurat. Disiplin protokol kesehatan penting agar tidak terpapar covid-19.
"Sebagus-bagusnya hasil pemeriksaan, hasil pemeriksaan tersebut tidak 100 persen akurat, masih di sekitar 95 persen, berarti masih ada lima persen yang berpotensi terjadi kenapa-kenapa," papar dia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan tidak ada tes PCR yang hasilnya 100 persen sempurna. Sensitivitas maupun spesifikasinya berkisar 95-99 persen.
"Jadi kalau tes kita kemarin sampai 500.000, sehari ada 5.000 yang bisa 'missed'," ujar dia.
Dia mengatakan tidak ada tes PCR di manapun di dunia yang tingkat akurasinya 100 persen. Kementerian Kesehatan telah mengizinkan melakukan tes pembanding.
Jakarta: Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyampaikan nilai
Cycle Threshold (CT) pada tes
polymerase chain reaction (
PCR) tak dapat dipakai menentukan derajat keparahan gejala
covid-19. CT juga bukan petunjuk indikasi kesembuhan.
"Banyak orang yang memahami bahwa nilai CT tinggi itu berarti aman, sebentar lagi sembuh, salah besar," ujar Panel Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Budiman Bela dalam diskusi virtual, Selasa, 22 Februari 2022.
Ia menjelaskan nilai CT yang tinggi bisa terjadi pada saat tahap awal dan infeksi. Kemudian, nilai CT bisa menjadi turun. Menurut dia, bila hasil tes PCR positif maka pasien harus tetap berhati-hati meski nilai CT tinggi dan segera melapor ke puskesmas setempat.
"Ingat, kalau sekarang tidak sesak, jangan kira nanti tidak bisa berkembang jadi sesak. Atau kalau tidak pernah sesak, jangan kira itu tidak bahaya, bisa saja happy hypoxia, pasien tidak tahu bahwa dia sedang sesak," jelas dia.
Baca:
Kasus Covid-19 di Jawa dan Bali Telah Melewati Puncak
Ia juga meminta masyarakat juga tetap waspada dengan hasil tes PCR negatif. Ia menyebut hasil tes PCR tidak 100 persen akurat. Disiplin
protokol kesehatan penting agar tidak terpapar covid-19.
"Sebagus-bagusnya hasil pemeriksaan, hasil pemeriksaan tersebut tidak 100 persen akurat, masih di sekitar 95 persen, berarti masih ada lima persen yang berpotensi terjadi kenapa-kenapa," papar dia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan tidak ada tes PCR yang hasilnya 100 persen sempurna. Sensitivitas maupun spesifikasinya berkisar 95-99 persen.
"Jadi kalau tes kita kemarin sampai 500.000, sehari ada 5.000 yang bisa 'missed'," ujar dia.
Dia mengatakan tidak ada tes PCR di manapun di dunia yang tingkat akurasinya 100 persen. Kementerian Kesehatan telah mengizinkan melakukan tes pembanding.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)